‘The world is now in your hand…’
Kalimat di atas mungkin dirasa mustahil puluhan tahun silam. Namun kini? Boleh dibilang sudah menjadi kenyataan.
Hampir semua orang kini mampu mengakses data dan berita negara luar dengan sebuah gadget yang dibawa-bawa ke mana saja. Dan juga kini teknologi memungkinkan orang dari belahan benua berbeda tetap berhubungan dengan webcam, skype, YM dan lainnya.
Koneksi/jaringan antar pulau, bahkan antar benua bukan lagi sebuah hal aneh. Bahkan cenderung dicari. Tapi.. Di sisi lain, hampir boleh dikatakan, semua terkukung dalam genggaman tangan yang sama.
Tak peduli tempat dan waktu, banyak yang terfokus pada gadget masing-masing. Di perjalanan pulang, di pertemuan keluarga, dan lainnya. Saya termasuk kok dalam hal ini.
Kemudahan koneksi dalam dunia digital sekarang, serta bertebarannya aplikasi-aplikasi sosial media seperti twitter, facebook, path, dan lainnya memudahkan kita bertemu dengan orang-orang yang tadinya tak mungkin kita temui.
JARAK = 0
Jarak beribu kilometer secara tidak langsung menjadi 0 kilometer – tak ada lagi jarak di antara kita. Ditambah lagi dengan murahnya biaya untuk terhubung dalam dunia digital dibandingkan dengan biaya yang harus dihabiskan untuk tiket pesawat dan lainnya.
Pertukaran informasi pun bertebaran di dunia digital ini tak mengenal benturan bahasa. Jika tak mengerti bahasa yang ada, tinggal menggunakan kamus digital. Setidaknya mengurangi ketidakpahaman hingga 80%.
Inilah era digital. Namun.. Seperti yang saya sebutkan di atas. Selain sisi negatif, terdapat pula sisi negatif dari kemudahan dunia digital ini.
Kita lihat saja misalnya dalam sebuah pertemuan keluarga. Semua anggota memegang gadget masing-masing di tangan dan asik dengan dunianya masing-masing. Bahkan kini, anak SD kelas 1 pun sudah mulai mengenal dunia ini.
Dalam hal ini JARAK = 0 menjadi tak terhingga. Tak jarang, komunikasi yang dulu dilakukan dengan berbicara tatap muka, dilakukan dengan mengirimkan pesan di twitter atau facebook.
Bagaimanakah jika terjadi: ‘CONNECTION ERROR’?
Tak sedikit yang berakhir dengan keheningan. Tak ada yang dapat dibicarakan secara langsung.
ALAT
Sisi negatif ini sebenarnya bukanlah tidak dapat dihindari. Namun… Kembali lagi adalah kepada masing-masing individu yang terlibat. Seperti apakah mereka memanfaatkan dunia digital yang ada dalam hidup.
Satu hal yang perlu diingat dan selalu ditanamkan adalah bahwa gadget dan dunia digital yang ada sekarang ini HANYALAH ALAT.
Ya.. Alat yang dikendalikan oleh masing-masing pribadi yang menggunakannya. Semua di tangan KITA yang menggunakannya.
Jika kita menggunakannya dengan baik, tak ada negatif yang muncul karena kecanduan gadget dan dunia maya itu.
Jadi…
TAKE CONTROL of your LIFE. Jangan sebaliknya. Kendalikan gadget yang ada dalam genggaman Anda sekarang dan juga keluarga Anda.
Cobalah atur waktu keluarga tanpa gadget dalam seminggu. Nikmati kebersamaan tanpa dunia digital ini. Matikan CONNECTION yang telah ON selama beberapa hari.
Janganlah menunjukkan kesalahan pada ALAT. Tapi perbaikilah sikap pengguna.
Ryan
130613 2100
*dalam perjalanan pulang kerja, asik dengan bb*
Selalu kembali ke diri masing-masing ya Mas… 🙂
Iya mas.
memang, semua jd sibuk dengan gadget nya masing2 … 😀
hehehe. tapi kitanya gak kan ya mas?
jujur aja gan, kadang saya jengkel juga sama anak atau ade yg selalu asyik dg HP-nya, gak peduli lagi ngobrol seriuspun…
bagaimana dengan kedua orang tuanya?
harus dilihat lagi sih… apakah mereka juga seperti itu?
justru itu gan, saya dan mamahnya menggunakan hp itu hanya untuk hal hal penting saja…
ya dikasih tahu kang… 🙂
kalau anak masih kecil sih, semua kembali ke ortu kan? didikannya?
*saya belum punya anak jagi kurang gitu tahu*
iya gan untuk yang masih keci masih bisa di atur lain halnya dengan si cikal hehe…..dah susah….
nah gimana ya?
iya, saking tergantungnya kita bahkan bisa mendadak bete klo smartphone habis baterai atau nge-hang
hahahaha iya..
seperti yang pernah saya tulis jadi cerpen. hehehehe
yang mau motret itu? 😀
bukan… yang
bbnya
rusak
ini juga terkait karakter manusianya,
fashionable=ingin selalu mengikuti trend…
fungsionalis=ndak penting bentuk asal fungsi tercapai
latah=tidak punya jtdr, bingung sendiri
cuek=ada ndak ada gadget, life must go on
iya juga ya…
baru aja kepikiran menulis lagi soal fungsi atau tampilan. 🙂
berlebihan itu tidak baik 😀
iya mas. harusnya: ‘yang sedang-sedang saja…’ *tarik mangggg*
hanya ALAT tapi kita jadi sering diperALAT hehe
makanya harus kembali tunjukkan, siapakah TUANnya.
I’m the one who takes control of me…
tapi teknologi mendekatkanku padamu … ya tho? heee…
*bijakbijaklah*
bener… 😀
ya kan selalu ada plus minusnya Asmie. tinggal gimana kita menyikapinya semua
bijak dan cerdas dlm menggunakan perangkat tekhnologi krn spt layaknya kehidupan itu sendiri yg mengharuskan kt utk memilih… mo kekiri ato mo kekanan.. 🙂
sangat setuju mas…
hidup itu pilihan. termasuk menggunakan teknologi dengan bijak atau tidak.
iya khan harus lihat kanan kiri agar tidak nabrak he he he
duh Asmie, dah lihat kanan kiri aja masih nabrak itu kaca depanmu. 😀
mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat 🙂
hahaha iya mas. 🙂