Memang saya tidak beragama Kristiani yang merayakan Paskah. Namun sejak kecil, Paskah memiliki makna tersendiri dalam hidup saya. Banyak kenangan dalam hidup saya terkait dengan Paskah ini.
Pasti tahu dong dengan Telur Paskah. Ya… kenangan saya sih tidak jauh dari sana.
Saya tumbuh di keluarga yang beragama Buddha dengan saudara ayah yang beragama Katholik.
Tante saya ini, yang tinggal di sebelah rumah, sejak saya kecil, suka mengajak saya ke acara-acara lingkungannya. Terutama pada saat Paskah.
Dan saya senang saja ikut. Kenapa? Karena banyak lomba dan hadiahnya. hehehe. Nah lomba paling sering diikuti ya: “Mencari Telur Paskah”. Telur yang sudah direbus dan dihias dengan warna aneka ragam disembunyikan oleh panitia lomba di sekitaran acara lomba.
Dan kami, anak-anak kecil (saat itu saya masih kelas 3 SD kalau tidak salah ingat) diminta mencarinya. Yang paling banyak dapat menemukannya akan mendapatkan hadiah. Hadiahnya berupa alat-alat tulis. Terus telur yang kita dapat, boleh kita makan sepuasnya.
Menangkah saya? Lupa… jujur saya lupa.
Kenangan lainnya terkait Paskah dalam hidup saya adalah kematian Papa. Ya… Papa meninggal menjelang Paskah waktu itu. H-1. Papa yang memang Katholik di keluarga saya, memang sudah sakit keras dan dirawat di rumah sakit kurang lebih semingguan.
Kali itu adalah kali ke-dua papa dirawat di rumah sakit. Setahun sebelumnya juga pernah dirawat dan keluar dari rumah sakit dengan keadaan lebih baik. Penyakit papa yang memang sudah ruwet abis (baca: komplikasi) membuatnya tidak dapat sembuh total. Kemudian saat berikutnya masuk rumah sakit, keadaan sudah semakin gawat.
Hari itu, saya dan kakak perempuan saya pamit pulang ke rumah untuk istirahat setelah menjaga papa dan digantikan oleh kakak laki-laki saya dan mama. Kami semua memang gantian menjaganya. Karena papa itu cerewet. Gak bisa diem. Suster aja semuanya agak kesal karena selang infus dicabut terus, sampai kedua tangannya penuh bekas jarum suntik untuk infus.
Baru saja saya dan kakak tiba di rumah dan sedang membuka pintu pagar, kakak laki-laki saya menelelpon dan meminta kami berdua segera kembali ke rumah sakit. Kami akhirnya langsung berangkat kembali dan ternyata keadaan papa sudah sangat kritis dan sudah dipindah ke ruang khusus. Akhirnya malam itu kami harus merelakan kepergian papa selama-lamanya.
Itulah kenangan Paskah dalam hidup saya. 🙂 Kenangan indah kok… Karenanya kalau menjelang Paskah, saya suka sedih dan mengingat alm. papa. I really miss you Dad. Kangen digangguin tiap malam dengan suara gemerutuk gigi papa. Kangen dibanding-bandingin sama teman kalau kasih hasil ulangan. Miss you…
Happy Easter to you Dad, and also for others who celebrate it.
Foto diambil dari: http://www.prairiegardensadventurefarm.com/Portals/0/photos/Easter/Easter-Eggs.jpg
He smiles reading your post from up there 🙂
thank you mba… 🙂
Happy Easter bro 🙂
Happy Easter Mba El…
Abis baca sulit mau komen apa.. terenyuh sama pengalamannya 🙂
Komen apa aja boleh kok mas. 🙂
Makasih ya sudah baca.
Ikut sedih baca ceritanya Kang. Momen-momen begini memang memberikan kenangan yang tak terlupakan ya.
*maap baru sempat mampir di mari* 🙂
Iya. Kenangan tak terlupakan. 🙂
Gpp. Makasih sudah mampir.
I believe that your dad now is peacefull up there, on His side.. 🙂
Happy easter to all that celebrate it ya… 😀
Jadi inget kalau pas Natalan…meski bukan Katolik (soalnya Pakdheku Katolik), tapi kami selalu datang ke rumahnya. Demikian juga pas Idul Fitri, Pakdhe pasti datang..meski sudah pisah dengan Budhe.
Jadi seru ya mas kayak gitu.
Ha-ah…memang kok.
semoga sejahtera paskah memberi kedamaian di hati selalu. Amin
Amin.
Kenangan indah dan kenangan sedih berbaur menjadi satu. Itu kenangan-kenangan yang gak mungkin terhapus tuh.
Iya mas. Gak akan terhapus.