Sorry seems to be the hardest word – Yes, saying apology is quite something, right?
Sebagai manusia yang sering berinteraksi dengan sekitar, kita pasti pernah melakukan kesalahan, kecil ataupun besar. Karena kita ini adalah manusia biasa (yang tak luput dari kesalahan, bener gak?).
Nah… Bagaimana pun juga, termasuk dengan yang terdekat sekalipun dengan kita, meminta maaf atas kesalahan adalah suatu hal yang umumnya dilakukan. Dan ini memang yang seharusnya kita lakukan.
Seperti kutipan yang saya dapatkan di bawah ini:
An apology is the superglue of life. It can repair just about anything. ~ Lynn Johnston
Meminta maaf bukan berarti menunjukkan kelemahan kita. Tapi menunjukkan kebesaran hati. Mau mengakui kalau kita memang salah. Jadi meminta maaf juga bentuk tanggung jawab akan hidup.
Apology – Yang Menerima Permintaan Maaf Harusnya…
Di sisi lain, orang yang dimintakan maaf hendaknya memberikan maaf dengan tulus.
Jika memang dia salah. Dan dia mengakuinya. Meminta maaf padamu. Apalagi yang kamu butuhkan darinya?
Ada juga loh yang sudah meminta maaf dan berkata sudah dimaafkan, akan tetapi saat-saat tertentu, kesalahan itu diungkit kembali.
Tak perlulah menyimpan dendam. Dendam itu hanya akan seperti bara api yang terus membara yang akan membahayakan diri kita sendiri.
Kalau memang ada hal yang kamu rasakan kurang dari permintaan maaf itu, katakan saja padanya. Apa yang kamu harapkan dari orang itu ke depannya.
Memendam kekesalan atau kemarahan atas kesalahan orang lain hanya membuat diri kamu tidak bisa lakukan apa-apa. Gak bisa Move ON.
Belajar Dari Kesalahan (Diri Sendiri ataupun Orang Lain)
Kita, di dunia ini, tak mungkin hidup sendiri kan. Kita sama-sama berada di dunia ini untuk saling berbagi. Saling melengkapi.
Belajar bersama dari kesalahan yang ada. Berusaha dan berusaha untuk selalu lebih baik lagi.
Don’t keep your mind on the negative things, they consumed all your energy. Focus on the good side, and learn together. To be the BETTER YOU. Accept the apology and move on, make a new chapter.
Ryan
200115
49 Comments
200114? Tahun kemarin?
salah ketik. hehehe.
😀 kirain ini catatan udah setahun ngedengkem di draft. Tadi ngomongin apa ya *baca lagi*
hahahaha. ada banyak sih yang dah ngedengkem di draft dari dua tahun lalu. 😀
Aku juga mau dong draft2 yang meringkuk di pojokan itu hehehe
Boleh Mba. Mau yang mana?
Asssiikkk….kirim yang banyak aja bahaha…spt kata Ade, bagi dua aja hihihi
Hahahaha. Bagi dua komennya ya.
Bungkus!
Sini buat aku aja. Ntar hasilnya kita bagi dua
hahahaha. hasil apanya yang dibagi dua?
Hasilnya ya komentar mas. Haha Klau ada yg komentar ya mas yg balesin.
hahahaha. bisa aja dah
kadang memaafkan lebih sulit dibanding meminta maaf
iya mas. memaafkan memang lebih sulit. lebih mudah mengatakan saya memaafkan kamu tapi hati masih menyimpan.
Mas ryan tapi ada ungkapan “forgiven but not forgotten” terutama untuk masalah hati. Itu bagaimana? Hahaha… *ceilah
Kalau saya bilang sih ini masalah kembali ke masing-masing ya.
Apakah dengan tetap mengingatnya akan membuat kamu lebih baik lagi?
Bukan gitu mas. Masalahnya adalah paku yang udah tertancap kalau dicabut tetep aja ada bekasnya. Hahaa… *maksa nyari pembenaran.
Eh tapiii itu kayaknya bisa jadi belom ikhlas ya maafinnya. Bisa jadi juga… Tahu ah. Bingung
oooo masalah paku ya.
Pernah juga bahas masalah ini sama temen. saya bilang, kalau orang mau bener2 ikhlas memaafkan, bekas paku pun lama2 akan dilupakan. Dia bilang, soal kesalahan, harusnya diibaratkan lilin mainan. Diteken seberapa keras pun akan balik seperti semula. Kira-kira sama lah. 😀
Ya memang ikhlas gak ikhlasnya gak bisa dipaksakan Tika. 🙂
Hahaha iya bener. Yang susah bukan maafin sih. Ikhlas nya itu. Kadang kan kalau lagi g iklhas suka inget lagi dosanya.
Padahal dosa diri sendiri juga banyak. Hehehe….
Kalau lagi ingat kembali dosanya, kamu tarik nafas sesaat. Terus coba kamu pikirkan yang baik dari dirinya. pasti ada kan.
So true mas. By asking an apology we cease with ourselves. Bahkan kalo berseteru dengan orang usahakan kita dulu yang minta maaf. Susah tapi mendamaikan. Perkara ga diterima sih lain urusan ya Mas.
Iya Dan. urusan permintaan kita diterima atau gak ya nanti aja ya. 🙂
setidaknya dah ada niat baik untuk memulai yang baik kan?
ini artikel kenapa guweh banget ya? 😆
Masa sih Asmie? terus-terus gimana?
Mau tahuuuu aja 😆
Ooo gitu nih. Hehe
Kadang2 dimaafin sih tapi gak dilupakan haha
susah melupakan ya?
Saya setuju dengan komentar yang bilang kalau artikel ini “gue banget”.
Saya pernah punya skeptisisme dengan masalah meminta dan dimintai maaf. Karena meskipun sudah minta maaf, sudah tidak ada dendam, apa yang terjadi setelahnya tetap tidak bisa sama dengan sebelum salah satu pihak membuat salah.
Ibarat guci, kalau sudah pecah, biar disambung seperti apa juga tidak bisa jadi guci yang sama dengan saat sebelum pecah.
Atau itu karena salah satu (atau kedua belah) pihak masih menyimpan “dendam”?
IMHO, it is because there is something inside.
Bisa jadi dendam. Bisa sedih. Bisa luka lain.
Memang, guci yang dirakit ulang tidak akan menjadi utuh, baru seperti sebelumnya. Namun masih bisa dilihat dan menjadi manfaat. Jadi kenapa tidak seperti guci itu. Tetaplah jadi yang bermanfaat. *maafsokwise*
Atau kita bisa membeli guci baru yang lebih bagus? :hehe
Thank you. It really helped. :))
btw, sama2 ya Gara… 😉
Hahaha. Nanti sepertinya harus membeli banyak guci dong. 😀
Kalau manusia pendendam, meminta maaf dan memaafkan bukan perkara mudah. Justru sangat sulit untuk dilakukan. Kalau mau belajar tulus sih, ya emang harus bisa memaafkan dan meminta maaf. Bukan begitu Bang Ryan?
Iya mas Bakri. Harus belajar dengan lebih ikhlas. 🙂
nice thought mas
Thank you Mba Puji.
Don’t keep your mind on the negative things, they consumed all your energy <— ini bener banget mas Ryan, been there done that, terus capek sendiri
akhirnya, mending jalan lagi aja..siapa tahu bekas-bekas sakitnya jadi menghilang 😀
Yep. Cuma habisin energi doang.
Semua akan hilang… Pada akhirnya.
setuju mas Ryan 🙂
bener kak tanpa disadari kita pasti pernah berbuat salah
Aaahhh ada draftku juga tentang hal ini. Ya udah ntar di link aja ke sini hihihi
Asikkk. Ditunggu ya Mba.
hahaha hrs dicut dulu esensi kurang lebih sama…punyaku muncul nanti mungkin cuman satu paragrap wkwkwk
Gpp mbak satu paragraf juga. Hehe
Seringnya begitu, Bang.. Memaafkan jauh lebih sulit.. 😀
Iya Beby. Lebih sulit. Tapi masih memungkinkan kan ya
[…] by the way