Tentang belajar, termasuk belajar dari kesalahan orang lain. Sejak kecil, saya sudah ditanamkan oleh orang tua untuk selalu: belajar, belajar dan belajar. Menurut alm. papa – yang dengan caranya sendiri, pendidikan itu kunci hidup kita sebagai manusia. Dengan pendidikan (belajar) kita bisa meningkatkan diri kita dari kondisi kita sekarang.
Kalau dulu, saya belajar mengejar ranking di kelas karena ingin sekali mendapatkan program beasiswa – karena saya sadar siapa saya dan orang tua saya dan kondisi keuangan keluarga. Sekarang? Saya belajar untuk terus memperbaiki diri. Selalu belajar, sekalipun dari yang salah.
Hahhh? Belajar dari yang salah?
Saya pribadi percaya, tempat belajar paling bagus itu adalah hidup itu sendiri. Kita bisa belajar dari apa yang telah terjadi dalam hidup kita ataupun belajar dari orang lain.
Selalu Belajar – Permasalahannya Bukan di Belajarnya Melainkan…
Mau gak kitanya belajar?
Iyes, semua selalu dimulai dengan yang namanya niat. Kalau dalam 7 Habits mungkin yang dikenal dengan Begin with the end of Mind. Kalau kita sendiri gak niat untuk belajar, apapun yang dilemparkan, gak akan “dimakan” apalagi “dicerna”.
Niatan ini sangat mempengaruhi apa yang akan kita serap dalam perjalanan hidup. Seringkali niat ini pun terselubung dalam kabut yang namanya “EGO”. Merasa yang paling benar dan tidak perlu lagi belajar dari yang lain.
Yah… pada dasarnya memang setiap orang itu memang egosentrik.
Merasa paling di antara yang lainnya.
Namun… hal inilah juga yang sebenarnya membuat kita sebagai manusia tidak berkembang. Padahal, kita sebagai manusia ini tidak sempurna. Bisa saja salah.
Belajar dari Kesalahan dalam Kehidupan
Namanya salah itu wajar kok. Seperti yang saya sebut di atas, kita ini tidak sempurna. Bisa jadi kita berbuat salah. Demikian juga orang di sekitar kita.
Kita wajib – iya wajib kalau menurut saya – memahami kesalahan yang kita lakukan. Menyadari dan meminta maaf kalau perlu (salah satu dari 3 kata yang jarang diucapkan sekarang ini).
Kemudian…
Jangan Seperti Keledai yang Jatuh dalam Lubang yang Sama Berulang-ulang
Mengulang kembali salah yang sama. Padahal sudah meminta maaf. Namun apa artinya meminta maaf jika akhirnya kita mengulanginya lagi? Tak lebih baik dari keledai yang jatuh pada lubang (kesalahan) yang sama terus menerus.
Belajar dari Kesalahan Orang Lain
Kita pun bisa selalu belajar dari kesalahan orang lain – orang di sekitar kita. Bukan berarti kita mengejek kesalahan itu. Namun, coba memahami – kenapa dia melakukannya.
Apa akibatnya dengan melakukan kesalahan itu?
Apa yang bisa kita lakukan agar tidak melakukan kesalahan yang sama – termasuk kesalahan dalam ngeblog.
Apalagi di era digital seperti sekarang ini, kita bisa belajar dari dunia internet juga kan.
Kita bisa mencari tahu apa saja di mesin pencari. Mau cari tahu tentang apa – tips kesehatan, tips membuat blog, bahkan tips memilih lipstik untuk bibir hitam dan kering pun bisa. Asalkan kita memang mau.
Kita juga bisa memantau dunia sosial media dan belajar dari kejadian apapun yang ada.
Sebut Saja soal Bibit Unggul Kemarin
Dari kejadian yang ramai di twitter kemarin itu, soal “bibit unggul” kita bisa belajar dari dua sisi. Dari sisi selebtwitnya dan juga dari sisi si pengemuka bibit unggul itu.
Apa yang dikatakan selebtwit itu ada benarnya kok. Attitude alias perilaku kita itu sangatlah penting. Di dunia digital begini, HRD seringkali memantau pergerakan calon karyawan di dunia sosial media mereka. Seperti dalam tulisan saya di Trivia – Mulutmu Harimaumu.
Di sisi lain, kita pun juga boleh saja berbangga diri karena sudah merasa “sesuatu” seperti si mbak pencetus bibit unggul itu. Namun… kita juga harus menjaga diri agar tidak terjatuh pada kecongkakan.
Beda tipis antara bangga dan sombong. Ini menurut saya sih.
Hal-hal di atas hanyalah sebagian yang kita bisa pelajari dalam hidup. Belajar dari kehidupan. Belajar dari kesalahan diri sendiri ataupun orang lain.
Kembali Lagi… Semua Tergantung Pada…
Niat.
Maukah kita belajar dari kesalahan orang lain? Jangan orang lain dulu deh. Belajar dari kesalahan diri sendiri saja. Seringkali kita malah enggan mengakui bahwa kita salah. Hingga kemudian membuat brikade sedemikian tinggi untuk membela diri.
Percaya deh, orang lain yang berinteraksi dengan kita pun akan menyadari. Apakah kita orang yang ingin belajar dari kehidupan atau tidak. Apakah kita ini orang yang menyenangkan untuk diajak diskusi dan berteman atau tidak. Karena pada akhirnya….
Semua yang ada dalam hidup kita, good or bad, they happened because of ourselves. Karma – semua itu karena kita sendiri.
Udah ah randoman sore ini. Kalau menurut kamu, penting gak belajar dalam kehidupan ini? Belajar dari kesalahan – diri sendiri ataupun orang lain di sekitar kita?
Setuju sekali dengan artikel ini.
Proses pembelajaran memang tak melulu soal bagaimana mencontoh figur2 yg sudah di atas atau mengejar target tertentu. Kadang proses itu dipercepat dgn menganalisa kesalahan2 di sekitar dan mengambil hikmahnya.
Sepakat mas Darin. Belajar dari yang lain itu malah menyenangkan, menurut saya ya.
Idealnya gitu sih mas. Saya yakin setiap orang pasti mau belajar daei kesalahan – baik itu kesalahannya ataupun kesalahan orang lain. Tapi yaa kan di dalam kehidupan nyata itu kita kerap kali mudah terdistraksi. Jadi, ya kembali lagi deh tergantung pada individunya
Betul mas Zai. Memang kembali ke masing-masing orangnya lagi sih.
Apalagi kalau kita lg dirundung masalah, biasanya jadi gak konsen dan gak dpt pembelajaran apapun (ini sih pengalaman sendiri)
Paling ga, ngetawain kesalahan orangnya di WAG aja sih gpp kalau menurutku.
#ehgimana
Ayo, saling ngingetin aja.
Thats what friends are for.
Ehgimana juga??? hihihihi….
iya. ingetin jg kl ada salah ya mbak.
Tergantung diri masing-masing sih, ada yang mau belajar dari kesalahan ada juga yang enggak.
Ada juga yang gatau kalau dia salah, atau bahkan tau kalau salah terus dikasih tau, dan tetep gamau terima kalau dia salah hahaha… Dan ga bisa maksa juga supaya dia mau menerima kesalahannya.
The show must go on…
Iya mbak Rora. Makanya… awalnya selalu dari niat kan. Niat ini ada di diri sendiri.
Seringnya bro, meskipun sudah tahu kesalahan orang lain dan tahu pelajaran apa yang bisa diambil, kita sendiri ga tahu kalo kita lagi melakukan kesalahan yang sama dengan si orang lain yang mau kita pakai belajar itu.
Iya sih. seringnya gitu ya. gw pun juga pernah lakukan dan kayaknya masih suka gitu juga. gimana ya enaknya masbro biar ngeh gitu.