Sebenarnya tulisan ini muncul tiba-tiba aja pas nonton film Harry Potter yang ke 5 di mana pemerintah menurunkan salah satu menterinya. Katanya pemerintah khawatir kalau pendidikan sekarang terlalu maju – dengan kata lain, pemerintah itu enggan berubah – di film ya.
Padahal sekarang ini, dunia itu mengharapkan kita berubah atau mati, that’s just for extreme wording only though.
Kita lihat aja gimana seseorang yang sukses akan berusaha untuk terus menjadi baik dan baik dari hari ke hari. Dan sebenarnya dia melakukan yang namanya berubah atau mati ini.
Apalagi kita hidup di dunia yang semakin sempit dengan teknologi seperti sekarang. Semua serba digital dan juga serba mobile. Apakah kita ingin berubah atau ya ditinggalkan oleh yang lebih baik dari kita. Untuk blogger sendiri gimana?
Inovasi Menghadapi Dunia Digital – Berubah dan Menjadi Lebih Baik itu Perlu
Seperti yang saya bilang di atas, bahwa perubahan paling berasa itu adalah masalah digital. Coba aja cek, seberapa banyak orang yang sekarang ini lebih banyak akses apapun menggunakan smartphone mereka dibanding konvensional ways.
Bahkan sekarang baca buku pun juga bisa lewat hape kan?
Perubahan perilaku mengharuskan kita ikut berubah atau mati… ya kan?
Sebagian besar masyarakat – terutama yang di daerah perkotaan sudah mulai beralih ke yang serba cepat dan mudah diakses lewat hape mereka. Perlu informasi apa… tinggal buka hape dan kemudian googling deh.
Bahkan katanya, generasi millennial – generasi lebih lanjut dari Gen Y akan jauh lebih digital daripada sekarang ini. Mereka akan sering banyak terlihat di Youtube, Instagram, Twitter, Facebook.
Lihat saja bagaimana youtuber muda semakin bertebaran, IGers muda sudah punya sekian banyak follower (dan bahkan bikin beberapa blogger baper).
Di sinilah… kita saya sebagai generasi tua, merasa perlu banget yang namanya berubah. Pilihannya ya berubah atau mati.
Saya harus mulai belajar makin banyak soal digital ini – wong yang non digital aja terus berinovasi kok… kayak inovasi kopi celup Coffesso tuh.
Bahkan pemain besar sekelas Iphone pun terus berinovasi kan? Dia terus mengirimkan upgrade.
Kalau produk atau brand tidak melakukan inovasi-inovasi towards digital changes ini, harus siap ditinggalkan banyak orang. Paling mudah, kita bisa lihat betapa maraknya start up digital di Indonesia saat ini.
Dan para start up digital ini pun juga terus berinovasi. Entah dalam diferensiasi produk mereka ataupun dalam menciptakan yang benar-benar baru (jangan heran kalau akan sering mendengar si A yang dulu di Startup X akan menelurkan startup baru dan sebagainya).
Contoh Perubahan atau Inovasi di Industri Transportasi
Gojek, saat keluar pertama kali, hanya melayani yang namanya layanan ojek online. Namun kita sendiri tahu bahwa semakin ke sini mereka terus mengeluarkan produk baru. Apalagi ketika saingan mereka pun bertambah ketika Uber masuk ke Indonesia.
Gojek mulai mengeluarkan layanan Go Food, Go Massage, Go Mart, dan lainnya termasuk Go Car. Grab, sebagai pemain di industri transportasi ini pun juga tidak ketinggalan. Jika sebelumnya ada Grab Taxi saja, dia pun mengeluarkan Grab Bike, Grab Car dan lainnya.
Sedangkan Uber sendiri pun juga mengeluarkan Uber Bike di Indonesia dan juga Uber Pool untuk ‘mengakali’ Jakarta yang macet. Terus inovasi mereka pun juga tidak akan berhenti sampai sini.
Mereka juga “bersaing” dalam meningkatkan performa aplikasi mereka di handphone. (Walaupun sekarang Uber sudah tidak ada di Indonesia, di luar negeri masih tetep nomor 1 dia).
Lalu masih ingatkah dengan demo para supir taksi konvensional beberapa waktu lalu (dah lama juga sih…). Saya pribadi melihat sampai terjadinya hal ini tak lain dan tak bukan karena keterlambatan dalam berubah – hingga akhirnya hampir mati ketika para pemain dunia digital transportasi ini mulai ramai dilirik.
Dan sekarang sih kalau ndak salah update, mereka sudah mulai bergerak juga ke arah yang sama. Alias berubah.
Untuk Saya, Blogger – Berubah atau Mati juga?
Terus gimana untuk blogger seperti saya? Perubahan dunia digital ini berpengaruh gak? Haruskah kita saya berubah atau mati juga?
Ada beberapa hal sih yang saya setidaknya bisa ambil… perubahan dunia digital ini pada akhirnya membawa beberapa efek ke dunia blogging, imho ya – monggo koreksi kalau misalnya salah.
1. Pembaca Blog Lebih Banyak Mobile – Terus Blog Kamu Gimana?
Yep… Semua sebenarnya, gak hanya pembaca media online, tapi juga pembaca blog juga mengalami pergeseran. Coba aja cek analitik kamu (Google Analytics). Banyakan mana pembacanya? Yang pakai mobile atau yang desktop? Pastinya desktop akan tetap ada, tapi prosentase ini akan semakin menurun ke depannya.
Itu yang harus kamu persiapkan. Mobile Friendly. Dan sebenarnya Google dah sebut ini sejak update Mobilegeddon kan… Sudah Mobile Friendly belum? Cek deh blog kamu di Mobile Friendly Test Google.
2. Visual Visual Visual
Saya sendiri pernah menulis di Tulisan Blogger Indonesia – yang pas tulisan tentang Content Viral. Bahwa pembaca ke depannya lebih suka yang visual. Visual di sini bisa gambar biasa, Infographic ataupun Video. Nah di sinilah sebagai blogger perlu belajar yang namanya visualisasi ini.
Sebut saja belajar bikin video. Saya sendiri melihat sudah banyak yang mulai belajar videografi – seperti dengan Kang Teguh Sudarisman ataupun komunitas blogger lainnya. Banyak yang melangkah ke VLOGGER. Bagus? Bagus dong karena kan artinya sudah memahami pentingnya visual dalam blogging.
Tapi saya pribadi masih belum terlalu tertarik untuk belajar video – bukan apa-apa, karena saya sendiri kurang minat ke sana alias passion gak ke sana. Dibanding itu, saya lebih memilih belajar fotografi.
Saran saya sih… FOKUS. Memang bagus untuk belajar semua hal terkait blogging. Tapi kalau semua diambil bersamaan, yang ada jadi gak bisa semuanya. Lebih baik belajar A dulu sampai bisa baru B. Dan jangan lupa PRAKTEK.
Berubah atau mati untuk blogger Indonesia
Upload gambar dengan ukuran yang lebih reasonable, video yang memungkinkan ditonton hingga habis dan lainnya, perlu dipertimbangkan ketika menggunakan visualisasi. Remember, kecepatan internet di Indonesia masih agak slow dibanding negara lain.
3. Jangan Lengah
Ibaratnya seperti taksi konvensional di atas, mereka terlalu lengah karena sudah terlalu lama menjadi pemimpin di industri itu. Dan ketika masuk pemain baru dengan perkembangan teknologi baru, mereka “tenang” saja. Hal ini sering terjadi pada banyak brand kok.
Nah kita sendiri juga jangan lengah dengan keberadaan kita sekarang ini. Perhatikan saja, berapa banyak blogger baru yang mulai melirik dan ikut dalam dunia perbloggingan.
Saya pribadi sih menganggapnya bukan saingan dan menyenangkan karena akan semakin banyak informasi positif yang bisa disebarkan (just my assumption that every bloggers would spread good and positive news).
Perhatikan juga makin banyak media online baru yang bermain di dunia digital. Dan saya merasa harus belajar mengenai Search Engine Optimization (SEO) agar kita tetap mendapatkan perhatian dari pembaca.
Most of readers would do searching not directly, unless you are famous bloggers.
Manfaatkanlah mesin pencari untuk blogger.
Tapi ya…. sekali lagi ini hanya pembelajaran saya pribadi ya. Boleh setuju boleh gak kok.
Perubahan itu Ada… Pertanyaannya: Siapkah Kita?
Yep… perubahan itu ada kok. Dan akan selalu ada. Sekarang di atas besok di bawah dan sebaliknya. Semua itu alami dan akan selalu ada. Pertanyaan yang perlu dijawab oleh setiap diri kita, entah blogger atau non blogger adalah:
Menurut kalian sendiri gimana? Apakah perlu berubah? Atau gimana?