Ada yang pernah denger lagunya Brian McKnight ini belum? Judulnya Back At One.
Iya, bukan lagu baru kok, dah agak lama lagunya, maklum saya akan generasi ABG (baca ABG Tua). Bagi yang belum tahu, bisa coba buka video di atas deh. Suaranya Brian McKnight itu menenangkan. Beneran, kalau denger suara dia, saya suka bablas tidur, atau apa emang dasar sayanya kayak Nobita ya – yang nempel bantal langsung tidur *please don’t comment on the last sentence*.
Ini lirik pas bagian reffrainnya:
One… you’re like a dream come true…
Two… just wanna be with you…
Three… girl, it’s plain to see that you’re the only one for me…
And four… repeat steps one through three…
Five… make you fall in love with me…
If ever I believe my work is done
Then I’ll start back at one
Memang lagu ini sebenarnya lagu cinta-cintaan, tentang seseorang yang diimpikan dari dulu dan menjadi nyata saat dia hadir dalam hidup. Then I’ll start back at one.
So sweet gak? Gak sweet? Aduh, mungkin kebanyakan minum kopi pahit sehingga rasa pahitnya masih nempel di lidah ya? Canda. Eh, tapi post ini bukan tentang lagu sebenarnya, tapi….
When – Ketika Dihadapkan pada Titik Nol
Ketika semua yang diinginkan sudah ada dalam genggaman, kita sering kali bingung mau melangkah ke mana lagi. Pernah gak merasakan ini? Atau Ketika segala sesuatu tampak buram, pandangan akan masa depan pun tidak bisa kita lihat dengan seksama lagi. Atau Ketika semua keyakinan dalam diri menguap begitu saja saat sesuatu menghadang.
Makin geje ya tulisan ini. Jadi gini. Kondisi sekarang saya rasakan sepertinya harus mengalami BACK AT ONE itu. Kenapa? Misalnya saja dalam blog ini, pindah ke self-hosted adalah hal baru bagi saya.
Jadi harus kembali lagi ke titik di mana saya harus belajar ulang mengenai semuanya dan membangun ulang apa yang sudah didapatkan di blog sebelumnya, seperti traffic yang sedang naik-naiknya.
Atau mungkin kamu sendiri juga merasakan atau pernah merasakan berada dalam titik di mana segala yang awalnya sudah pasti di hadapan, ke mana harus melangkah dan melakukan apa saja, tahapannya apa saja, tiba-tiba ditarik turun untuk kembali memikir ulang dari titik awal lagi.
Ini yang saya maksudkan dengan Back At One itu. Titik di mana semua harus diulang lagi dari awal. Sebagaimana yang kita inginkan lagi (jika tentunya keinginan itu sendiri sudah jelas sih).
Curcol mode bentar ya, salah satunya ya tentang blog sebelumnya di mana alexa rank saya sudah lumayan bagus, saat pindah, langsung drop, mengulang lagi dari awal. Ini adalah masa di mana saya harus mengulang lagi dari titik 0.
Titik Nol dalam Hidup
Lalu apakah titik 0 ini menakutkan? Pastinya. Seakan apa yang sudah kita nikmati itu direnggut begitu saja dan harus berjuang lagi dari awal. Perjuangan berat membayang kembali di pelupuk mata. Pengennya sih gak ulang lagi itu dari awal. Capek kan ya? Tapi ternyata memang kita diharuskan mengulang gimana?
Pastinya kan ada rasa takut menghadapi keadaan di mana kita di posisi Back at One alias Titik 0 ini kan? Wajar kok, siapa pun juga pasti mengalaminya. Saya pun takut kok. Namanya juga kita manusia kan? Beberapa hal yang saya jadikan pegangan adalah ini
a. Semua belum berakhir
Bener deh, saat menghadapinya, mungkin yang terlintas adalah bahwa semua sudah berakhir. Tak ada lagi artinya. Tapi kenyataannya, seperti Shaden bilang dalam lagunya: Semua Belum Berakhir. Ini semua masih bersifat sementara doang. Kita hanya perlu menghadapinya tanpa es-mos-si. Tarik nafas panjang dan hembuskan perlahan. Dalam setiap hembusan yang keluar, lepaskan juga emosinya dan bilang, semua belum berakhir.
b. Jangan Menyerah
Yup,… seperti lagu lagi kan? Lagunya siapa coba? Jangan menyerah. Semua memang perlu perjuangan. Setahap demi setahap, pasti bisa kok dilewati perlahan. Namun sekalinya menyerah, Kamu Gak Akan Dapat Apapun. Menyerah artinya kamu sudah merelakan semua hilang begitu saja.
c. Pengalaman Bro
Ini semua Pengalaman Bro. Kan katanya tidak ada guru yang lebih sempurna daripada pengalaman. Jadi nikmati saja semua pengalaman yang ada kan? Lagipula, kalau kamu sebelumnya pernah ada dalam titik di atas titik ini, artinya sudah pernah mengalami kan? Belajar dari pengalaman yang ada, perjalanan kali ini pasti akan bisa dilewati.
d. This too shall pass
Ini kata kunci yang paling saya suka, beneran deh. Dalam kondisi apapun, saya suka mengatakan pada diri saya sendiri kalau semua akan berlalu – This Too Shall Pass.
Kalau Kamu?
Itu sih yang biasa saya tekankan pada diri saya sendiri setiap mengalami pressure yang kayaknya membawa saya ke titik 0 bahkan minus dalam hidup. So far memang sangat membantu saya. O iya… selain itu sih gak lupa satu hal penting, DOA dan RESTU ORTU. Ini penting.
Nah, kalau kamu ada pengalaman pernah ditarik ke titik 0 gak? Apa yang kamu lakukan kalau iya?
Suaranya memang soothing banget ya Mas :hehe. Eh iya ya, nanti kalau saya pindah rumah dong itu artinya mengulang lagi semua dari awal, ya… semua-muanya. Hm, mesti siap sih, kan katanya mau serius. Dikembalikan ke niat awal saja, terus berusaha tulus ikhlas, jadi kehilangan pun akan tidak terasa. Entah, saya mendamba betul saat-saat kehilangan tidak terasa seperti kehilangan… tapi bisa nggak, ya?
Malah jadi curcol. Maapkeun…
Iya. Harus siap Gar. Siap utk melakukan dari awal. Hehehe.
Kabarin dong kalau bisa Gara.
Kabarin apanya Mas? :bingung
Kabarin apanya? Saya juga bingung.
Sama kayak kamu mas, pasti bilang “badai pasti berlalu” kayak lagunya crisye hahhaa…
Toss ah kalau gitu.
Lagi galau? 😛
galau itu apa ya? *lenggang jiwa*
Pura-pura engga tahu ya? Hahaha
Hehehehehe. Mari bergalau ria.
Engga mau ah, hahahaha
Hiks. Sedih
aku suka lagu ini Ryan…
so..bersabar dan semangat ya..pasti pelan2 traffic naik seperti dulu..
aku perlu waktu setahun Ryan bangun blog baruku.., tau2 aja udah PR 2
Suka lagu ini karena apanya Mbak?
Iya mbak. Sabar kok. 😀 Tapi sepertinya PR dah gak mungkin lagi mbak saya, kan sudah dihentikan oleh google penggunaannya.Jadi kalau yang dulu sudah dapat PR enak, tapi yang baru dah gak mungkin dapat PR.
Ini postingannya kok aku bacanya ‘galau’ ya. 😀
kembali ke titik nol itu setiap hari, karena setiap hari adalah awal yg baru. itu menurutku sih.
Hahahaha. #galau mode detected ya Grant.
Yes. Everyday is a new day. Tinggal bagaimana kita mengisinya lagi ya. Makasih Grant.
iya Ryan. Semangat ya! 😀
Cemungudh kaka #eaaaa
Eaaa 😀
Lagu jaman kelas 2sma. Lagunya doi enak2..gw suka yg 6,8,12.
Aniwey, do you have any remorse about going back at one? I’d like to think that it’s all part of lesson learned. So yeah, we’ll get through it (pretty soon).
6,8,12? Belum pernah denger. Hehehe.
My friend said: you will be okay…. #eventually
kalo kata Gloria Gaynor.. I will survive! (Versi oldies)
First I was afraid. I was petrified. #singalong
Refleksi diri terus bangkit sih Mas, gatau yg pernah aku alami sampai titik nol banget apa nggak. Cuma emang bikin terpukul. Yang penting kita mau menerima kegagalan kita dan menjadikannya pengalaman trus mencoba melangkah lagi sambil senyum tulus dari dalam hati 🙂
Menerima kegagalan kita. Itu yang agak berat ya Nia.
Shaden……ketahuankan dari generasi mana :p
Berjalan kembali dari titik 0 memang ga mudah ya mas Ryan, tapi bakal bisa terlalui
“This too shall pass”
Hahaha. Shaden juga generasiku kok *jadi kita segenerasi – gak mau dibilang tua*
Yes Ira. Gak mudah. Mudah2an semua bisa dilewati dg baik. Amin
hahahaha jebakan umur nih postingannya 😀
aamiin mas Ryan
Hahahahaha. Gak jebakan kok. Hehehe. Jadi ada apa dg kegalauannya