#21 – Lari

#21 – Lari

#21 – Lari

‘Permisi…. Permisi… Numpang lewat.’ Aku pun berlari menerobos orang-orang di depanku. Aku harus buru-buru. Itu yang aku tahu. Kalau tidak bahaya.

‘Permisi!’ Aku berusaha mendahului sepasang kekasih yang sedang bergandengan tangan di depanku kali ini. Mereka seakan tak mendengar ucapanku barusan. Masih saja mereka berjalan biasa dan bergandengan tangan.

Kalau saja kanan kirinya tak ada tembok penghalang itu, sudah pasti aku terobos dari arah sana. Huft.. Batinku. Kesal karena mereka. Aku pun berteriak.

‘PERMISI! Tolong ya liat-liat keadaan kalau mau pacaran! Jangan ngambil semuanya. Orang juga pada mau jalan.’ Kedua orang itu berpaling melihatku dan langsung melepaskan genggaman tangannya.

Beberapa orang lain juga melihatku karena teriakanku tadi. Tapi karena aku sedang terburu-buru, aku langsung berlari tak menghiraukan tatapan mereka.

Peluh mulai berjatuhan di kedua pipiku. Bukanlah hal mudah bagi orang berbadan besar sepertiku menerobos dan berlari-lari seperti tadi. Tapi ini semua harus kulakukan.

Rasanya aku sudah berlari cukup lama, namun tujuanku masih jauh juga. Belum sampai juga diriku. Aku harus segera sampai. Itu yang ada di benakku.

Kenapa ya. Kalau lagi ada perlu sepertinya ada saja halangan. Daritadi aku selalu saja mendapatkan halangan. Setelah sepasang kekasih yang tadi kutemui, sekarang seorang nenek yang sudah renta berjalan di depanku. Dengan bantuan tongkatnya, dia berjalan perlahan, aku tahu dia sendiri sudah kesulitan melangkah.

Tapi…
Ini keadaan darurat. Apapun yang terjadi, aku harus segera sampai kos. Aku pun melirik kiri dan kananku. Ah… Aku bisa lewat situ. Lebih sempit memang. Tapi pasti bisa aku terobos.

Aku pun segera berbelok ke kiri. Melewati sebuah gang kecil yang selama ini memang tak pernah kulalui, tapi aku tahu mengarah ke kosku. Jalan yang kecil membuatku tidak lagi berlari secepat sebelumnya. Aku berjalan cepat.

Ujung jalan sudah terlihat dan dari ujung ini kosku sudah dekat. Aku pun bergegas melangkah. Sudah mendekati waktunya ini. Aku pun segera mempercepat langkahku begitu aku tiba di ujung jalan.

Begitu tiba di depan kosku, segera aku berlari menuju kamar. Melempar tas dan jaketku ke atas kasur. Tak peduli lagi dengan kekacauan yang kuperbuat barusan.

Akhirnya….. Aku pun bernafas lega. Hajat yang telah kutahan sejak turun dari bus tadi bisa kusalurkan. Bahaya kan kalau tadi kejadian di tengah jalan.

Ryan
060413 1607

43 Comments

  • duniaely

    tak kira kamu nih 😛

    • hehehehe. masa aku sih mba

  • oooo.. maksud nya itu? oooo….
    [haaa -menghela napas- kirain apaan?]
    jadi sudah lega sekarang?

    • hahahaha…
      bukan aku kok…
      temen pas kemarin yang gak tahan… jadi nulis dah. 🙂

      Asmie pernah ngalamin gak?

      • pernah sie.. manusiawi tho?
        tergantung cara menanganinya saja 😀

      • iya. manusiawi. 😛

  • haha. harusnya sambil lari itu teriak. “awas air panas!” 😀

    • hahahaha… bener juga tuh… :d

    • hehehehe… ikhlas ya mas?
      kalau ndak ikhlas gimana dong?

      • Keren loh, menyampaikannya.

      • makasih mas.

    • makasih bro.

    • aduh…
      siapa yang jatuh tuh…

  • kebelet bisa jd dramatis ya ^^

    • hehehehe. 😀

  • hahaha…. nice story..
    saya kira istri mao melahirkan,rupanya ….

    • hehehe…
      belum merit tokohnya mas.

      • ooo….belum merit itu disebut “jomblo ya…?? atau jemblem…
        hehehe…

      • jomblo boleh. jemblem boleh. 😀

      • guyon lho,mas…
        jemblem itu kalau di sini nama makanan,adonannya persis kayak bikin donat hanya bentuknya bulat dalamnya diisi kelapa parut +gula terus digoreng…

      • hehehe…
        tahu kalau soal guyon. tapi gak tahu soal jemblem tadi tak kira cuma asbut dari jomblo aja.
        baru tahu kalau itu makanan… :d
        di daerah mana itu mas?

      • di negeri saya yang kaya raya ini ya…hahaha…di eropa kayaknya gak ada….tp gak tahu juga yaa soale blm pernah ngimpi ke eropa..hehehe

      • kalau masalah eropa mah kita tanya ke Mba El aja deh. 😀 saya juga kurang tahu sih mas.

      • setubuh…eh setuju,mas….

  • yaelah om,,dikira teh mau ngapain yah
    udah serius aku bacanya ,,hee

    • hehehehehe…
      makasih ya dah baca

  • Hahaha,, mas Ryan kalau nulis endingnya suka bikin ngakak deh :DD

    • ngakak aja apa ngakak guling2an? 😀
      makasih ya dah baca.

      • Ngakak aja, kalau guling2an tar jatoh dari kursi :p

      • ooo… kirain bacanya lagi di jalan. jadi tadi bayanginnya guling2 di jalan… 😛

  • masih beruntung bisa lari ryan. wuah klo aku yang ada malah keringat dingin keluar, jalan malah kayak liliput. ah moga gak terulang lagi kejadian ini mendadak punya hajat, sakit.

    • kalau kejadian beneran ke saya sih sptnya sama spt mba… gak bisa tahan. 😀

  • lari? capeeeeeeee………..

    • ya udah… yisha ngesot juga boleh kok. 😛

  • adegannya ckup dramatis.. 😆

    • kenapa bro?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

[Adv] 5 Hal Penting Saat Nongkrong

Siapa yang suka nongkrong dengan teman? Rasanya sih hampir semua suka nongkrong seru bareng ya? Apalagi pas weekend. Tempatnya? Di...

Artikel Lainnya
membeli kebahagiaan

Membeli Kebahagiaan

Ternyata oh ternyata… post tentang Membeli Kebahagiaan ini saya bikinnya di blog lama, dan jadi...

Footloose

I been working so hard Keep punching my card Eight hours, for what? Oh, tell...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form