Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

Semacam Review Buku Who Moved My Cheese

3 min read

personality test who moved my cheese

Boleh dibilang ini semacam review buku Who Moved My Cheese – salah satu buku pengembangan diri – self improvement yang menurut saya bagus untuk dibaca. Buku ini mengajarkan kita untuk tetap bergerak dan tidak terpaku pada hal yang itu aja.

Tentang dan Review Buku Who Moved My Cheese – Hidup dalam Labirin. Kamu yang Mana?

who moved my cheese
Image from The Tutor Report

Tiba-tiba saja teringat dengan buku ini. Berkisah tentang 2 ekor tikus: Scurry dan Sniff, dan 2 orang manusia: Haw n Hem, yang hidup di dalam sebuah labirin.

Di salah satu sudut labirin ini, tersimpan begitu banyak keju – yang sepertinya tidak akan pernah habis. Dan mereka berempat setiap hari selalu menuju sudut itu. Dari hari ke hari, mereka menikmati semua keju yang ada di sana. Bahkan sampai-sampai Haw dan Hem mendekatkan rumah mereka ke sudut itu.

Suatu hari, Scurry dan Sniff memperhatikan ketika tiba di sudut biasa itu, bahwa keju yang ada semakin menipis dan mereka sepakat untuk langsung mencari yang lain. Di sisi lain, Haw dan Hem tidak menyadarinya sampai keju di sudut itu benar-benar habis.

Ketika ini terjadi, baik Haw dan Hem sedih sekali. Meratapi keadaan mereka sekarang yang tanpa keju sama sekali. Mereka pulang dengan harapan saat besok kembali, mereka akan menemukan keju mereka kembali. Akan tetapi saat mereka kembali esok harinya, keju mereka masih tidak ada.

Setelah beberapa saat, Haw dan Hem melakukan analisa apa yang telah terjadi. Berhari-hari mereka lakukan analisa itu. Dan masih saja setiap harinya mereka kembali ke sudut itu.

Hari berganti, Haw akhirnya menyadari sesuatu. Sesuatu yang masih menjadi ketakutannya tapi sepertinya jawaban dari yang ada. Akhirnya dia memutuskan untuk masuk lebih dalam labirin itu. Dia mengajak Hem tapi Hem tidak mau. Dia masih ingin di sana. Menunggu kejunya kembali.

Saat masuk lebih dalam dan lebih dalam. Haw akhirnya menemukan sebuah sudut keju baru. Yang mana sudah dikunjungi juga oleh Scurry dan Sniff. Akhirnya Haw menemukan kejunya kembali.

Siapa Kamu? Scurry Sniff Haw Hem?

Itu adalah ringkasan singkat dari sebuah buku dengan judul yang sama. “Who Moved My Cheese“. Dalam buku ini, kita diajak mendalami karakter yang ada dan merefleksikannya. ‘Siapakah kita dalam buku itu’ – karakter siapa yang mewakili diri kita dalam buku itu?

Scurry dan Sniff yang segera mengetahui akan adanya perubahan?
Haw yang berubah namun membutuhkan waktu?
Ataukah Hem yang selalu diam dalam perubahaan itu sendiri?

Tentunya menjadi Scurry dan Sniff sangat didambakan. Mampu membaca keadaan. Situasi yang mengharuskan kita berubah sebelum perubahan itu datang dengan sendirinya. Untuk itu kita harus mampu memasang indera kita dengan sangat tajam.

Asah mereka. Mengasah gergaji kalau Stephen Covey sebut dalam 7 Habits nya itu. Sedangkan menjadi Hem pasti yang dijauhi oleh siapapun. Tidak menjadi Hem. Itu adalah tekad yang baik. Namun apakah kita memang sudah siap dengan keadaan itu?

Ataukah kita moderate? Seperti Haw. Tidak langsung merubah diri. Tapi analisa dan akhirnya berubah… Walau cukup lama waktu untuk analisanya. Menjadi diri sendiri adalah yang terpenting. Karena itu, temukan terlebih dahulu SIAPA dirimu barulah lakukan perbaikan.

Update: Who Move My Cheese – Renungan di atas Go Jek

personality test who moved my cheese
Mapping Personality Test dengan Who Moved My Cheese

Sebenarnya post ini adalah post lama yang saya publish di 29 September 2010 (almost 5 years ago). Saya tiba-tiba aja ingin lihat postingan lama seperti apa. Mau mulai dari postingan pertama di blog ini. Who Move My Cheese ini saya baca karena pada tahun itu saya lagi giat-giatnya baca buku-buku pengembangan diri, seperti 7 Habits for Highly Effective People, Ping, Personality Plus dan lainnya.

Pas baca ini, saya tuh dulu merasa (dan sekarang baca ulang juga masih merasa yang sama sih), kalau buku ini tuh buku yang gak akan lekang oleh masa. Karakter dalam buku ini sebenarnya memang menggambarkan karakter manusia dalam kehidupan nyata. Menurut saya sangat perlu banget baca buku seperti ini.

Saya sendiri bersyukur pernah post ini jadi bisa mengingat kembali dan mencoba menetapkan ulang diri saya sendiri. Well, that’s a blog post is all about right? Some reminder to ourselves in the future. Entah pengingat yang baik ataupun yang buruk, semua kenangan dalam blog ini akan berguna, suatu hari nanti.

Saya sendiri, saat ini, merasa masih saja belum berhasil menemukan diri sendiri yang sejatinya seperti apa. Seperti yang tadi pagi terlintas dalam benak saya. Terus baca ini, kok ngepas banget yak. Jadi tadi pas di GO-JEK, tiba-tiba saja saya kok terpikir kalau diri saya memang banyak berubah, tapi tentang siapa saya dan mau ke mana?

Hmmm, sepertinya perubahan yang terjadi bukanlah seratus persen yang saya harapkan. Yah, setidaknya memang saya merasa ada perubahan. Tujuan yang dulu saya inginkan mulai saya lepaskan (which is, pas lulus PPABCA dulu, impian saya menjadi manajer dalam 5 tahun). Dan sekarang – am I a money-oriented person? Hmmm I really need to re-think again about this. Yang pasti, perjalanan hidup saya dan keluarga dah benar-benar berubah. Dan semua itu membuat saya pun akhirnya mengambil keputusan demi keputusan yang mungkin suatu saat nanti saya sesali, atau mungkin juga saya akan syukuri. Apapun itu, saat ini saya hanya ingin bersyukur untuk hari ini bahwa saya masih bisa survive.

Personality Test Who Moved My Cheese

personality test who moved my cheese
Hasil test saya

Nah karena lagi buka-buka post lama ini, saya pun mencoba mencari personality test berdasarkan buku Who Moved My Cheese ini. Dan saya menemukannya di OrganizationalPhysics, memang test ini untuk lebih manager – mengetahui tipe seperti apakah kamu saat jadi manajer. Tapi bisa juga kok personality test ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Saya coba lakukan test-nya dan ternyata saya Stabilizer atau kalau dalam Who Moved My Cheese dikarakterisasikan oleh Hem. Am I??? Hopefully. Tapi saya sendiri merasa masih in between Stabilizer and Scurry in some events. Saya suka ambil keputusan dengan agak tergesa-gesa, apalagi kalau lagi terbawa emosi.

Kalau kamu sendiri? Siapakah dirimu? Hem, Scurry, Sniff atau Haw?

Buku Self Improvement Bagus untuk DIbaca
  • Keseluruhan Buku
4.5

Review Buku Who Moved My Cheese

Pas baca ini, saya tuh dulu merasa (dan sekarang baca ulang juga masih merasa yang sama sih), kalau buku ini tuh buku yang gak akan lekang oleh masa. Karakter dalam buku ini sebenarnya memang menggambarkan karakter manusia dalam kehidupan nyata. Menurut saya sangat perlu banget baca buku seperti ini.

Saya sendiri bersyukur pernah post ini jadi bisa mengingat kembali dan mencoba menetapkan ulang diri saya sendiri. Well, that’s a blog post is all about right? Some reminder to ourselves in the future.

Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

23 Replies to “Semacam Review Buku Who Moved My Cheese”

  1. eh btw setting utk buka link apakah sengaja (atau ga sengaja) ga dicentang yg pilihan “open in new window”? Kalo saya sebagai pembaca suka yg linknya kebuka di tab/window lain 😀 *sekedar usul
    btw, ngomong2 soal perubahan, motonya kampusku kan “never stand still” :p

  2. Baca buku ini udah lama banget. 10 tahun lalu kayaknya. Personality plus udah baca di umur 20 malah 😀
    Anw tidak ada yang abdi di dunia ini. Satu-satunya yang abadi adalah perubahan itu sendiri 🙂
    Btw aku percaya manusia diberikan kemampuan luar biasa untuk selalu bisa beradaptasi dengan banyak keadaan. Tinggal kitanya mau atau enggak 🙂

    1. Wahhh… bacaannya dah lama juga dong yak. 😀 Buku Personality Plus saya ilang nih. hiks.

      Setuju. Yang pasti di dunia ini ya perubahan itu sendiri ya.

      Membuat MAU itu yang agak susah ya mbak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *