Eh, bukan… ini bukan tulisan tentang F4 – yang dari Taiwan itu, tapi tentang Fantastic Four. Ada yang sudah nonton belum? Jadi kemarin malam saya nonton nih film ini – padahal film Mission Impossible aja masih belum nonton sampai sekarang. Sebelum saya mulai Review Film Fantastic Four ini, mau tanya dong, suka film Fantastic Four yang sebelumnya gak? Yang ada Jessica Alba itu tuhhh… 🙂
Nah, film Fantastic Four (2015) ini sebenarnya adalah reboot dari film F4 sebelumnya itu, film yang kalau gak salah sih sekitar tahun 2005-an, 10 tahun yang lalu. Saya sendiri sih penasaran begitu denger kata reboot disebut-sebut di website untuk film ini, apalagi setelah lihat beberapa film yang cenderung Reboot juga.
Baca juga: Review Film Jurassic World
Plot Film Fantastic Four
Kisah film ini masih dengan tokoh yang sama (walau ganti pemainnya), yaitu tentang Reed Richards, seorang pria anak muda yang sejak kecil memang sudah terpikir untuk menciptakan mesin teleportasi. Dibantu dengan Ben Grimm, mereka menunjukkan mesin ini, yang memungkinkan menteleportasikan benda ke tempat lain dan mengembalikannya. Di pekan ilmiah itulah mereka bertemu dengan Professor Storm yang ditemani oleh anaknya, Sue Storm.
Reed diberikan beasiswa dan diajak bergabung dengan tim yang memang sudah menjalankan proyek mesin teleportasi sejak lama. Bersama dengan Victor Von Doom dan juga adik Sue, Johnny Storm, mereka pun berhasil menyelesaikan mesin teleportasi tersebut. Namun karena tidak mau menjadi ilmuwan terlupakan (sebagai inventor saja), Reed, Ben, Johnny dan Victor pun sepakat untuk mencoba menggunakan mesinnya dulu sebelum diambil alih militer.
Dan mereka berhasil teleportasi ke dimensi lain. Namun, saat teleportasi kembali ke bumi, mereka mengalami masalah hingga harus ditolong oleh Sue. Dan begitu berhasil kembali, mereka pun tak lagi sama. Reed memiliki tubuh yang elastis, Johnny terbakar, Ben menjadi makhluk bebatuan dan Sue terkena imbas juga menjadi invincible.
Cast Dan Crew Film Fantastic Four
Film reboot ini disutradarai oleh Josh Trank, yang juga penulis film Fantastic Four ini sebelumnya menulis dan menyutradari Film Chronicle (2012). Pemain film Fantastic Four atau yang diperkenalkan dengan F4 – Fantastic 4, ini pun sederet orang-orang baru, tidak ada satu pemain dari film sebelumnya. Pemeran Reed Richards dalam film ini adalah Miles Teller. Sue Storm diperankan oleh Kate Mara. Johnny Storm diperankan oleh Michael B. Jordan sedangkan Ben Grimm alias The Thing diperankan oleh Jamie Bell.
Deretan nama lainnya pun ikut terlibat dalam film ini antara lain Toby Kebbell (Victor Von Doom), Reg E. Cathey (Dr. Franklin Storm), Tim Blake Nelson (Dr. Allen).
Review Film Fantastic Four (2015): Bukan Film Penuh Aksi Super
Sebelum saya memulai review film Fantastic Four (2015) ini, saya ingin mengatakan kalau film ini sebenarnya adalah film yang dinantikan untuk tahun 2015 oleh saya dan beberapa teman saya. Jadi kami sangat antusias banget pas sudah keluar di bioskop. Apalagi beredar kabar kalau akan dibuatkan film gabungan antara X-Men dan Fantastic Four jika film ini booming di pasaran.
Film Fantastic Four 2015 ini mengambil cerita dari komik The Ultimate Fantastic Four yang dikeluarkan oleh Marvel, sebagai salah satu bagian dari Marvel Universe yang nantinya akan bertemu satu sama lain dengan para superhero Marvel lainnya dalam plot cerita yang jauh lebih besar lagi. Saya sendiri bukanlah pengikut setia komik Marvel dan baru tahu soal Marvel Universe ini dari salah seorang teman Helping yang memberikan informasi banyak saat saya membuat review film Avengers sebelumnya.
Kalau saya coba googling mengenai plot cerita The Ultimate Fantastic Four dan membandingkannya dengan Film Fantastic Four yang baru saja saya nonton, menurut saya, kisahnya tidaklah melenceng dari cerita di komik tersebut. Dimulai dari kisah kecil Reed dan Ben yang kemudian bertemu dengan Keluarga Storm dan bekerja sama dengan Victor. Plot cerita Fantastic Four ini rasanya cukup mewakili apa yang ada di dalam plot komiknya (mungkin yang agak berbeda adalah Johnny Storm – The Human Torch – adalah pria berkulit hitam).
Akan tetapi, saat menonton filmnya, satu hal yang saya paling ingat adalah di tengah-tengah film saya merasa mengantuk. Entah karena memang sayanya kurang istirahat sehingga merasa mengantuk atau memang dipicu oleh film yang saya tonton ini kurang dalam hal aksinya. Dalam benak saya, saat menantikan film ini adalah aksi-aksi superhero yang super wow…
Namun sepanjang film, aksi superhero dari ke-empat orang ini hanya saya dapatkan di akhir fillm dan itu pun cenderung terkesan cepat – atau dipercepat. Rupanya saya pun tidak sendirian, teman saya pun merasa kurang puas dengan aksi dalam Film Fantastic Four reboot ini. Mungkin kami sudah memiliki pakem yang cukup kencang untuk film-film superhero lainnya seperti The Avengers yang aksi laga ditunjukkan dari awal hingga akhir.
Saya memahami kalau film reboot ini ingin mengenalkan ulang kisah si tim fantastis dengan kekuatan berbeda-beda ini. Namun, alur cerita yang dibuat sepertinya terlalu panjang dalam mengenalkannya. Satu hal yang terpikir oleh saya saat itu juga adalah apakah akan ada pertemuan dengan X-men jika filmnya seperti ini dan juga dengan kritik atas film ini sejak diputar tidaklah bagus.
Secara casting, saya merasa ke-empat tokoh utama dalam film ini cukup bagus kok. Mereka solid. Dan saya suka dengan Kate Mara yang memerankan karakter Sue Storm yang cerdik, tidak seperti dalam film Fantastic Four terdahulu. Dan yang paling menarik perhatian saya adalah pemeran Reed Richard. Saya tidak menyadari pada saat menonton trailer film ini ataupun di awal-awal film ini.
Belakangan saya baru sadar kalau dia adalah pemain dalam film Whiplash. Jika dibandingkan dengan karakternya di Whiplash dengan di film ini, jujur saya lebih suka akting Miles Teller di Whiplash. Di dalam film tentang passion musik itu, saya merasakan sekali passionnya dibandingkan karakternya sebagai ilmuwan Reed Richard. Tapi ya itu sih selera masing-masing ya.
Baca juga: Review Film Whiplash – Passion of Music
Memang Hollywood belakangan ini sedang mereboot film-film sukses mereka. Sebut saja film Terminator Genysis yang terakhir saya tonton di Ultra XD Cinemaxx itu pun merupakan reboot. Seakan Hollywood sedang ingin membuat ulang cerita film-film sukses yang pernah dibuat mereka dengan sesuatu yang baru. Namun bagi saya, reboot film Fantastic Four ini kurang berhasil. Saya tidak penasaran dengan apa yang ditawarkan berikutnya, kecuali kalau dalam kelanjutannya adalah film gabungan beberapa superhero Marvel.
Dengan rating di Rotten Tomatoes yang hanya 8% (per 15 Agustus 2015 7:45 WIB), saya jadi penasaran apakah akan ada kelanjutan tentang kolaborasi X-Men dan Fantastic Four ini, mengingat janjinya adalah hanya jika film Fantastic Four ini sukses di pasaran. Review yang buruk banyak menimpa film Fantastic Four ini, baik di RT ataupun IMDB (score film Fantastic Four di IMDB adalah 3.7 dari 10).
Secara keseluruhan, jika kamu mencari film penuh aksi untuk ditonton minggu ini, film Fantastic Four ini bukanlah film yang cocok. Mungkin bisa mencoba film Mission Impossible Rogue Nation. Seperti biasa saya akhiri Review Film Fantastic Four ini dengan memberikan nilai 3 dari 5. Kurang aksi namun masih okelah untuk akting dari bintang-bintang barunya. Dan berikut kutipan dari film ini yang saya suka, saya ambil dari IMDB seperti biasa:
Victor Domashev: You’ve opened a door you don’t know how to close. You don’t know anything about what’s coming.
Reed Richards: What is coming?
Victor Domashev: Doom!
Jadi mau menonton film apa akhir pekan panjang ini?
Pas udh lihat eh ternyata jelek ya gan filmnya
In some ways, buat saya iya mas. Gak terlalu menarik. Namun kalau penggemar Marvel, ada baiknya menonton film ini karena nanti bisa berhubungan dengan film lainnya.
Saya membiasakan utk tdk melihat rating IMDB/ komentar tmn saat akan menonton apa pun, trmsk urusan film. Sy lbh suka mengeksplore sisi2 lain, terutama cara mendidik anak (obrolan prof Storm ke Johnny yg membandingkan dgn Sue), atau saat Reed kecil presentasi di career day. Dialog2nya sgt bgs dan bermakna. Jrg film action amerika yg menyuguhkan pesan2 moral dlm filmnya. Overall, meski blm dianggap layak sbg film action, sy menikmati film ini sbg film yg mendidik. Kembali soal selera aja sih dan apa yg Anda cari dlm film ini sj
Wahhh. Sudut pandang berbeda mas. Makasih ya.
Memang balik ke masing2 orang untuk masalah ini.
Untuk sekedar hiburan akhir pekan, bolehlah menonton film seperti film ini.
Lihat si Reed, ah jadi pengen nonton lagi Whiplash nih. Keren mainnya disana.
Sbg penyuka musik jazz, saya suka banget Whiplash. Jazz-nya bener-bener jazz…
Salam,
Nah itu mas. Bagi saya sih, lbh bagus aktingnya di Whiplash. Keren abiez dia di sana.
Wah kayaknya keren abis nih film
Monggo ditonton mas. Seru buat hiburan akhir pekan panjang kok.
Wah sayang yah gak bagus. Tapi yang dulupun seinget aku juga kurang bagus. Padahal ada Chris Evans-nya 😛
Hahaha. Yang diinget Chris Evans nya doang pasti. Hahahaha. Yang dulu itu memang film komik banget Lia. Yang ini agak kurang.
N yang lama ntu kan mengenalkan CE jd Captain America tuh
yang udah nonton bilang film jelek pake banget. bahkan lebih jellek dari Green Lantern. Hahaha. Won’t spare my money for this movie then. 😛
Green Lantern yang cincin kan ya? Suka kebalik sama Green Hornet gw. Hahaha.
Yes. Banyak yang blg mang jelek Dan. Kmrn ntn dibayarin sih gw. Hahaha. And almost fell asleep during.
Yup. Kalo green hornet mah lucu.
Lucu gara2 si helpernya ya? Lupa namanya gw
overall filmnya lucu. Satir dan sarkasmenya kentel.
Yang gw inget sih, nonton 3D pertama bareng nyokap. N doi ke toilet gak balik. Trnyata duduk di deret depan bareng petugas karcis. ?
yang dulu jg cuma nonton di TV sih mas, kyknya yg ini juga aku nunggu di fox premium atau HBO aja kali ya hihihihihi
Hahahaha. Bisa mbak. Enakan gt. Abis baca rating n review an d RT juga parah. Hihi
malah lebih bagusan dikit dengan casting sebelumnya yang maen chris evans sebagai human torch.. yang ini keliatan cupu2…
hemm.. sedikit mengecewakan sih emang mas…
Dah ntn juga ya Dyaz?
Memang dibikin lebih muda sih yang ini.
Iyaahh mas… Muda semua jadi kayak cupu…
Hehehe. Pengennya refreshing jadi gak ya.
Saya lebih suka si Reed pas main di Whiplash. Lbh keluar banget jiwanya
Bener….di whiplash keren mas….
Setujulah kita kl gt.
tadinya ini film yg anectunggu di taun 2015 tp setelah mbaca reviwnya agak mengecewakan ya???
Sama mas. Saya pun nungguin film ini. Bagi saya sih kurang banget mas. Beberapa teman di path juga komen sama. Ada yang bener2 ketiduran pula.