Nov 23rd, 2013 – Nov 24th, 2013
Seharusnya saya tiba di KL pada pukul 9 malam, namun dikarenakan delay yang saya alami itu, saya baru tiba di KL sekitar jam 11 malam – kalau gak salah dah lewat beberapa menit. Awalnya saya bingung. Begitu keluar pesawat, saya pun bertanya kepada petugas yang standby di depan namun mereka hanya mengatakan: “yes, coming back here after a half hour.” Padahal saya tidak akan naik pesawat itu lagi yang akan melanjutkan perjalanan ke Amsterdam, melainkan harus ganti pesawat ke Paris.
Akhirnya dengan PD tapi juga cemas, saya berjalan terus. Setibanya di ujung gate, ada seorang petugas berteriak: “France” langsung saja saya datangi. Dan kemudian dia segera menghantarkan saya ke gate di mana pesawat itu telah standby untuk take off. Semua penumpang telah on board. Jadi saya pun segera melangkah masuk dan mencari tempat duduk yang dimaksudkan.
Saya mendapatkan tempat duduk jauh di belakang dan di tengah, diapit oleh dua orang. Hahaha. Perjalanan yang akan sangat jauh dan lama, saya pikir. Karena memang dari KL ke Paris direncanakan ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 jam. Diperkirakan saya akan tiba di Paris, Bandara Charles De Gaulle, jam 6 pagi waktu setempat, yang mana setibanya di sana saya baru tahu kalau selisih 6 jam dari Jakarta.
Selama perjalanan ini, pelayanannya memang bagus. Film tersedia juga banyak. Kemudian makanan, saya mendapatkan 2 kali. Makan tengah malam dan juga sarapan pagi. Saya juga diperkenankan memilih makanan yang diinginkan. Diberikan selimut untuk menutup tubuh agar tidak kedinginan – sebenarnya sih tidak terlalu pengaruh banyak karena selimutnya tipis sekali. Berhubung saya menggunakan jaket di pesawat jadi tidak terlalu kedinginan. Selimut saya gunakan untuk kaki saja.
Kesulitan saat di pesawat ini adalah kalau saya mau ke toilet. Karena saya tidak duduk di pinggir seperti pada pesawat KLM sebelumnya. Namun saya harus membangunkan dulu orang di sebelah saya untuk geser. Huaa…. Akhirnya saya pun lebih banyak menahan diri untuk ke toilet, tentunya juga tidak mengkonsumsi terlalu banyak minum dan makanan.
Saya pun lebih banyak menggunakan waktu untuk tidur, yang akhirnya saya ketahui adalah cara yang efektif untuk mengatasi jetlag – menurut teman saya. Saya tidur tak lama setelah makan tengah malam disajikan dan baru bangun mendekati jam sarapan. Walaupun di antara waktu itu saya juga masih terbangun sesekali, saya langsung lanjut tidur. Ini juga karena yang lain pada tidur… gelap dan sepi. Hehehe.
Akhirnya… pada pukul 5:30 waktu setempat… saya pun tiba di Paris. Ini kali pertama saya menginjakkan kaki saya di bandara ini. Saya pun bingung sebenarnya. Setelah dari sini, saya harus ke mana lagi mengingat masih harus transit lagi sebenarnya. Dan jam pesawat yang akan membawa saya ke negeri tujuan itu masih lama yaitu jam 13:35 waktu setempat.
Akhirnya saya pun memberanikan diri bertanya kepada petugas bandara. Dia pun akhirnya menscan tiket saja dan muncullah bahwa saya harus ke gate K48. Menurut teman saya, bandara di mana gate saya ini berada adalah bandara lama. Masih ada lagi yang lebih baru dan bagus. Tapi saya pikir, jika ini gate lama, gimana yang barunya ya? Hahahaha. Habisnya keren sih bandaranya – lihat foto2nya ya.
O iya… sebelum memasuki ruang tunggu, saya pun melewati imigrasi terlebih dahulu. Setelah pengecekan, saya pun diperkenankan masuk. Memasuki bandara itu, saya melihat banyak toko souvenir di sana. Namun kawan… semua adalah merk atas. Mulai dari Channel, Gucci, dan lainnya – sebut saja merk ternama, ada di sana, termasuk Swarovksi sekali pun. Tak terbayang harganya, saya tidak tahu pasti karena saya tidak berani memasuki toko itu. Takut pingsan. Hahahahaha.
Dan akhirnya saya pun memasuki ruang tunggu bandara. Dan tercengang karena interior dari bandara ini yang super hebat. Dan saya harus menghabiskan waktu kurang lebih 6 jam di bandara tanpa bisa keluar. Hahahaha seperti Tom Hanks dalam Terminal ya… tapi dia dalam kurun waktu lebih lama.
Saya pun akhirnya menghabiskan waktu dengan keliling saja. Dan kemudian membeli minum dikarenakan saya haus – yang mana Avian 50 ml seharga US$3,5. Yah… daripada gak minum sama sekali. Ya kan? Untuk makanan memang sudah disiapkan beberapa snack di tas backpack yang saya bawa. Jadi masih bisa mengganjal perut – yang sebenarnya sudah diisi sejam sebelum mendarat.
Fasilitas di bandara cukup membuat tenang sebenarnya. Ada free wifi – sayangnya hanya 30 menit per IP address. Jadi jika kita sudah menggunakan handset A untuk login wifi tersebut, setelah 30 menit dan kita login lagi tidak akan bisa. Free internet di komputer sepanjang bandara juga banyak. Free 15 menit. Namun harus login terlebih dahulu. Dan setelah mendaftar… wualah. Saya tidak dapat akses website apapun. Hiks.
Selama di Paris, saya beberapa kali merasakan khawatir karena belum mendapatkan informasi tentang supir yang akan menjemput saya di Monrovia. Apakah saya akan jadi orang tersesat nantinya di sana?
Yah… itulah kisah kedua saya. Berikutnya? Tiba di Monrovia, Liberia, Afrika Barat.
seru nih menyimak pengalamannya mas Ryan.. 🙂
Lbh seru mengalaminya mas.
pastinya sih…btw, di sana jam berapa sekarang? 😉
Jam 0805 pagi mas.
berarti beda 7 jam lebih lambat yah? *eh, atau 17 jam lebih cepat yah? hehe
wah.. indahnya ruangan bandaranya… Selamat melakukan perjalanan ya Mas Ryan..
Iya mba. Bagus bandaranya.
Skrg dah 2 minggu di Liberia mba.
knp Kita nggak ketemu di bandara Kl ya bro ? lha aku cabut balik ke Jerman lagi dr sana juga hihihi 😛
Wahhh.
Naik apa mba?
Gak janjian dulu sih ya kita. Hehehehe.
K48 punya hubungan apa dengan JKT 48? *Plaaaaak*
ayo2 cerita selanjutnya yang pastinya bikin ngiri :3
JKT48 apaan ya?
Masa sih ngeri?
Hati-hati mas, klw kesasar calling aja duta indonesia
Nomornya brp ya mas.
Ditunggu lanjutan ceritanya, Ryan
Makasih mas.
Pa kbr nih
Kabarku baik, terimakasih. Ngomong-ngomong berapa lama di sana?
Setahun baru bs balik mas. Gak tahu abis ntu.
Selama bisa enjoy, setahun itu gak terasa koq. Ini saja tahu-tahu sudah hampir Natal lagi
Iya mas. Hoping it pass quickly. Hahaha
Mudah-mudahan celotehan teman-teman di sini bisa membantu untuk bisa melalui hari-hari di sana 🙂
Amin mas.
Ohhhhh! Pantesannnnnnn nggak muncul ke permukaan,
Hehehehe. Iya mas.
Keliling duniahh yahhh
Pengennya gitu mas.
Saya doain!
Makasih mas
kayanya nggak tersesat, soalnya di bagian akhir ada janji mau cerita tiba di Monrovia 😀
sukses, mas!
Hahaha. Amin. Makasih mas.
Setuju ama Kak pursuing coba web check in Bang Ryan
Iya Win. Nanti tak coba.
sip bg Ryan 😀
Hai Ryan lain kali bisa ko check in online 24 jam sebelum penerbangan, kita bisa pilih bangku yg kita inginkan. Klo jarak jauh biasanya saya pilih di pinggir krn saya tipe sering “beser” 😆 . Klo jarak dekat dan kebetulan siang saya pilih di jendela supaya bisa lihat2 pemandangan (awan doang hehe).
Di bandara air kerannya bisa diminum ko, biasanya saya sediakan botol kosong, jadi begitu mendarat bisa diisi, atau pas makan di pesawat saya minta air lebih, isi ke botol 😀 .
Nah itu mba. Saya baru tahu belakangan. Kmrn itu cek in di counter. Jd dipilihin tempatnya. Hehehe. Soal botol jg. Dikasih tahu teman yg lihat org singapura bawa botol kosong. Hahaha. Nanti mba. Maklum. Pertama kali. Makasih tipsnya mba.
Nanti pas balik k jkt transit di paris 14 jam. Pengennya bisa jalan dulu d paris. Bisa gak ya bikin visa. Kemarin sih blgnya gak bs visa on arrival.
Ke Paris visa Schegen, coba bikin aja Ryan, klo transitnya lumayan lama, sayang banget klo ga ke Eifel 😀 .
Maksudnya visa Schegen apa tuh mba.
Visa yg berlaku di negara Schengen (eropa), antara lain negara Belanda, jerman, Belgia, perancis dll total 25 negara, kita bebas keluar masuk dengan visa schengen.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Schengen_1985
Mksh infonya mba. K tkp