Febriyan Lukito

All You Can Eat – Bukan Acara Makan

No… no. Saya gak lagi ngomongin soal restoran yang bisa makan sepuasnya. Ini adalah judul novel yang saya baca. Berikut semacam review buku All You Can Eat ala saya ya.

Buku ini menarik perhatian saya melalui covernya dengan background hitam. Saya memang penggemar hitam – dalam benak saya awalnya adalah sepertinya ini buku detektif. Eh, ternyata salah. Buku ini tak lain dan tak bukan adalah buku cerita cinta.

review buku all you can eat
All You Can Eat

Sinopsis Singkat Buku All You Can Eat karya Christian Simamora

Dear pembaca,

Berbeda dengan penulis lain di luar sana, aku akan berterus terang mengenai akhir novel ini: bahagia. Tapi, kumohon, jangan desak aku untuk menceritakan awal ceritanya. Juga tentang siapa Sarah, siapa Jandro, dan apa yang menghubungkan mereka berdua.

Aku juga tak akan melebih-lebihkan penjelasanku mengenai novel kesepuluhku ini. ‘All You Can Eat’ memang bukan cerita yang orisinal. Jadi, jangan terkejut saat mendapati ceritanya mengingatkanmu pada curhatan seorang teman atau malah pengalaman hidupmu sendiri. Ini tentang seseorang yang istimewa di hati. Yang tak bisa kamu lupakan, juga tak bisa kamu miliki.

Jadi, apa keputusanmu?

Kalau setelah penjelasan tadi kamu masih ingin membaca novel ini, tak ada yang lagi bisa aku katakan kecuali: selamat menikmati.

Dan selamat jatuh cinta.

Christian Simamora

 (ini salah satu keunikan buku ini, resensinya tuh seperti yang di atas).

Review Buku All You Can Eat by Christian Simamora: Cinta 2 Minggu di Bali

Novel ini mengetengahkan Sarah sebagai tokoh utama. Seorang penulis naskah film yang sedang dikejar deadline naskah Aku Perawan 3. Dan seorang pria bernama panggilan Jandro – nama lengkapnya Alejandro Putra Vimana.

Menariknya di mana? Sarah ini sudah kepala 31. Sedangkan Jandro ini masih 24. Dan Jandro ini adalah adik dari sahabat baiknya Sarah, Anye. Dan mereka dipertemukan kembali, setelah sekian lama tak bersua di sebuah villa keluarga Vimana di Ubud, Bali.

Ok. Sebelum lebih lanjut. Kita mundur dikit ya.

Jadi, dulu itu Jandro pernah nembak Sarah dan ditolak. Acara penembakan ini terjadi saat Jandro masih kelas 3 SMP. Tampang Jandro saat itu yang nerdy-nerdy bukanlah tipe yang disuka oleh Sarah.

Sarah menyukai tipe yang terlihat jelas saat membaca bab-bab awal, saat menggambarkan pacarnya saat itu Rifat. Yaitu yang intinya mah, cowok seksi yang badannya model-model Rain yang sixpack, ada tattoo or bulu-bulu halus.

Kira-kira kayak gitu kali ya penulis ingin menggambarkannya.

Nah… setelah sekian lama gak ketemu itu, mereka bertemu di villa itu tak sengaja. Dan awal pertemuannya juga agak-agak bikin ngakak, yaitu Sarah melihat Jandro naked dari belakang.

Usut punya usut, Jandro ke villa karena bete masalah pacar. Dia itu merupakan orang ketiga dalam hubungan pacarnya, yang saya rasa gak perlu dibahas.

Sedangkan Sarah ke villa karena juga putus dari Rifat (spoiler bukan ya?) dan harus menyelesaikan naskah dalam waktu dua minggu.

Jadi novel ini sebenarnya berkisah tentang bagaimana keduanya menjalankan dua minggu bersama di Ubud itu. Bagaimana juga dengan perkembangan hubungan mereka, akankah Jandro jatuh cinta lagi? Sarah sendiri gimana? Bisa mencintai yang lebih muda? Baca sendiri ya.

Review buku All You Can Eat by Christian Simamora

Kekurangan dalam Buku All You Can Eat ini…

Satu yang seharusnya jadi nilai tambah tapi malah kurang dieksplore menurut saya adalah setting Ubudnya. Saat awal membaca mereka akan ke Ubud, saya membayangkan suasana di sana. Tapi agak-agak susah karena saya sendiri belum pernah stay di Ubud, just passing through. Jadi agak susah juga membayangkan keadaan villa itu.

Ini sih pendapat saya pribadi ya… karena saya sendiri penggemar Bali. Jadi inginnya mendapatkan gambaran lebih tentang Bali ini sih sebenernya ngarep.com

Yang Menarik:

Dan yang menarik dari buku ini adalah, kita bisa merasakan betapa penulis itu movie freak banget. Kutipan demi kutipan dari berbagai film dan berbagai serial ditampilkan di setiap bab baru. Dan pas menurut saya dengan tema bab bersangkutan.

O iya… seperti biasa, kutipan-kutipan menarik akan saya tampilkan dalam bentuk foto yang saya capture di akhir review ya. Kali ini saya juga ingin menyertakan review yang dilakukan oleh salah satu blogger yang saya ikuti, yaitu Luckty, sang pustakawan yang bisa mengeluarkan review 1 buku setiap harinya (masih bengong melihat dia membaca dan review).

Nilai Akhir dan Pesan untuk Pembaca

Secara keseluruhan saya memberikan nilai novel ini 3,17 dari 5 bintang.

O iya… sama seperti yang dituliskan di Luckty, novel ini agak-agak vulgar. Jadi mohon diingat umur masing-masing pas membeli dan membacanya. 

Exit mobile version