Guest Post kali ini kembali dari Mbak Carolina Ratri. Kali ini tentang cara memanfaatkan media sosial untuk promosi bisnis. Simak yuk caranya gimana?
***
Zaman sekarang, sudah punya bisnis tapi belum mempromosikannya via internet, khususnya di media sosial, kok ya aneh. Saya lihat sih (terutama bisnis punya teman-teman) sudah pada punya media sosial buat bisnis masing-masing ya. Cuma sepertinya masih banyak juga yang kebingungan bagaimana mengelolanya supaya bisa optimal berkontribusi terhadap laju perkembangan bisnisnya.
Cara Memanfaatkan Media Sosial untuk Promosi Bisnis
Well, mungkin trik dari saya ini bisa dipakai. Ambil yang cocok, tinggalkan yang nggak sesuai.
1. Asses your asset
Kumpulkan dan catat, apa yang ingin ditonjolkan dari produk kamu. Bahannyakah? Proses pembuatannyakah? Detailnya yang unikkah? Atau service after selling yang oke?
Daftar semuanya beserta juga produk yang akan kamu jual. Setelah asetnya kamu kenali, sekarang tuliskan juga target customer dan audience kamu. Ini nanti akan menentukan bagaimana ‘suara’ dalam setiap konten media sosial kamu. Kalau perlu petakan demografinya; rentang umur, variasi pekerjaan, tinggal di mana (kota besar, kota kecil, rural), jika bisa ya petakan juga income mereka.
Di sini, kamu sudah menentukan persona calon customer dan audience. Dengan persona ini, kamu nanti akan lebih mudah memasarkan produk.
2. Pasang widget social media sharer
Yang ini sepertinya sudah banyak dilakukan oleh para pengelola web atau blog bisnis ya. But, you know what, menurut data survey dari Hubspot, floating social media sharer cenderung menggenerate more shares lho.
Mengapa begitu?
Hmmm … mungkin dibilang karena mudah ditemukan ya. Kan kita nggak perlu scroll jauh ke atas atau ke bawah kalau mau share. Itu tombol-tombol kan ngikutin aja gitu, kalau kita gerak dari atas ke bawah.
Notes dari Febriyan: Saya menggunakan Pin it Button dan juga Sumome plugin untuk share ini
3. Klaim nama bisnismu di semua media sosial
Nah, ini yang namanya awal nge-branding. Klaim semua nama bisnismu di media-media sosial. Just name it, Twitter, Facebook, Facebook Page, Google+, LinkedIn, Instagram, Pinterest, Line@, Snapchat, Foursquare, dan seterusnya.
Supaya nama bisnismu benar-benar hanya menjadi punyamu sendiri. Lengkap semua dengan foto profil yang memperlihatkan produk yang kamu jual, begitu juga dengan deskripsi ataupun bio.
Kalau kamu bisa mendapatkan semua media sosial atas nama bisnismu, you’re lucky. Kalau ada yang ternyata sudah diambil orang, ya berarti kamu harus menemukan nama alternatifnya. Just make sure nggak terlalu jauh dengan nama bisnis aslinya ya.
4. Manage with tools
Adalah cukup mustahil bisa mengelola begitu banyak akun sekaligus. Tapi kamu bisa memulainya dengan yang menurutmu paling ramai dan potensial dulu. Kalau saya saranin sih, mulailah di Facebook dan Instagram. Keduanya sudah menjadi pasar serba ada yang potensial banget untuk menyebarkan informasi awal.
Dan, juga, agak-agak mustahil juga untuk bisa aktif terus di berbagai media sosial secara bersamaan. So kamu harus minta bantuan pada tools yang sekarang banyak terdapat di dunia marketing online.
Sebut saja, ada Hootsuite, Buffer App, atau Ombaq yang bisa bantu kamu menjadwalkan konten di Facebook dan Twitter. Mungkin kemudian kamu tinggal ngisi-ngisi konten di Instagram. Karena kayaknya Instagram ini agak susah dimasukkan ke tools itu ya, terbukti banyak yang belum bisa men-support Instagram.
Tidak ada jumlah skedul yang pasti sih, semua tergantung pada akun kamu juga. So, manfaatkan waktu untuk mengamati ya. Waktu ramainya kapan, yang paling sering ditanggapi konten apa, dan seterusnya.
Ada yang bilang, untuk Twitter jumlah konten ideal adalah 10 tweet sehari, Facebook 2 status per hari, Google+ satu kali sehari, Instagram dua kali sehari, dan kalau kamu punya blog pribadi, setidaknya bahasan mengenai bisnis atau produk kamu harus muncul di blog setidaknya 2 kali sebulan. Kalau bisnis kamu punya blog sendiri, usahakan untuk meng-update-nya minimal dua kali dalam satu minggu.
Baca juga: Ombaq – 3 Fungsi Sosial Editor
5. Konten!
Nah, sekarang mulai mencari konten yang cocok untuk disebarkan pada para calon customer/follower. Perlu kamu ingat, bahwa mindset bahwa media sosial kamu hanya boleh diisi oleh konten promosi dari bisnis online kamu saja itu adalah salah.
Justru kamu harus juga menambah dengan konten-konten yang lain. Ada aturan sharing konten di Facebook yang tersebar di antara para digital marketers, yaitu 70-20-10.
70% konten kamu harus merupakan konten yang bisa memberikan nilai tambah bagi audience kamu, misalnya tips, quotes, surveys, tapi pastikan harus benar-benar relevan ya.
20% konten kamu seharusnya merupakan konten dari source lain yang kira-kira bisa menarik audience.
Nah, baru deh 10%-nya adalah konten promosional dari bisnis kamu, misalnya update saat ada barang baru, informasi kalau ada sale atau giveaway, dan seterusnya.
Pastikan kita punya konten dulu sebelum mulai berburu followers atau likers. So, start sharing even before you have followers. Biarkan aja nggak ada yang nonton. Beri calon follower alasan untuk mau follow atau like.
Baca juga: Content is The King – Isi Tulisan Yang Dicari dari Blog
Kesimpulan
Nah, itu dia 5 trik awal memanfaatkan media sosial untuk bisnis. Untuk selanjutnya, kamu juga harus mulai networking dengan pebisnis lainnya, juga rajin untuk upgrade skill dan pengetahuan kamu setiap waktu. Karena pertumbuhan teknologi memang sangat pesat. Meleng sedikit saja, maka pasti kamu akan ketinggalan banyak. Nyesel kemudian deh.
Semoga sukses!
Ditulis oleh Carolina Ratri untuk blog Febriyan Lukito
Notes: Terima kasih mbak Carra untuk tulisan cara memanfaatkan media sosial untuk promosi bisnis ini. Memang gak mudah ya menggunakan sosial media untuk promosi. Ternyata triknya pun macem-macem.
Yang penting claim branding dulu ya di medsos. Urusan terurus ato nggak, nanti baru dicarikan jalan keluar..Nice one.. 😀
Hahaaha… emang penting itu mas. biar gak diambil orang
Hajar dulu, urusan belakangan. Hahaha :))))
Saya udah coba promosi lewat FB, tapi belom ada hasilnya, kenapa ya,,
Promo lewat FB nya seperti apa ya? Apakah pakai FB Page atau FB personal sendiri? Bisa email saya detailnya?
Seperti biasanya..mba Carra berisi banget tulisanya
Iya Nay. Doi emang keceh ya kalau nulis.
Makasih ya, Nay 😀
Semoga bermanfaat.
Yeayyy.
Makasih sudah ditayangin 😀
Makasih artikelnya mbak. Gak byk edit. Enak. Hehehe
Tips yang mantep, siap dipraktekin. Bener-bener kudu jeli kalo pengen bangun brand yang oke.
Iya Umami. Ini juga saya masih belum berhasil lakukan. Hahaha
saya pernah bikin bisnis online dan gagal karena tidak bijak memanfaatkanmedia sosial yg ada. hehe. tapi belum kapok sih, 😀
Jangan sampai kapok dong. 😀 Ayo coba lagi dengan yang dikasih mbak Carra.
Ayo, mulai lagi 😀 Kali ini harus lebih bijak 😉
untuk blogger personal kayak saya, rumus 70-20-10 itu berlaku juga ya mas?
Tergantung mbak memposisikan blog mbak sbg apa? Apakah sbg bisnis atau gak.
Kayaknya sih, diterapkan juga bagus 😀
Ini kayaknya ga cuma cocok diterapin ke bisnis produk, tapi gmn ngembangin blog juga ya Mas. Thanks Mba Cara sudah share di sini 😀
As long as we think our blog as out business yes. Tapi banyak yang mau monetasi blog tp gak akui blog sbg bisnis dan akhirnya gak cocok dg cara ini.
Mas rian kalo misalnya nih kita promote suatu produk orang atau satu brand di blog kita trus ternyata di kemudian hari orang/brand itu ternyata nipu atau produknya ga sesuai dg yg diiklankan bgm ya ?
Balik ke tanggung jawabmu sbg media promosi. Kalau aku bakalan
1. Cari permasalahannya dmn. Apakah memang benar si brand itu menipu? Apakah dia ada janjikan X namun ternyata Y? Ini saya dptkan pas kmrn meeting dg fotografer. Dia cerita gmn org Indonesia itu manja kl soal online.
Harga dah jelas dicantumkan. Dan dia dah ok. Beli. Kmdian teriak kena tipu krn di sebelah bs lbh murah. Tgg jwb pembeli (calon pembeli) utk bandingkan sblm beli loh.
2. Setelah tahu permasalahan utamanya dmn, km coba pdkt dg pihak brand dan jg pembeli. Bahas bareng masalahnya dmn. Gimana solusinya.
3. Kl brand memang melakukan penipuan, deketin brand dan sampaikan masalah. Bahas solusi. Brand yang baik akan mikirkan solusi dan cari cara bersama.
4. Jika cara kekeluargaan dah gak berhasil. You can either take the promotion down and then make appology letter.
Itu sih pendapatku ya. Mgkn yang lain punya pemikiran beda. Monggo boleh bahas bareng di sini
Seharusnya itu menjadi tanggung jawab brand/pemilik produk ya. Tapi kalau memang terbukti mereka bersalah, kalau saya sih akan kasih artikel konfirmasi lagi di blog. 🙂
10% saja ya mas konten untuk promosi bisnis, noted deh
Begitulah kira2 mas.