Seberapa Penting Menghargai Orang Lain dalam Hidup?

seberapa penting menghargai orang lain

Beberapa waktu lalu, muncul di TL saya tuh banyaknya Youtuber yang melakukan prank terhadap driver ojek online. Mereka melakukan ini untuk video di channel mereka.

Entah apa tujuannya, namun dalam benak saya langsung terlintas, emang mereka gak ada ide lain? Bahkan, salah satu akun di Twitter share kalau ternyata sudah banyak yang lakukan ini.

Saya sendiri sedih sih ngeliatnya. Sebagai pengguna ojol, saya sering ngobrol sama driver dan mendapatkan kalau mereka ini juga sering dapat order fiktif dan berakhir harus menanggung biaya itu oleh mereka sendiri.

Gak jarang juga, mereka harus menggunakan apa yang sudah didapatkan selama seharian penuh untuk nalangin itu. Pertanyaan saya… seberapa penting sih konten ngerjain orang seperti itu sampai gak peduli lagi sama yang dirasakan para driver ojol ini?

Seberapa Penting Konten bagi Seorang Creator Dibanding Menghargai Orang Lain

Jawabannya sih pastinya penting. Namanya juga jadi creator, entah itu di Youtube, Social Media atau Blog. Namun, bukan berarti “kepentingan” ini bisa mengalahkan akal sehat kita sebagai manusia.

Saya sendiri pernah menulis bagaimana sebagai blogger itu gak mudah. Demi konten di blog, kita harus siap lakukan banyak cara. Ya tapi gak sampai ngerjain orang lain.

Bahkan kalau sampai bikin orang lain “celaka” kan?

Sebagai Manusia itu Jauh Lebih Penting daripada Sebagai Content Creator

Kembalikan deh posisi kita. Bukan sebagai content creator semata. Namun sebagai manusia.

Jika misalnya, orang yang kita kenal, yang berprofesi juga sebagai driver ojol, dan mengalami prank oleh yang lain.

Apa reaksi kita sebagai sesama manusia?

Kesel? Sedih? Marah?

Nah, itu juga reaksi mereka yang kena prank dan juga orang-orang di sekitarnya.

Jujur, saya sendiri belum menonton video-video prank itu – dan gak akan pernah nonton sih. Karena saya pribadi gak suka dengan cara seperti itu untuk bikin konten.

Baca juga: Video Rekomendasi

Banyak jalan menuju Roma, demikian juga banyak cara mendapatkan ide konten lainnya. Gak perlu prank sama sekali kalau bisa.

Belajar dari Content Creator Lain: Be Creative

Salah satu content creator yang saya suka adalah Mas Pinot dan istrinya, Mbak Didut. Mereka ini aktif banget share kreativitas mereka di sosial media tanpa harus prank orang lain.

Mereka berdua aktif berbagi karya-karya mereka seperti doodling dan video-video.

Semua itu gak pakai prank orang kok. Namun, karya mereka diakui oleh para netizen.

Kita sebenarnya bisa banget dapat inspirasi dari sekitar kita. Ide-ide dari orang-orang di sekitar seperti yang dishare mas Pinot itu. Kenapa gak bikin seperti itu?

Coba juga deh belajar dari creator luar.

Tidak jarang, mereka itu share konten yang unik dan outside the box. Tapi juga gak ngeprank.

Misalnya, akun IG yang satu ini:

https://www.instagram.com/p/B30YpQZFPmf/

Dia ini banget-banget kreatif dan gak pake prank segala kan? Melihat behind the scene dia, memang gak gampang sih bikinnya.

Atau ini yang bikin para creator enggan mengikuti jejak mereka? Karena sulit? Well… kalau emang itu, saya sih gak bisa berkata apa-apa lagi.

Tanggung Jawab

Saya pribadi, sebagai blogger, selalu merasa punya tanggung jawab ketika share apapun. Baik itu di blog, akun-akun sosmed saya. Jangan sampai apa yang saya share itu merugikan orang lain.

Seperti yang pernah saya tulis di Generasi Anti Hoax beberapa waktu lalu itu. Mengenai berita beasiswa yang saya dapatkan dan sebar tanpa cek dan ricek.

Sejak kejadian itu, saya gak mau jadi salah satu pihak yang termasuk menyebarkan yang gak bener. Apalagi jika saya menulisnya di blog atau share di sosial media yang saya pegang.

Rasanya kok gak enak banget kalau sampai ada apa-apa dari apa yang saya tulis dan share itu. Ini saya pribadi sih… Gak harus juga ngikutin cara saya kan? 😛

Kembali ke Masing-Masing

Memang ujungnya akan selalu kembali ke masing-masing creator aja sih. Apakah mau “diperbudak” oleh konten dan melakukan segala cara ataukah tetap di jalur “idealisme” masing-masing.

Ini juga dimulai dengan

Seberapa penting konten buat kita sendiri…

dan juga untuk apa tujuan kita membuat konten itu sendiri…

Apakah konten itu hanya alat untuk mendapatkan uang ataukah alat untuk membagikan sesuatu yang positif. Sudut pandang ini sih yang menurut saya membedakan creator yang bagus dan biasa saja.

Saya pribadi, lebih memilih tidak post any content kalau konten itu “menjatuhkan orang lain”. Lebih baik saya nulis random seperti ini. Hanya sekadar tulisan untuk pikiran random saya aja. Boleh setuju, boleh juga gak kok.

4 Comments

  • Larass setuju dengan Mas Febryan. Good luck yah…????

    • Toss kita mbak kalau sepakat. Apa kabar mbak? Lama gak nongol di blog.

  • Saya ga pernah suka video prank, pernah liat ada yg hancurin hp baru beli, hancurin kosmetik pacar, trus yg rame skrg ngerjain abang ojol. Ya emang akhirnya diganti, tapi sudah bikin kesel duluan .. coba klo ada yg berani tuntut yg bikin videonya 🙂 .

    • Sama mbak Nel. Kmrn itu lihatnya duh… gak mikir apa itu drivernya kayak gimana? Tiap pulang naik ojol suka ngobrol sm driver. suka duka mereka. eh kena prank kek gitu. 🙁

Bagikan Opinimu Juga

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

liburan anti ribet dengan brimo

Liburan Tanpa Ribet: Semua Ada di BRImo!

Sekarang ini, liburan tuh sudah jadi mudah. Dengan perkembangan teknologi, liburan ke destinasi impian kini bisa lebih mudah dan menyenangkan,...

Artikel Lainnya
living cost in jakarta

Living Cost in Jakarta

How do you measure living cost in Jakarta? By the minimum wages in Jakarta – regulated by government or by...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form