Apakah kamu termasuk #BloggerIndonesia yang memutuskan untuk pindah ke wordpress self-hosted blog? Kalau iya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat pindah hosting, seperti yang saya lakukan saat kemarin pindah dari wordpress gratisan ke self-hosted ini.
Pengalaman saat pindahan dari wp.com ke febriyanlukito.com ini membuat saya belajar mengenai beberapa hal itu. Mulai dari pemilihan hosting sampai yang namanya blog siap dipakai dan ditayangkan kembali. Kalau kita pindah hosting blog ke self-hosted, kita harus lebih hati-hati saja.
7 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Pindah Hosting Blog WordPress ke Self Hosted
Alasan saya pindah dari wordpress dot com ke self-hosted wordpress salah satunya adalah kebebasan dalam mengelola blog saya. Dalam wordpress dot com kita gak diperkenankan pasang banner berisikan iklan, kalau memang mau monetizing blog, ya hal ini akan jadi masalah kan.
Akses lebih luas adalah nilai plus dari self-hosted blog #Blogging namun jangan sampai salah pilih #hosting dan hanya demi #TLD semata untuk pindah ke self-hosted Share on XJadi apa saja hal yang harus diperhatikan saat pindah hosting dari wordpress gratisan ke self-hosted blog alias wordpress.org ini?
1. Tentukan Hosting yang diinginkan
Ibarat membangun rumah, yang perlu kita pastikan di awal adalah membuat fondasinya. Nah dalam menggunakan self-hosted blog, yang perlu kita siapkan terlebih dahulu adalah hosting yang akan kita pakai. Cara memilih hosting yang tepat bisa saja berbeda antara satu orang dengan yang lain.
Saat memilih #Hosting, sesuaikan dengan kebutuhanmu! Jangan hanya tergiur karena murahnya doang – tips memilih hosting #Blogging Share on XApa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan hosting ini? Yang paling utama ya sesuaikan dengan kebutuhan kamu.
Kalau butuh hosting untuk e-commerce artinya ya perlu hosting dengan kapasitas besar.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat pindah hosting, dalam hal ini ya pemilihan hostingnya:
- Kapasitas yang diberikan – jangan hanya melihat dari harga. Pengalaman kemarin, saya hanya lihat dari harga. Murah sekaleee… tapi install CMS Joomla, langsung tepar.
- Mudah melakukan instalasi CMS yang dibutuhkan. Kebanyakan penyedia hosting hadir dengan Cpanel yang siap untuk instalasinya.
- Support dari hosting yang dipilih – cari yang supportnya itu siap sedia untuk membantu kita. Apalagi kalau kita gak pengalaman sama sekali soal ini.
Seperti terlihat pada gambar di samping, ada beberapa hosting yang direkomendasikan oleh WordPress.
Kalau saya sendiri sampai detik ini masih pewe dengan One.com dan beberapa hosting lokal lainnya sih. Ini karena saya sekalian testing dan beberapa domain tidak bisa di hosting yang satunya. Memilih hosting itu sendiri memang gak mudah kok. Perlu banget ketelitian, termasuk membaca review terkait hostingnya.
WordPress.org sendiri memiliki rekomendasi hosting di website mereka, coba deh baca di WordPress Hosting.
2. Siap dengan internet yang kenceng dan stabil
Kenapa saya tempatkan ini di urutan kedua? Tak lain dan tak bukan karena memang instalasi dan juga memindahkan posts yang sudah kita punya ini perlu koneksi yang stabil, jangan sampai saat kita sedang melakukan transfer, koneksi malah terputus.
Kesabaran saat pindah hosting itu perlu banget #Blogging selain tentunya perlu yang namanya internet yang stabil. Share on XMisalnya saja kita sedang import post dari blog sebelumnya. Ternyata jaringan internetnya terputus, ya sudah, kita akan kehilangan beberapa post. Ini kejadian pada saat saya pindahan kemarin.
Beberapa kali saya harus import ulang lagi. Percayalah menghapusnya itu bukan hal mudah, kecuali mau ulang semua dengan delete blog dan membuat blog baru lagi.
Internet kencang dan stabil benar-benar salah satu hal yang harus diperhatikan saat pindah hosting loh. Saya mengalami beberapa kali pindahan dan tidak semua postingan pindah.
3. Siap dengan nama domain yang diinginkan (bagi yang belum punya)
Nah… ini juga penting ya karena dengan self-hosted blog, kita menggunakan TLD – Top Level Domain seperti febriyanlukito.com. Saya pun sebenarnya sudah pernah membeli domain ini sebelumnya namun saya hentikan langganannya. Karena itulah proses yang saya agak lama karena harus recovery domain saya terlebih dahulu.
Memilih nama domain juga merupakan hal unik sendiri yang perlu diperhatikan.
Anggaplah kita sedang menciptakan sebuah produk (kita sebagai product developer), kita pikirkan juga branding yang kita inginkan. Demikian juga dengan nama domain ini, dia adalah branding kita.
Jadi nama domain ini harus mencerminkan nama brand yang kita inginkan.
Nama domain yang kita pakai adalah bagian dari #branding kita sebagai blogger #Blogging Share on XDalam beberapa artikel yang saya baca, kita hendaknya berpikir ke depan. Seperti apa bayangan ke depannya diri kita dalam hal blogging. Apakah ingin fokus pada travel saja sehingga memilih nama yang ada kata travel-nya atau mengandung makna travel, ataukah nanti ke depannya kita akan berubah?
Sebenarnya bisa saja kita merubah TLD kita nanti, tapi sayang loh kalau sudah membangun sebuah brand terus kita rubah. It’s like developing a new product.
Bukanlah keharusan menggunakan nama pribadi untuk nama domain blog kita #TipsNgeblog #SelfHosted Share on X4. Pindahkan registrar dari hosting lama ke hosting baru
Apakah registrar itu dan kenapa harus dipindah? Jadi saat kita menggunakan hosting, kita akan mendaftarkan TLD kita ke sebuah organisasi yang mengatur semua domain name.
Coba deh baca Wikipedia mengenai registrar domain name. Saat kemarin saya pindah dari hosting lama saya ke one.com saya diminta untuk memindahkan registrar domain name ini.
Siapkan EPP Key untuk transfer domain #Blogging Share on XSaya sendiri bingung, maksudnya apa. Tapi dengan pertolongan kedua belah pihak, saya pun berhasil memindahkannya. Jadi saya mengirimkan email mengenai hal ini ke hosting lama saya.
Gak lama ada balasan sehingga saya bisa unlock registrar domain saya dan kemudian mengganti hostnya. Karena itulah support dari hosting sangat diperlukan dan salah satu hal yang harus diperhatikan saat pindah hosting.
Ada beberapa pengalaman tidak menyenangkan dari teman blogger, di mana mereka membeli domain dari orang yang dikenal. Namun, saat ingin proses pindahan, orangnya ini susah dihubungi. Bahkan ada sampai yang domainnya expired. Hindari ini ya…
5. Export post dari blog lama
Buat yang pindah dari wordpress dot com ke self-hosted blog, maka kita harus pindahkan postingan dan media dari blog lama kita ke blog baru – eh ini kalau mau sih, kalau mau ulang dari awal juga boleh kok.
Untuk itu, wordpress.com sudah menyediakan toolsnya kok. Tinggal login wordpress, cari Tools terus Export. Akan muncul pilihan export post.
Saat export post dan media lama ini, akan ada pilihan untuk export all (post, pages, comments, media, dan lainnya). Gunakan yang ini jika post kamu masih dikit ya.
Kalau punya postingan banyak… mending pilih per tanggal post, karena nanti pas import akan ada batasan file.
Karena itu saya mengekspor beberapa file. Untuk awal-awal post, saya tahu kalau saya tidak menggunakan foto ataupun besar post saya kecil, jadi bisa per tahun. Namun untuk post di beberapa bulan terakhir (saya putuskan sejak 2014) saya export per bulan.
Memang jadinya agak ribet karena harus export beberapa kali dan naming (biar gak salah) dan nanti import beberapa kali, tapi setidaknya sih tidak bikin error dan ulang lagi.
WordPress Com sendiri memiliki layanan transfer posts dan media #Blogigng Share on X6. Install WP.org di hosting baru
Salah satu alasan saya memilih one.com sebagai hosting saya adalah karena fasilitas one click installation untuk wordpress self-hosted. Jadi install CMS WordPress di One.com itu gampang banget. Ingat lagi ya, pas memilih hosting – hal yang harus diperhatikan saat pindah hosting ya kemudahan install ini.
Hindari penggunaan username admin untuk keamanan #Blogging Share on XInstall platform wordpress ini cukup mudah, namun setelahnya jangan lupa untuk setting ya, layaknya setting blog baru. Nah yang saya ingin ingatkan kan adalah bahwa setelah install wordpress ini, ada baiknya langsung install plugin-plugin yang direkomendasikan, antara lain:
- Jetpack – Ini untuk mengkoneksikan blog wordpress self hosted kita ke akun wordpress.com – pakai plugin ini kalau memang dirasa perlu ya, kayak saya pakai karena harus untuk iklan dari Jetpack.
- SEO by Yoast – plugin rekomendasi untuk SEO setting.
- Akismet – plugin ini membantu filter komen spam di blog kita.
- WP Super Cache – salah satu plugin rekomen untuk caching blog kita agar loadingnya gak lama
Ada plugin bawaan dari wordpress, yaitu Hello Dolly. Plugin ini adalah plugin “have fun” aja. Disarankan gak diaktifkan.
Plugin yang tidak dipakai, lebih baik dihapuskan biar gak bikin lola #Blogging Share on XSaya pribadi nyaman dengan menggunakan Yoast SEO free. Kekurangan yang free ini ada di keyword yang ditargetkan hanya bisa 1 keyword aja (short ataupun long tailed keyword). Ada juga yang menyarankan menggunakan All in One SEO Pack.
Kalau ada yang tanya saya, SEO itu perlu ya? Bukannya Content is The King? Benar memang, konten blog yang bagus itu penting. SEO diperlukan untuk memungkinkan tulisan bagus kita itu lebih luas ke orang karena muncul di page one search engine. Sharing is caring, right? Why don’t we make sure our post in page one?
Kalau sudah, kita bisa import post dari blog lama kita.
Baca juga: 15 Plugin Rekomendasi Tulisan Blogger Indonesia untuk WordPress Self Hosted.
7. Import posts dari blog lama
Nah kalau kira-kira sudah, kita mulailah dengan import post dari blog lama kita. Gak mau import? Gak apa kok, ya tinggal anggap ini rumah baru yang kita mulai dari awal lagi kan. Kalau mau pindahkan semua post, ya harus pakai ini.
Jadi kita masuk ke WP.org Admin kita dan pilih Tools – Import – pilih WordPress importer (yang nanti diarahkan untuk install plugin).
Import satu satu tapi berhasil atau import all tapi gagal? #Blogging Share on XImport ini memiliki batas maksimum besaran file yang bisa diimport adalah 96MB, jadi pastikan filenya jangan melebihi ya. Saya sendiri lebih membatasi untuk file maksimal di 2/3MB.
Kita cukup klik file yang ingin diupload dan kemudian import. WordPress akan memprosesnya. Setelah selesai, dia akan mengarahkan kita untuk mengganti nama author.
Apakah author tetap sama (karena kita install Jetpack dan aktivasi connected with WP.com, user di WP.com kita akan muncul di sini) ataukah ingin dipindahkan ke user baru. Ini terserah kalian sih. Kalau saya kemarin pilih pindahkan.
Pastikan tick import all media agar gambar-gambar masuk #Blogging Share on XSudah Selesai Pindah Hosting?
Itu 7 hal yang perlu diperhatikan saat pindah hosting untuk pengguna wordpress, dari wpcom ke self hosted blog. Untuk dari blogspot gimana? Bisa gak sih pindah hosting ke wordpress? Bisa dong… banget tapi mungkin kapan-kapan ya saya sharenya.
Eh iya, lupa. Kalau sudah selesai import post yang ada, coba deh cek, siapa tahu ada yang gagal ke import apa gak. Pindah hosting ini sudah selesai – eh gak juga kok, masih banyak, seperti pilih theme blog yang mau dipakai, setting banner kanan atau bawah atau atas dan yang lainnya.
WP Beginner, salah satu referensi saya untuk masalah Blogging ada pernah share bagaimana cara membuat blog dengan wordpress dalam waktu cepat. Coba deh baca. Siapa tahu bermanfaat. Yang pasti, dalam membuat blog ataupun pindah hosting, theme itu juga penting.
Usahakan theme blog itu #SEO dan #MobileFriendly ya #blogging Share on XNah, kira-kira sih itu yang saya anggap hal yang perlu diperhatikan saat pindah hosting berdasarkan pengalaman kemarin – ya cuma satu sih pengalamannya itu. Mudah-mudahan sih membantu ya. Saya sendiri tidak memilih menggunakan jasa pihak ketiga karena ingin belajar, seperti curhatannya Dani dalam Pindahan Rumahnya itu.
Dan kalau memang ada yang ingin ditanya monggo bisa email ke febriyan.lukito@gmail.com atau WA bagi yang sudah punya WA saya. Siap membantu kok kalau ingin pindahan.