Banyak jalan menuju Roma – sebuah pepatah lama yang sering saya dengar sejak kecil. Yang intinya mengajak kita untuk tidak menyerah dan gagal move on dalam hidup – menurut saya ya…
Tapi… kenyataannya, pepatah banyak jalan menuju Roma itu tidak berlaku untuk semua orang. Hanya untuk orang-orang tertentu saja. Percaya gak? Ini sih pemikiran saya sendiri ya….
Banyak Jalan Menuju Roma
Entah siapa yang mengeluarkan pepatah banyak jalan menuju Roma ini pertama kali. Tapi saya merasa dia mengatakan ini karena dia yakin bahwa selalu ada jalan untuk setiap masalah yang dihadapi.
Dan memang…
Seperti apapun masalah yang kita hadapi, entah itu susah move on dari pacar atau sampai kehilangan harapan, semua bisa kita lewati. Bisa kita temukan jalan keluarnya, asalkan kita mau berusaha mencari jalan itu.
Kita ambil saja contoh seorang wanita yang menginspirasi dalam tulisan saya sebelumnya.
Dia melihat adanya masalah keuangan di keluarganya. Dia pun berusaha. Mulai dengan keinginan untuk keluar dari masalah ini, dia akhirnya menjadi pengusaha Cilok.
Baca juga: Inspirasi Astra untuk Indonesia
Tapi… gimana kalau dia hanya diam? Dia tahu ada masalah tapi dia tidak melakukan apa pun. Banyak jalan menuju Roma ini pun hanya jadi ungkapan semata.
Dan pepatah ini, saya rasa juga banyak mengilhami para startup. Mereka melihat masalah yang dihadapi dan kemudian mencari solusi dan “menciptakan” sesuatu untuk menjawab hal itu.
Para startup ataupun penggiat bisnis juga akan selalu menghadapi tantangan. Dan mereka yang kuat akan bertahan. Bukan karena mereka lebih “licik” tapi mereka lebih pintar dalam melihat permasalahan dan mencari jalan keluarnya.
Lihat saja perkembangan Video on Demand di Indonesia, yang mana gencar di 2016 kemarin dengan berbagai permasalahan yang ada. Jika para pemain VOD ini tidak pintar mencari jalan keluar – yang mana ada banyak pilihannya, mereka akan mati.
Selalu Ada Solusi alias Jalan Keluar Jika…
Kita mau berusaha!
Itu adalah kunci dari semua. Ini juga yang saya bilang bahwa, banyak jalan menuju Roma tidak berlaku untuk semua orang.
Yes… pepatah lama itu tidak akan pernah berlaku untuk mereka yang tidak mau berusaha.
Kita boleh saja berdoa. Meminta petunjukNya. Tapi…
Bahwa jalan keluar diberikan kepada mereka yang berusaha – bukan pada mereka yang menyadari adanya masalah tapi kemudian diam.
Berdoa dan berusaha
Point ke dua ini yang seringkali tidak dilakukan oleh kebanyakan orang. Mereka menghadapi masalah dan kemudian hanya mengamati dan mengamati saja.
Berharap bahwa This Too Shall Pass.
“Emangnya itu semua masalah bakalan ilang? Dan yang lo butuhin bakalan turun dari langit?”
Kasar, tapi… ucapan itu seringkali saya ingat dan ingat kembali sebagai mantra dalam kehidupan juga. Karena memang mantra itu cukup efektif menyadarkan saya.
Kutipan Penutup
Saya sudahi aja ya sampai di sini randoman saya – nextnya tulisan random seperti ini akan tayang di Pikiran Random, mostly.
Banyak jalan menuju Roma ini sangat benar buat saya. Ibaratnya kalau kita naik Uber or GoJek menuju satu tempat, kita bisa melalui jalan A sampai D. Tinggal kita mau lewat jalan yang mana? Masing-masing jalan pasti akan ada plus dan minusnya.
Tapi kalau si ojek online ini gak jalan, ya gak akan ada hasilnya. Kita gak akan kemana-mana. Hanya diam di tempat doang. Nah sebagai penutup, saya kasih kutipan yang saya dapatkan berikut ini:
Menurut kamu gimana? Setuju sama kutipan terakhir ini? Atau gak setuju? Atau mungkin ada pengalaman terkait permasalahan dalam hidup dan jalan keluarnya… Mengalami yang banyak jalan menuju roma ini? Share yukkk.
5 Comments
Kebanyakan kontemplasi ya juga nggak bagus kalau tidak ada langkah nyata ya Mas. Menyusun rencana memang bagus. Merenung juga memperkaya diri. Tapi ada baiknya kita memulai dengan sebuah langkah kecil. Kadang ini sih yang masih saya lupakan. Kebanyakan mikir jadi nggak gerak ke mana-mana. Kebanyakan takut jadi nggak berkembang. Hahaha. Thanks for inspiring, Mas.
Hahaha. Aku pun Gara… Sering mikir gini gitu. Tp actionnya krg. Makanya tulisan ini muncul juga. Biar remind diri sendiri juga
Setuju, Mas. Ga ada itu yang namanya mentok. Intinya harus bergerak. Kalau kita dihadapkan pada masalah yang berat, memang kecenderungannya jadi hopeless, ringkih dan tak bersemangat. Dulu saya pun pernah mengalami. Patah hati, haha. Dari kota itu saya ambil action dengan pindah ke Bogor. Dan betul, kota baru menawarkan teman baru dan peluang baru yang sebelumnya tak pernah saya bayangkan.
Dulu saya mah mana berani bermimpi punya keluarga apalagi anak? Kondisi saya mendorong saya untuk pesimis. Saya jadi teringat kisah sederhana tentang beberapa orang buta yang diminta menggambarkan bentuk gajah. Mas pasti pernah dengar atau baca. Si A bilang gajah itu kecil karena dia pegang ekornya. Si B pegang telinga maka dia bilang gajah itu lebar. Si C, D, E, beda lagi. Nah, di buku itu disimpulkan betapa perspektif seseorang begitu mudah berganti hanya dengan berpindah posisi. Artinya, dengan bergerak atau mencoba melangkah, tak jarang solusi malah bisa cepat hadir yang sebelumnya tak terpikirkan.
Jadi betul bahwa ada banyak cara buat ke Roma. Yees, dengan berusaha dan berdoa. Nah, tentang kutipan dari Mbah Gandhi, itu betul. Bahwa dengan mencoba kita setidaknya bisa menantikan hasil. Ada kemungkinan. Kalau ga berbuat, ya mana ada harapan berhasil? Tapi sebenarnya tetap ada result sih kalau kita do nothing, yaitu unhappy result yang tidak kita inginkan hehe…
Iya mas. Kalau cuma hopeless doang masih mending. Ada yg sampai depresi berat.
Saya pernah denger kisah gajah itu. N selalu suka dengarnya.
Keep on moving forward ya mas.
Jadi penasaran kisahmu mas… Pernah ditulis di blog gak?
setuju banget mas, asal mw aja. klo masih stagnan di tempat ya sama aja boong.
Iya mas. Semua balik ke niat sendiri gimana