Berikut ini juga merupakan repost artikel lama yang pernah saya tulis di blog ini. Dulu menulis soal ini mengenai sebuah stasiun TV yang memberitakan sesuatu yang berbeda dibanding stasiun yang lain. Kemudian, sekarang jadi terpikir lagi untuk menambahkan kaitannya dengan aktivitas kecintaan saya, blogging.
Apakah memang Blogger boleh dibilang sebagai newsmaker? Kalau iya, apa artinya? Terus bagaimana sih sebaiknya?
Baca juga: Kaitan Flashmob dengan Ngeblog
Post Lama – Non Edit
Di bawah ini postingan lama saya – gak saya edit.
Pagi semua.
Jumat Minggu pertama di November nih. Ga terasa ya sudah seminggu. 🙂 gimana kabarnya???
Hari ini diisi dengan twitter teman yang membicarakan masalah news. Salah satu stasiun TV yang memberitakan berbeda dari yang lain, tapi bisa memberikan arti sangat-sangat berbeda.
Media massa, seperti yang pernah ditulis dalam blog lainnya, terkadang ‘memprovokasi’ masyarakat dengan lebih parah. Sebuah perkataan dari Media Massa pasti dianggap lebih oleh orang (masyarakat) karena dianggap sudah melakukan peliputan dan nara sumber – nara sumber sehingga yang diberitakan pasti benar adanya.
Namun terkadang, guna lebih menjual, media massa sering menggunakan kata-kata yang lebih ‘lebay’ kata anak muda sekarang. Penggunaan kata berbeda tidaklah masalah. Namun jika sudah memiliki arti berbeda sekali? Wah… Bahaya.
Media Massa sebagai educator
Dalam benak saya seharusnyalah media massa menjadi educator masyarakat. Kebebasan berpendapat hrsnya digunakan dengan sebaik-baiknya untuk mengedukasi. Jangan mementingkan HEADLINE yang ok sehingga laku.
Kita tahu bahwa persaingan media sekarang ini cukup tinggi. Namun bukan berarti bahwa guna lebih dipilih maka menggunakan bahasa ‘lebay’ yang mengarah pada kesimpulan berbeda dari kenyataan.
Edukasi ke arah manakah media massa mengambil peran jika demikian???? Edukasi ke arah penghancuran besar-besaran?
Saya menonton film Piranha. Satu yang saya petik adalah bahwa dalam kepanikan, orang cenderung tidak peduli terhadap orang lain dan cenderung melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Hal inilah yang seharusnya dipegang oleh media. Mereka seharusnya memberitakan yang sebenarnya tapi di sisi lain mengajak masyarakat agar tidak panik besar-besaran dan menenangkan masyarakat. Hal inilah yang menjadi PERAN MEDIA MASSA.
Blogger Sebagai Newsmaker – Emang Iya?
Nah ini tambahan dari post lama ini. Saya belakangan jadi berpikir ulang, setelah membaca tulisan di atas beberapa kali. Dan juga pas melihat beberapa tulisan blogger lain dan juga mengamati twitter saya yang makin ramai dengan blogger.
Buzzer – gak dikit loh blogger yang mengambil job ini.
Dan gak salah kok. Cuma saya sedikit agak terganggu ketika mulai penuh TL saya dengan salah satu brand yang dibuzz dan menyebutkan brand lain yang merupakan saingannya. Bukan dalam nada positif tapi justru kebalikannya.
Demikian juga pas baca tulisan di blog – pernah saya menemukan yang bikin saya bengong. Apakah memang seperti ini sekarang?
Kamu Ngeblog Karena Apa Sih? Apa Hanya Karena Uang Kamu Rela Seperti itu?
Kalau yang baca blog ini, pasti sadar, saya pasang adsense dan juga WordAds untuk penghasilan saya dari blog. Dan tidak jarang menerima sponsored post ataupun content placement. Itu bentuk saya mendapatkan uang dari blog.
Mungkin ada yang merasa keganggu. Tapi, yah… dari sanalah saya mendapatkan uang untuk membiayai blog ini dan juga beberapa blog lainnya.
Tapi ada satu yang saya hindari dalam menerima Sponsored Post ataupun Content Placement….
Saya gak mau menerima yang isinya ada menjatuhkan brand lawan – saya selalu ingat pelajaran marketing saat kuliah: “Iklan yang baik itu tidak menjatuhkan merk lawan”
Dan saya akan terus memegang ini dalam memilih kerjasama dengan brand di blog ini – tampar saya kalau ada melakukan sebaliknya ya.
Kenapa gitu?
Karena saya selalu kembalikan ke niatan saya untuk ngeblog di awal. Saya ngeblog karena saya ingin share yang baik dan menginspirasi.
Sekalipun saya mendapatkan uang dari tulisan di blog ataupun sosial media saya, saya akan pastikan hal itu yang saya share.
Demikian juga ketika saya memutuskan untuk tidak menggunakan Headline yang memancing hanya agar diklik – padahal tidak ada isinya (Clickbait) – seperti media massa yang saya tuliskan tahun 2010 di atas. Ataupun memanfaatkan yang menjadi trend semata untuk orang klik tanpa nilai tambah terkait yang menjadi trend itu.
Blogger Sebagai Newsmaker
Saya sendiri merasa kalau blogger dengan segala kegiatannya, baik itu ngeblog ataupun ngebuzz atau apapun itu, adalah seorang newsmaker.
Blogger banyak dilirik orang (umum) sebagai panduan mereka sebelum mengambil keputusan, apakah membeli sebuah barang atau tidak – review produk. Saya jadi ingat film Spiderman:
[Tweet “with great power comes great responsibility – Kalau Blogger gimana?”]
Tapi kemudian, kita sebagai blogger, menulis review hanya dari sisi kelebihan – tidak memperingatkan pembaca tentang sisi negatif sebuah produk, hanya karena kita mendapatkan sesuatu dari brand itu. Apakah itu tanggung jawab kita?
Baca juga: Cara Menulis Review Produk – Guidance to write product review
Demikian juga ketika kita memutuskan menjadi buzzer dan menjelekkan brand lawan. Apakah seperti itu sikap kita sebagai buzzer? Sengaja menjelekkan lawan?
Boleh dong kalau saya membaca yang seperti itu akhirnya berpikir kalau mereka ini pun suka menjelekkan manusia lainnya – “lawan” mereka juga.
Dunia Online – Dunia Tak Terbatas – Tapi…
Yes…. ketika kita bicara soal dunia online, semua menjadi tak terbatas. Apa yang kita tulis di sosial media kita, bisa dibaca oleh siapapun di seluruh dunia. Tapi….
Dengan hadirnya hal itu, kita pun “wajib” memiliki tanggung jawab atas apa yang kita lakukan di dunia online ini. Kalau dulu terkenal
Mulutmu Harimaumu – kini menjadi Tulisanmu Harimamu
Apakah kamu masih mau dikenal sebagai pribadi – blogger/buzzer apapun sebetuannya – yang tidak baik karena yang kamu lakukan di dunia online ini?