Tips menulis kali ini adalah artikel Guest Post dari salah satu blogger. Bagus untuk disimak untuk para blogger dalam membuat tulisan. Yuk simak tips menulis sesuai dengan karakter orang Indonesia yang malas membaca ini.
Sudah sering kita menjumpai karakter orang yang mengeluarkan kata-kata yang tak pantas dikomentar facebook ketika ada judul artikel kontroversial yang di-share.
Kenapa?
Well, tak lain itu karena kebanyakan dari masyarakat kita cuma baca judul doang dan tidak mau membuka untuk membaca artikel lengkapnya. Budaya seperti ini menjadi salah satu ciri-ciri masyarakat yang minat membacanya masih rendah.
Berdasarkan studi “Most Littered Nation In the World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca (Sumber Kompas.com).
Bahkan Taufiq Ismail pernah menyinggung dalam salah-satu tulisannya mengatakan orang Indonesia “luar biasa sedikit” membaca buku. Tak heran, industri rokok berhasil mengalahkan industri buku dengan telak karena orang Indonesia lebih suka membeli rokok daripada buku.
Febriyan: Sekaarang kebanyakan orang Indonesia, terutama Millennial memang lebih suka nonton video ataupun bersosial media. Kalau mau, boleh tonton video berikut:
Penyebab Kurangnya Minat Baca Masyarakat Indonesia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan minat baca masyarakat Indonesia masih rendah.
1. Kurangnya Kebiasaan Membaca Sejak Dini
Ya, belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini. Role model anak di keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti kebiasaan orang tua.
Jadi secara tidak langsung adanya lingkaran setan di mana kalau orang tuanya tidak suka membaca (tidak membentuk budaya membaca dikeluarga), maka anaknya akan mengikuti kebiasaan orang tuanya.
Jadi, peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan literasi anak.
Biasanya kita sering mendengar kata membaca sebagai hobi, sehingga orang masih menganggap sepele akan pentingnya membaca. Paradigma inilah yang harus diubah untuk menjadikan membaca sebagai kewajiban.
2. Akses ke Fasilitas Pendidikan yang Belum Merata
Selain itu, minimnya kualitas sarana pendidikan juga menjadi faktor kurangnya minat baca di Indonesia.
Sudah menjadi fakta bahwa kita masih melihat banyak anak yang putus sekolah. Sarana pendidikan yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar. Ataupun panjangnya rantai birokrasi dalam dunia pendidikan.
Hal inilah yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia.
3. Produksi Buku di Indonesia
Karena faktor masih kurangnya produksi buku di Indonesia. Hal ini adalah dampak dari:
- Belum berkembangnya penerbit di daerah.
- Insentif bagi produsen buku dirasa belum adil,
- Wajib pajak bagi penulis (yang mendapatkan royalti rendah sehingga memadamkan motivasi mereka untuk melahirkan buku berkualitas).
Efek Kurangnya Minat Baca
Rendahnya minat membaca orang Indonesia secara tidak langsung berdampak pada rendahnya pengunjung blog berbahasa Indonesia. Ini terbukti dari Google Analytics yang di mana tingkat share tidak berbanding lurus dengan jumlah visitor.
Selain itu, tingginya statistik datang dan kemudian pergi (bounce rate) menunjukkan pembaca blog berbahasa Indonesia tidak mau berlama-lama dalam sebuah blog.
Baca juga: Statistik Blog Febriyan 2018 – Banyak Angka dan Istilah
Tentu hal ini harus disikapi serius, karena apa? Budaya seperti ini cukup merugikan semua kalangan. Siapa yang dirugikan?
1. Pemerintah
Indeks Penmbangunan Manusia (IPM) Indonesia akan terjun bebas dikarena hal dasar seperti ini. Selain itu, kampanye anti Hoax percuma dijalankan karena tingkat literasi dasar memprihatikan.
2. Penerbit Buku dan Penulis
Bisnis industri percetakan Indonesia sulit tumbuh, penerbit lebih selektif mengeluarkan buku, dan penulis pun tidak termotivasi untuk menulis akibat minat baca orang Indonesia yang rendah.
3. Blogger
Rendahnya minat membaca orang Indonesia membuat jumlah kunjungan menurun, sehingga jumlah klik Google Adsense pun ikut menurun. Bukan hanya jumlah klik, nilai konversi klik juga ikutan rendah.
Menurut kamu, apakah nilai konversi klik ini ada hubungannya dengan karakter orang Indonesia yang malas membaca?
Tips Menulis Sesuai dengan Karakter Orang Indonesia yang Malas Membaca untuk Blogger
Sebagai blogger, apalagi blogger yang mengandalkan blog sebagai ladang ekonominya, pasti tidak ingin tergulung akibat karakter orang Indonesia yang malas membaca.
Perlu ada siasat khusus agar dapat menyesesuaikan dengan karakternya orang Indonesia. Berikut ini beberapa tips menulis untuk blogger:
1. Persingkat Paragraf Pembuka
Jangan bertele-tele membuat paragraf pembuka, apalagi keluar dari topik. Cukup bahas tentang maksud dan tujuan dari postingan. Malah terkadang banyak orang Indonesia yang melewati paragraf ini, mereka lebih memilih langsung ke poinnya saja.
Loh, tapi kok artikel ini paragraf pembukanya kepanjangan? hehe, karena kamu yang membaca blog ini, saya anggap bukan kelompok orang-orang yang malas membaca.
Febriyan: Saya anggap ini sebagai pujian, terima kasih banyak Mas. Tambahan dari saya:
Paragraf pembuka menarik orang untuk baca dan paragraf berikutnya dibuat singkat-singkat. Biasanya saya set 1 paragraf itu 3 kalimat. Itupun kalimat pendek.
2. Sesuaikan Jumlah Kata
Untuk artikel yang berhubungan dengan tips dan trik, lebih baik tidak menulis hingga lebih dari 500 kata. Jangan biarkan pembaca bosan dengan artikel kita yang tidak ada ujungnya.
Kecuali kamu menulis artikel berbahasa Inggris yang mana target pembacanya adalah negara premium, kamu boleh menulis sepanjang yang kamu mau. Bahkan 500 kata tidaklah cukup.
Baca juga: Cara Membuat Tulisan Viral
3. Gunakan Cara List (Listicle)
Orang Indonesia paling senang dengan yang instant, misalnya kamu menulis artikel tentang tutorial, maka lebih baik membuat daftar langkah-langkahnya dengan singkat dan jelas.
Febriyan: Seperti dalam tulisan ini, yang saya edit ulang dalam bentuk listicle, yang mana memang salah satu poin dalam membuat tulisan viral.
4. Perbanyak Gambar yang Mendukung
Gambar bisa membuat sebuah artikel lebih berwarna dan jelas. Terkadang gambar juga sangat vital perannya dalam sebuah artikel.
Poin ini perlu diprioritaskan, karena masyarakat kita biasanya lebih suka menikmati sebuah gambar ketimbang menghayati artikel di dalamnya.
Baca juga: Mengedit Tulisan Lama – Tambahkan Gambar agar Menarik
5. Jangan Menulis Statistik, Tabel, Apalagi Kurva
Kebanyakan pembaca blog dari Indonesia alergi yang begituan. Tampak sedikit saja angka, langsung mata gatal-gatal. Padahal tidak ada masalahnya, apalagi untuk memperlengkap data dalam artikel.
Hanya saja untuk waktu sekarang ini rasanya belum pas kalau artikel blog berbahasa Indonesia menambahkan data-data seperti itu.
Febriyan: Waduhh… padahal tulisan saya sering memberi tabel, angka dan statistik. Apalagi kalau tulisannya untuk bahas statistik blog.
Tapi poin ini sangat berbeda dengan artikel berbahasa Inggris ya, karena kamu wajib menambah itu kalau target pembaca kamu dari negara premium.
Karena biasanya saya memperbanyak data statistic untuk memenangkan halaman pertama Google. Penjelasannya bisa kamu baca di artikel saya tentang panduan Google Adsense.
Itu 5 Tips Menulis untuk Blogger
Itu saja tips yang saya bagikan, tips ini berdasarkan pengalaman saya menulis. Beberapa artikel dengan gaya penulisan yang berbeda pernah saya bandingkan, dan terbukti gaya artikel di atas lebih efektif ketimbang yang lain.
Dan perlu di-ingat, menulis artikel dengan target orang Indonesia sangat berbeda dengan artikel yang menargetkan negara-negara premium seperti Finlandia, Amerika Serikat, Kanada, dan Jerman.
Tentang Penulis
Artikel ini ditulis oleh Monza Aulia, Seorang blogger yang berprofesi sebagai dokter umum serta wirausahawan.
Selain sebagai dokter, Monza Aulia juga merupakan App developer yang bergerak dalam pembangunan aplikasi berbasis web khusus pemerintah.
Di waktu senggang, Monza Aulia sering sekali menumpahkan buah pikirnya ke dalam bentuk tulisan. Tentu yang ditulis tidak jauh-jauh dari ranah medis dan digital. Beberapa karya Monza pernah dipublish di media massa.
7 Comments
terimakasih untuk tipsnya yang sangat bermanfaat 🙂
Jangan lupa kunjungi website kami
Terima kasih telah berkunjung.
Untuk link website, bisa langsung klik nama ya.
iya juga sih orang indonesia memang minat membacanya rendah banget, tapi mungkin bisa diakali dengan masukin kata-kata di foto. Orang sekitar saya lebih suka baca gambar yang ada tulisannya dibanding tulisan yang tidak dimasukin ke gambar..hehe
Makasih infonya, ini kebetulan saya juga lagi cari ide gimana caranya biar orang yang baca tulisan saya ngga pergi begitu saja.
Betul mbak. bisa diakali dengan format gambar spt yang mbak bilang.
orangnya dikekepin aja terus mbak biar gak ke mana2 gitu. *kidding
salah satunya juga harus menerapkan bagian2 dalam tulisan sih. karena sukaan skimming gitu bacanya. apalagi dari hape.
keren sekali tipsnya…
Harus berterima kasih pada yang menulis ini. makasih banyak ya
Tips yang sangat menarik, berangkat dari kesadaran akan rendahnya minat baca.