Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

Review – Night At Museum 3 *Spoiler Alert*

2 min read

Hey dum dum…. you give me gum gum

Ada yang inget gak dengan perkataan di atas? Yup… itu ucapan sih Kepala Batu di Night at Museum. Film pertama dibuat di tahun 2006. Dilanjut dengan film keduanya di tahun 2009. Dan di tahun 2014 ini, film ini kembali melanjutkan aksinya. Night At Museum 3 – Secret of the Tomb. Para pemainnya rata-rata masih sama.

Plot

Night At Museum 3 - Secret of the Tomb
Night At Museum 3 – Secret of the Tomb

Kisah kali ini diawali dengan kesibukan mempersiapkan acara malam di museum tempat Larry bekerja. Ini merupakan usulan baru dan pertama kali diadakan. Awalnya acara ini berjalan dengan baik. Visual efek saat penggambaran konstalasi bintang sangat bagus. Hingga tiba-tiba, tablet penghidup penghuni museum kembali bermasalah. Sejenis karat yang muncul ternyata membuat para penghuni museum “menggila” dan acara pun berakhir berantakan.

Untuk menyelamatkan tablet, Larry dan kawan-kawan harus ke Inggris. Tempat di mana orang tua Ahkmenrah berada karena sang ayah, diperankan oleh Ben Kingsley, tidak mau memberitahukan rahasia tablet ini kepada Ahkmenrah sebelumnya. Petualangan di museum Inggris pun dimulai. Ada Sir Lancelot, Ular mitologi, garuda lucu dari Thailand. Apakah mereka berhasil menyelamatkan tablet itu dan juga berhasil menyelamatkan semua penghuni museum, termasuk Direktur Museum yang dipecat karena acara malam itu jadi bencana?

Review

Saya gak bosan dengan film ini. Membayangkan kalau memang benar ada tablet seperti ini dan setiap malam penghuni museum hidup dan berkeliaran. Seru… walau kalau saya yang jadi Larry, dari awal dah ngibrit jauh-jauh kali ya. hahahaha.

Film ini memang film keluarga. Menghibur dengan kehadiran Dexter. Rex. Dan juga si tokoh baru yang mirip Larry. Manusia gua bernama Laaa yang memanggil Larry Dada (daddy). Laaa ini sengaja dibuat mirip dengan Larry. Dia menirukan gaya Larry dalam setiap tindakannya. Dalam trailer film ini, saya sudah melihat Laaa ini saat diminta menjaga pintu. Dia menirukan Larry. Jadi saat Larry bergerak menjauhi pintu yang diminta untuk dijaga, Laaa juga menjauh.

Kemudian juga masih ada si dua manusia kerdil Octavius dan Jedediah. Duo ini memang selalu bikin ngakak. Dalam salah satu scene, mereka terjebak di Pompei – yang mengalami bencana gunung meletus. Mereka terjebak. Lava panas di depan mereka. Bagaimana cara mereka keluar? Tak lain dengan bantuan Dexter. Dexter memadamkan lava panas dengan siraman airnya (tebak air apa…). Dan juga ada beberapa adegan hampir mati mereka berdua yang lucu. Di mana Octavius dibuat seakan tak ingin pisah dengan Jedediah, dia meminta Jedediah memegang tangannya.

Jadi… ternyata tablet itu sudah mulai kehilangan kekuatannya karena gak pernah direcharge. Dia harus menyerap sinar bulan agar tetap bisa berfungsi. Di awal kedatangan, kita dihadirkan Sir Lancelot yang baru pertama kali hidup karena tablet. Dia membantu Larry dkk menuju Africa – tempat kedua orang tua Ahkmenrah. Karena ini kali pertama dia menjadi hidup, Sir Lancelot tidak menyadari kalau dia hanyalah patung lilin. Dia pun pergi membawa tablet itu keluar museum dan mencari Camelot, yang kebetulan saat itu sedang ada pertunjukkan theater Camelot dengan bintang Hugh Jackman. Di sini ada adegan lucu mengenai nama Hugh Jackman – tapi saya lupa. Maafkeun ya.

O iya… kalau mau baca sinopsis yang lebih lengkap bisa di sini… http://www.imdb.com/title/tt2692250/synopsis?ref_=tt_stry_pl

Tapi yang menarik dari film ini adalah nilai yang diberikannya. Film ini sebenarnya mengisahkan bagaimana kita harus siap melepaskan seseorang dalam hidup kita. Suatu saat, mereka pasti akan keluar dari hidup kita. Dalam film ini adalah Larry dan anaknya Nick – yang ingin menjadi DJ, bukan kuliah seperti keinginan Larry.

Dan juga bagaimana Larry harus siap kehilangan teman-temannya di museum itu karena *spoiler* Ahkmenrah tidak kembali ke New York bersama mereka. Tabletnya tetap di Inggris. Ini artinya tidak ada lagi yang hidup di malam hari.

Saya menilai film ini 4 dari 5. Inilah film terbaik yang saya tonton beberapa kali belakangan. Patut ditonton bersama keluarga. Dan di akhir film saya baru ingat… Ini mungkin film terakhir Robin Williams. Ini pun sebenarnya perpisahan kita dengan dirinya. Aktor serba bisa yang telah sangat menghibur kita selama ini. Dia aktor yang tidak segan-segan tampil jelek untuk menampilkan yang terbaik.

Goodbye Sir…. you are one of the best actor and one of my favorite.

Dan mungkin ini juga artinya kita berpisah dengan Night at Museum… akankah ada kelanjutannya lagi? Karena di akhir cerita Larry pun tidak lagi menjadi penjaga malam. Namun ada satu penjaga baru. Tilly.

Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

20 Replies to “Review – Night At Museum 3 *Spoiler Alert*”

  1. I watched the movie Dead Poets Society on New Year’s Eve and have just written a review on it. Beautiful screenplay. Have enjoyed reading yours : )

    1. Hi Louise,
      Thank you for stopping by. Your comment was consider spam. So sorry.
      Well… then i need to go to your blog to view. I haven’t watch Dead Poets Society.

  2. Meski beberapa kali tv kabel muter film yg pertama & kedua, saya gak bosan menontonnya, keep stay tune di channel itu, adegannya lucu-lucu.
    Untuk yg ketiga ini kudu ditonton nih… melihat akting mendiang Robin Williams yg selalu menghibur.

    1. ayo teh nonton.
      eh teh… kalau di sana mahalkah nonton di bioskop?
      teteh dah di bandung apa belum? Kalau udah di bandung jangan lupa posting soal kecoa:P

      1. 9 euro-an lah, belum tau pengen nonton apa…

        Eeh disini mah ngga ada yg jaga Bioskop tuh, khan Cineplex gitulah, bioskopnya ada belasan, jd ngga ada tukang jaganya, kalau niat jelek mah, tinggal masuk2 aja hahaa

        Ya belum laaaah… belum ada rencana pulkam dalam waktu dekat, meski anak-anak merengek pengen juga …

        Kecoa..?? Oh noooooo….!!!! Bayanginnya saja langsung merinding dan kecium baunyaaaa…!!!

      2. Ya tinggal lenggang doaaang….
        Balik ke orangnya masing2 ya… malu apa ndak nonton tp ngga bayar hehe

        Ya teteh mah pengennya balik meluluuuu… tp khan sebagai emak dan istri yg baik hati, ramah dan suka menabung ngga bisa pergi sendiri saja hahahaa

      3. Beli tiketnya mah di depaaan, pintu masuk utama … Tp masuk gedungnya juga bisa dari mana-mana hehe

        Kapan2 deh teteh posting ya soal bioskop nya…

  3. Well, saya suka yang pertama.
    Yang kedua tensi turun walau dengan ambisi besar dengan ‘aktor’ legenda.
    Yang ketiga ga minat, mungkin nunggu di tv saja.
    Premisnya sederhana, sayang tiket.

      1. memang sih. karena mungkin bingung juga apalagi yang akan dibahas mas.
        Untuk yang kali ini, saya bilang sih film perpisahan. Dengan Robin Williams dan juga mungkin perpisahan dengan Larry. Kalaupun sampai ada lanjutannya, mungkin sudah akan dilanjutkan oleh yang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *