CANGKIR KOSONG VS CANGKIR PENUH

ngeblog yang sukses

CANGKIR KOSONG VS CANGKIR PENUH

Ada yang nonton 2012 – ingat adegan di atas Tibet?

cangkir penuh vs cangkir kosong

Tuang air ke dalam cangkir hingga air itu luber? seperti itulah kita. menerima dan menerima dengan kondisi cangkir kita sudah cukup penuh sehingga terlalu banyak dan tidak muat lagi cangkir kita.

Yang perlu dilakukan adalah mengosongkan terlebih dahulu cangkir kita untuk menyerap hal-hal baru yang baik untuk kita. Jangan biarkan pengetahuan kita menjadi penghalang pikiran kita untuk berkembang.

Cangkir Kosong Vs Cangkir Penuh dalam Berteman

Salah satunya saat kita berdiskusi dengan teman – sudah ada mindset-mindset tertentu yang ada di dalam pikiran kita. Buanglah mindset kita terlebih dahulu untuk menyerap inti dari yang sedang dibicarakan.

Barulah ambil mindset kita sebagai pembanding bukan sebagai benteng pertahanan. Jangan jadikan sebagai bahan perdebatan yang tidak berujung.

Lihatlah teknik belajar yang dilakukan oleh Jepang. mengamati teknologi asing untuk mendapatkan yang terbaik. Ambil yang bagus – buang yang jelek. Seperti itu juga kita harus mencermati setiap diskusi.

Ambil yang bagus – buang yang jelek, gunakan mindset yang sudah ada dalam kita (entah itu agama, adat, kebiasaan, dll) sebagai penyaring yang bagus dan yang jelek.

[Tweet “Toh… namanya perbedaan itu akan membuat hidup lebih menarik kan?”]

Ini hanyalah opini saya sebagai seorang manusia biasa. Bisa salah – bisa benar.

8 Comments

  • jadi ingat sebuah buku lama “setengah isi setangah kosong”

    • baca juga ya???
      *toss*

      sebenarnya judulnya juga ngacu ke sana kok.

      • aku pernah review buku itu di multiply..nanti deh aku pindah kesini ehehe

  • Kita harus mengosongkan cangkir terlebih dahulu, terutama sebelum membaca postingan ini 😀
    #serius

    • hahahaha.
      masa sih sampai harus #serius gitu…
      makasih ya dah baca

  • setuju nih … ambil yg bagus buang yg jelek

  • […] hal saja yang membuat saya teringat film ini. Adegan di mana seorang biksu Dalai Lama menuangkan teh di puncak bukit. Itu saja. Satu scene yang membuat saya selalu suka menonton film ini. Pada dasarnya film ini […]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

[Adv] 5 Hal Penting Saat Nongkrong

Siapa yang suka nongkrong dengan teman? Rasanya sih hampir semua suka nongkrong seru bareng ya? Apalagi pas weekend. Tempatnya? Di...

Artikel Lainnya

Menjadi Indah

Setiap orang dalam setiap kesempatan selalu berusaha untuk menjadi yang ter. Ter-baik. Ter-ganteng. Ter-cepat. Dll....

Berhenti Sejenak

  Enak ya melihat anak ini tertidur di dorongan bayinya. Di tengah-tengah keramaian Pekan Raya...

Failure

Dare to FAILED? These are example who failed before. But they have things in common:...

Sudah PDkah kamu?

Saya tidak pernah mengikuti acara ini sebelumnya. Saat ini sudah memasuki season 3. Dan akhirnya...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form