Kawan, sudah lama tak berjumpa di sini. Belakangan lebih banyak posting melalui Path. Setiap dapat kutipan kata menarik ataupun gambar motivasi menarik, saya post di path yang saya link ke sini. Efeknya? Banyak untitled post. hehehehehe.
Gak berasa di Liberia ini sudah menginjakkan bulan ke 8, tepatnya tanggal 23 nanti saya sudah 8 bulan di sini. Beberapa bulan belakangan, kerinduan akan Indonesia, keluarga dan teman di sana seringkali membuat saya galau dan gak tenang.
Beberapa kali saya merasa tidak betah, ingin sekali resign dan kembali ke sana. Apalagi kerjaan lagi banyak dan cuti yang seharusnya saya ambil di bulan May kemarin diundur, kemungkinan di September nanti baru saya bisa ambil. Entah kenapa kegalauan itu muncul berkali-kali dan membuat emosi saya kurang stabil.
Kerjaan? Tetap usahakan maksimal. Namun saya sendiri merasa kurang fokus. Karena masalah keinginan pulang ke Indonesia ini – walau hanya sebatas liburan saja. Belakangan? Sudah mulai mereda kegalauannya. Saya mencoba menikmati kembali apa yang saya dapatkan di sini.
Dalam kegalauan itu, saya jadi banyak mengeluh. Berbicara banyak… tapi lebih banyak ke omong kosong yang membuat diri saya sendiri merasa bukan lagi diri saya sendiri. Saya seakan menjadi orang yang tidak bersyukur.
Postingan TGFTD pun saya hentikan… bukan apa-apa, saya teringat kembali kejadian beberapa tahun silam. Di saat masa terkelam saya terjadi, saya tetap berusaha mengirimkan TGFTD, tapi rasanya jadi kayak menipu, karena diri sendiri saat itu sedang tidak benar. (siapa juga yang nungguin postingan ini ya… hahaha)
Ok… kali ini saya juga tidak ingin keluh kesah saja kok… Ada satu hal yang akhirnya membuat saya berpikir ulang… dan syukurlah saya masih diberikan kesempatan untuk berpikir ulang ini.
Apa sih yang Kudapatkan?
Jujur… kesannya akan sangat tidak bersyukur jika saya hanya mengeluh. Dikarenakan jauh dari rumah. Kangen keluarga. Tapi di sisi lainnya?
Saya masih diberikan pekerjaan… bahkan kalau boleh dibilang, saya beruntung masih diberikan kesempatan untuk bekerja di luar negeri. Sebuah pengalaman yang sungguh luar biasa, menurut saya pribadi. Bagaimana hidup di luar negeri. Mempelajari kebudayaan negara lain.
Sedangkan di Indonesia saja, masih banyak yang belum dapat memiliki kesempatan untuk bekerja di perusahaan lokal sekalipun. So… kenapa saya harus mengeluh. Memang jauh dari keluarga dan teman, tapi resiko ini sudah saya pertimbangkan sebelumnya kan? Sebelum saya sign perjanjian kerja ke sini.
Saya diberikan kesempatan untuk mengenal cara kerja dan praktik kerja beberapa warga negara luar. Di sini, banyak expat. Ada yang dari Afrika Selatan (walaupun sebenarnya mereka adalah warga negara Inggris dan Australia), ada yang dari Malaysia, ada yang dari India, ada yang dari Singapura. Secara tidak langsung, saya jadi belajar banyak. Seperti apakah cara kerja dari mereka. Sebuah pengalaman berharga yang tidak akan saya dapatkan jika tidak bekerja di sini.
Dengan bekerja di sini, setidaknya sekarang setiap bulan saya bisa menghemat. Tidak lagi gesek kartu kredit hingga over limit (yang ini jangan sekali-sekali ditiru… kalau bisa malah jangan punya kartu kredit deh…), bahkan kini hutang kartu kredit saya sudah 0… alias lunas. Dan bisa juga membantu kakak dan mama. Senang rasanya.
Dengan bekerja di sini, setidaknya saya melatih kemampuan bahasa Inggris saya. Memang pas awal masuk ke sini, atasan saya bilang, saya ini tidak cakap dalam berbahasa inggris dan memang saya akui itu jika dibandingkan dirinya. Namun… lama kelamaan, saya belajar banyak dari dia dan permasalahan saya (dan mungkin dihadapi oleh sebagian besar orang Indonesia lainnya) adalah kesempatan mempraktikkannya. Jadi… jangan pernah sekali-sekali malu dalam praktik Bahasa Inggris. Cuek aja… itu untuk kemajuan diri kita sendiri kok.
Masih banyak lagi yang kudapatkan di sini… well setidaknya saya juga punya pasport sekarang dan sudah ada cap negara lain, termasuk Perancis, walau cuma numpang lewat di bandara doang. hahahahaha…
Well…
Pada akhirnya saya ingin bilang…
Di saat kita sedang down, dalam hal apapun… cobalah berhenti sejenak, tarik nafas dalam-dalam dan kemudian pikirkan yang kita risaukan, lepaskan kerisauan itu perlahan bersama dengan helaan nafas kita. Lalu… pikirkan sisi lainnya… pasti… PASTI!!! ada sisi lain yang baik dari setiap kejadian.
Never give up in chasing dreams… and when you feel that the road you take is too rocky, take a deep breath and remember the one thing that makes you smile. The other side that make you “I won’t GIVE UP”
Ryan
Grand Kru County, Liberia
14 Juli 2014.
15 Comments
wew! keren ih!
😀
Apanya mba yg keren.
lah itu… kerja di negeri orang… bisa belajar kebudayaan sana… dsb…
itu keren!
*meskipun saya tetep di Indonesia juga keren loh.. 😀 😀 😀
Keren abiz kok di Indo.
Semangat trus, Ryan! Kerinduan bisa dilampiaskan dengan berinteraksi melalui e-mail dan telepon, bukan? Memang kadarnya jauh di bawah kalau ketemu langsung sih, tapi paling tidak bisa mengurangi kangen 🙂
iya mas. memang komunikasi lewat bbm masih berjalan dengan keluarga dan teman. tapi rasa rindu masih membuncah *ceile…*
Mungkin lagi melewati masa jenuh, tetap semangat aja biar masa itu cepat berlalu..
Iya mas. Sepertinya gitu. Makasih ya mas
Haduh. Haduh haduh.
Entah, mungkin Tuhan memang mengirim saya membaca postingan-postinganmu (dalam topik tertentu) dengan urutan yang sudah ditentukan, dan ini sebagai penutupnya. Paragraf terakhir berbahasa Indonesia itu, astaga, berasa seperti dikasih tahu langsung di depan muka. Terima kasih sekali untukmu :hehe. Dua jempol! Keren.
Sekali lagi, terima kasih.
Makasih Gara dah baca. Dirimu beneran kelilingin post nih
Sama-sama :))
[…] atas kehidupan kita ini. Bertanggung jawab berarti kita mensyukuri apa yang telah kita pilih dan bersyukur atas kehidupan kita ini. Kembali lagi, kita akan dihadapkan dalam pilihan, apakah akan bertanggung jawab ataukah […]
Refleksi diri yang bagus Mas Ryan. Saat dalam kondisi lelah lalu mencari hal-hal yang bisa disyukuri adalah sikap yang sangat bijak. Terutama mensyukuri pekerjaan 🙂
Makasih Anie. Seharusnya spt itu tp agak sulit dilakukan.
Yang penting akhirnya sadar Mas Ryan, haha