The voice season 8. One of the contestant on Pharrell’s team, Megan Linsey said that she was afraid when she perform. Then Pharrell said: “Okay… You are afraid. But then, did that brings anything good to your life?”
“No.” She replied.
“So, if you know that it is not bring anything positive, why do you want to bring it up here, to the stage.” Pharrell replied.
Di atas adalah kira-kira pembicaraan antara Pharrell sebagai pelatih dengan Megan. Dia ini pernah menjadi penyanyi pembuka dalam acara Blake Shelton dan sudah terbukti suaranya memang bagus. Tapi ya itu, dalam latihan dia merasa takut dan akhirnya suaranya pun agak terpengaruh. Di saat Pharrell mengucapkan kata-kata di ataslah dia mulai menyadari dan kemudian berhasil melewati babak Knock Out. Gadis ini akhirnya kembali menyatu dengan Blake karena Blake melakukan “steal“.
Yang ingin saya bahas di sini bukanlah masalah The Voice Season 8 (tapi ini acara memang keren dah), tapi masalah ketakutan – afraid. Siapa sih yang gak punya rasa takut? Saya yakin setiap orang punya. Bahkan tak sedikit yang punya rasa takutnya agak akut – dikenal dengan phobia. Kalau saya sendiri takut akan ketinggian. Beneran deh. Bahkan untuk berdiri di pinggir dari lantai atas dan melihat ke bawah gitu di mall (apalagi yang pembatas pinggirnya adalah kaca) saya pasti langsung deg deg deg deg. Padahal ya, kalau seperti di Grand Indonesia, foto dari lantai atas, itu menghasilkan foto luar biasa – foto eskalator dari atas. Ini keren abis karena susunannya melingkar gitu. Satu yang belum kepikir oleh saya sih untuk bungee jumping. Kayaknya kalau yang ini sih akan jauh lebih susah. Segan rasanya membayangkan.
MAJU SEGAN MUNDUR TAK MAU
Membayangkan bungee jumping aja rasanya dah seperti maju segan tapi mundur pun tak mau. Kalau maju ya itu depan dah jurang atau jembatan yang tingginya gak kira-kira. Kalau mundur kok ya malu saya orang-orang di belakang gitu. Badan gede tapi nyali kecil. (Kayak wajah preman hati mah… – boleh kalian isi sendiri deh).
Jadi saya pun pernah tuh pas di DUFAN bersama teman kuliah. Ada wahana baru yang tinggi luar biasa. Takutlah sebenarnya tapi penasaran dan dorongan teman akhirnya ikut antri. Semakin dekat, semakin berasa deh takutnya. Membayangkan yang gak-gak aja. Mau mundur malah… Itulah saat saya merasakan MAJU SEGAN MUNDUR PUN TAK MAU. Mau maju ya segan karena takut tapi mundur bukan opsi juga, malu sama yang lain. Hahaha.
Akhirnya sih ya saya naik juga karena dah kepalang antri kan, awalnya saya tutup mata. Pas dah di atas, wahana ini sempat diam sebentar sebelum kita diputar-putar. Pas diam itulah saya buka mata saya. Dan ternyata keren banget viewnya. Dari atas sana saya bisa lihat view pantai Ancol dengan bianglala di kejauhan. Ah pemandangan keren abis deh. Gak nyesal sampai sekarang dah memutuskan antri yang dipaksa-paksa.
RUGI BANDAR
Dari pengalaman naik wahana itulah saya mulai perlahan menikmati ketakutan saya akan ketinggian. Hasil yang kita dapatkan kalau mengatasinya itu jauh lebih baik daripada kita hidup dalam ketakutan terus. Yah setidaknya bagi saya. Misalnya seperti yang saya bilang di atas, di Grand Indonesia, mana mungkin saya menikmati view eskalator yang didesain sedemikian rupa posisinya hingga susunannya keren abis. Atau view Ancol dari atas seperti pas naik wahana baru itu.
Memang hingga kini saya masih bergidik kalau disuruh bungee jumping tapi who knows? Someday I will do it. And I will scream out loud that I have conquer my fear once again. Hahaha. Back to topic. Seperti dalam The Voice yang saya ceritakan. Mungkin kalau Megan masih merasa takut dalam mengeksplorasi gerak di panggung, malam itu dia tidak akan di-steal oleh tiga juri lainnya.
Artinya kalau dia tetap dalam ketakutannya itu, dia out for good dari acara itu. No more chances. Inilah yang terjadi kalau kita juga mengukung diri kita dalam ketakutan kita, menurut saya. Kita tak bisa mengeksplorasi sebegitu banyak kesempatan di luar.
LIVING IN FEAR
Padahal ya, luar itu banyak menawarkan yang indah-indah tapi kitanya malah memutuskan untuk tinggal dalam ketakutan. Misalnya saja kita takut bepergian karena menonton berita di TV yang bilang kalau transportasi gak aman (pesawat jatuh atau hilang, bus kebakar, dll). Apa yang dilakukan? Diam di rumah? Takut mendengar berita-berita seperti itu adalah wajar tapi kalau hal itu membuat kita jadi tidak mau lakukan apa-apa. Uidih… Sayang atuh.
Coba deh lihat foto-fotonya Noni di IGnya. Keren-keren tuh tempat-tempat di luar sana. Atau mungkin kisah orang-orang yang ditemui Deva dalam blognya. Kapan kita bisa bertemu orang-orang hebat seperti itu kalau kita takut keluar. Atau lihat juga lokasi keren dalam Pendekar Tongkat Emas, kalau kita takut, mana mungkin bisa ke sana sendiri.
Takut adalah wajar tapi hidup dalam ketakutan? Menurut saya dah gak wajar. Kita ini pemilik hidup kita sendiri. Kita sutradara film kita sendiri dan penulis kisah hidup kita sendiri (dengan restuNya tentu). Jadi kenapa kita membiarkan naskah film kita diatur oleh ketakutan itu sendiri?
Just be free, live the life you want to be. Let the fear come and turn it into positive way to do. Nah… Bagaimana pendapat kalian? Apa saja ketakutan kalian dan apakah kalian hidup dalam ketakutan itu?
Tulisan lainnya mengenai inspirasi hidup:
[display-posts category=”inspirasi-hidup” posts_per_page=”10″]
karena banyak dilarang, beranjak besar bisa mengakibatkan seseorang takut akan ini itu ya
Jadi pengaruh dari kebiasaan pembelajaran masa kecil juga ya
ketakutan yg paling bisa memicu seluruh potensi yang ada pada diri kita itu biasanya adalah ketakutan saat ambang kematian ada di depan mata… itu!!
Near death experience. Kalau kata om saya kan gini om kira2: consider tomorrow is your last day always. Gitulah kata om Jobs.
Tp memang kl mikir bsk dah gak bs ngapa2in pengennya ya beresin semua skrg yak
Dulu saya selalu takut akan apa pun, bahkan takut untuk hal-hal yang tidak perlu saya takutkan. Untuk hal-hal yang demikian sederhana. Yah, hadn’t I been through that, I wouldn’t have been realized what was wrong in my life. At least, though I haven’t resolves those issues completely, the way to keep my chin up are already known to me :)).
Sebagai mantan korban, saya rasa saya tak bisa bicara banyak. Yang jelas, mari jadikan hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok lebih baik dari hari ini.
Amin. Mari kita jelang hari yang lebih baik lagi. *gandeng tangan sambil nyanyi2*
Baiklah :)).
takut itu kalau dipelihara memang menyiksa. tapi untuk keluar dari ketakutan itu juga dibutuhkan tekad yang kuat dan keberanian untuk memulai. Nah, masalahnya keberanian ini kan nggak bisa dipaksa, jadi kalau mau mengatasi ketakutan ya harus dari diri sendiri
Iya ya mbak. Mau org lain “paksa” kayak gimana juga gak bakalan bisa kalau orgnya sendiri gak mau ya
Ada aja ya ketakutan yang mendera gitu ._. jatuhnya nggak berani ngapa-ngapain, nggak berani ‘keluar’ mencari hal baru atau suatu keindahan ditempat lain. Akhirnya, minder. tinggal nunggu mati kalau nggak berkembang :’
Bener banget Feb. Jadinya lebih mau di dalam aja. Dirimu sendiri ada pengalaman gak?
Aku pernah sih bang, sewaktu SD-SMP aku bener-bener nggak pernah kemana-mana. Dunia luar aja nggak tau. Akhirnya, mau apa-apa terkesan takut gitu. Bergaul pun sulit. Tapi, setelah masuk SMK, aku nyoba buat mengubah itu semua :’ walaupun belum sepenuhnya berubah sih :’
Nah yang bikin kamu memutuskan berubah apa Feb?
Yah, mikir aja bang, kalau aku gitu-gitu aja, ya hidupku nggak akan kemana-mana. stuck disitu. statis. diem. nggak asik. Bukannya kalau mau berkembang, kita harus berubah dan mencoba hal yang belum pernah kita coba? itu yang bikin aku memutuskan buat berubh 🙂
Kalau aku sih di atas jembatan bukannya takut tapi pengen nyemplung gitu rasanya 😛
Uihhh beneran mas? Walaupun tinggi?
XD
the point is dont be too comfortable with the comfort zone ya yan hehehe. tapi buat move on juga kadang susah si ya hehehe. need inner strength juga ya buat “ngalahin” semuanya
Agak bingung sih Nis. Is fear living in our comfort zone?
Memang butuh tekad kuat ya. Ini yang kadang susah n bikin org enggan beranjak. Kayak sy skrg. Enggan lepas dr bed
Eh ahahahhahahajaha salah Yan soriiiii
Lah salah apaanya? Gpp lagi Nis. Abis bukan lo doang yang nyangkutin ke Comfort Zone sih. Ada yang lain juga.
masaaa??? ahahah berarti gue gak salah yak ..huuuuuu *lempar lemper ke ryan
Masa lemper doang Nis. Yang lain dong. Hahahaha.
eh dirimu sendiri ada pengalaman soal itukah?
lempar dollar Ryan?? gue juga mauuu ahahahaha. sering lah. apalagi pas kemaren balik kerja disini. hari pertama gugup banget. takut gak keluar ini bahasa inggrisnya..malah yang keluar bahasa jawa kan kaget nyar si bulenya denger ;p
Mau mau mau dollar. Mana????
Hahaha. Kebayang dah Nis. Yang ada bulenya diam mematung kali yak. Trs gimana?
belum selsei balas dah kepencet, sorii yan maksudnya kadang kan kita suka takut sama hal2 yang baru karena kita dah nyaman ama posisi atau situasi yang kita jalanin jadi udah kaya auto pilot aja gitu, jadi ya mau jalanin yang kita dah tau aja. trus pas dapat sesuatu yang baru kita kaya takut, mmhhh bener gak si? ahahaha
Oooo. Pantas. Masuk akal. Jadi dah kebiasaan. Akhirnya ketika dihadapkan yang baru jadi merasakan jg ya. Bener banget Nissa.
Not about death yg bkin kita jadi takut kemana-mana, my ultimate fear is loneliness hahaha
Ooo. Feel lonely. Trs gmn dong Nad ngatasinya?
Ngatasinnya nyari temen hahaha
I see. Trmsk dengan blogging ya
Iya, or joining groups 🙂
Well. Stdknya dah lakukan sesuatu atas ketakutannya.
Uhuy….ada IG-ku hehehe. Muahkasih Ryan 🙂
Masama Non. Pas nulis kepikir yang paling pas IGmu. Hahaha. Atau ni gara2 ngibril kmrn yak. Hehehe
Mungkin udah kepikiran nulis gara2 kita ngobrol tambah keluar idenya 🙂
Hahahahaha. Sepertinya.
eh Non. Ada takut atau phobia gak?
Ada dong, aku phobia naik pesawat 🙁 makanya setiap naik pesawat aku stress
Uihhh. Tapi dirimu tetep ya mau naik pesawat? Gmn caranya tuh Non atasinnya?
Ya abis gak ada pilihan lain lagi gimana dong 🙁 ngatasinnya gak tau, sampe sekarang masih takut banget hahaha. Paling berdoa samaa…………. stress sepanjang jalan
Kalau di pesawat ada denger lagu atau baca buku?
Kalau lagi gak bumpy iya tapi begitu bumpy buyar semuanya. Goyang2 dikit aja aku langsung panik
I feel you Non. Pertama kali naik pesawat gitu. Pulang juga ditahan di atas pula.
Tapi salutlah sm km Non. Walau takut tetep mau naik pesawat. Cool
Aku juga takut ketinggian.. tapi kalau sudah kepepet, apa pun bakal ditempuh. Kalau ada kesempatan hiking tanpa ada suatu kewajiban di sana, hmm, sepertinya pikir-pikir dulu :D.
Hahahaha. Lbh baik gak ya Ami kalau gak wajib?
I live in so many fears that I really want to overcome. Thanks Yan for the post
You are welcome Dan. Why don’t you share about the fears lil bit. Hihi
Nope. Better that I keep it for myself.
Hahaha. I know you would say that.
Hahahahahaha. Not really. Just try to think like A Dani
karena ketakutan pasti ada, jadi ya harus di manage 😀
Setuju mas. Kalau mas takut apa mas?
kalau yang setiap hari dihadapi seh takut terlambat sampe kantor…. 😀
Hahaha. Karena potongannya berasa yak.
yup 😀
Take life one day at a time tapi don’t live in your comfort zone
Comfort zone. Some say there is no CZ. Menurutmu gmn Mba.
And dirimu ada phobia gak. Hihi
Menurutku ada banger Yan, klo udah takut keluar dari kebiasaan yang udah lama, I think that’s comfort zone because we are just too afraid to try something new or out of the ordinary. Sampai jadi phobia sih gak ya..I mean semua orang pasti ada fear akan something, I am the same way.
I see. Aku sih juga merasa itu ada. Karena bener2 dah nyamannya itu.
Harus berani melangkah, walau perlahan ya mbak.
Itu dia Yan. Klo buatku jangan diem terlali lama di comfort zone nanti kebiasaan dan makin susah nyeret diri keluar dari situ.
Berapa lama mba biasanya utk CZ itu?
Tiap org beda2 ya tapi batas max-ku sih 3 bulan. Jgn sampai deh makin cpt bergelut dengan hal yang baru makin cepat adjustment jadi gak doubting yourself jadinya.
I see. 3 months max. Kyknya perlu ane jadikan batasan juga nih. Dah terlalu nyaman sm kasur. Hahahaha.
Tanda2 bahaya tuh. 3 bulan kelamaan Yan.
Hahaha. Sepertinya sih memang dah memasuki wilayah bahaya nih
Warning sign