Cara Membuat Katalog Buku

Cara Membuat Katalog Buku

Kenapa tiba-tiba saya terpikir tentang ini, bukan lain karena tumpukan buku yang ada di lemari di kamar kakak saya. Buku-buku ini adalah koleksi saya, kedua kakak saya (Hendra dan Vivin) serta mama, kami bertiga memang gemar membaca buku. Tapi ada juga yang berasal dari teman dan juga keluarga tempat mama bekerja. Terakhir bekerja di Serpong, mama malah membawa dua dus buku, banyak buku berbahasa inggrisnya.

Saya ingin merapikan buku-buku itu dan menyusunnya agar mudah mencarinya. Namun dari kemarin selalu saja ada hambatan (ini mah alasan – padahal diri sendiri malas berbenah). Nah akhirnya pertengahan Februari 2013 kemarin, saya mulai membongkar dan merapikannya. Ternyata… oh ternyata dari jam 12 siang saya berbenah, sampai dengan jam 6 sore masih belum beres juga. Baru berhasil membenahi sebagian saja. Yah, setidaknya sebagian buku itu sudah saya daftar di excel. Jadi sudah ada daftarnya.

Tapi saya sedang terpikir untuk membuat sebuah rak untuk menyusunnya. Sekarang ini buku-buku itu disusun tidur posisinya karena keterbatasan lemari. Nah, sebelum itu terwujud, ingin rasanya memiliki katalog buku pribadi di rumah. Setidaknya, saya pikir, dengan katalog ini, saya dapat mengontrol buku-buku saya itu (sepertinya banyak buku koleksi saya yang tak ada di lemari itu).

Nah, saat saya browsing soal katalog buku di mba google, muncullah blog ini. Dari sana saya mengenal DDC – Dewey Decimal Classification. Sangat menarik ternyata tentang Dewey ini. Berikut artikel tentang Dewey dan DDC yang dapat saya temukan di Wikipedia.

Melvil Dewey

Dewey was born in Adams Center, New York, the fifth and last child of Joel and Eliza Greene Dewey. He attended rural schools and determined early that his destiny was to be a reformer in educating the masses. At Amherst College he belonged to Delta Kappa Epsilon, earning a bachelor’s degree in 1874 and a master’s in 1877.

While still a student, he founded the Library Bureau which sold high quality index cards and filing cabinets, and established the standard dimensions for catalog cards.[1]

As a young adult he advocated spelling reform; he changed his name from the usual “Melville” to “Melvil”, without redundant letters, and for a time changed his surname to “Dui”.[2]

Dewey was a pioneer of American librarianship[8] and an influential factor in the development of libraries in America in the beginning of the 20th century.[9] He is best known for the decimal classification system that is used in most public and school libraries. But the decimal system was just one of a long list of innovations. Among them was the idea of the state library as controller of school and public library services within a state.[10] Dewey is also known for the creation of hanging vertical files, which were first introduced at the Columbian Exposition of 1893 in Chicago.[11]In Boston, Massachusetts, he founded the Library Bureau, a private company “for the definite purpose of furnishing libraries with equipment and supplies of unvarying correctness and reliability.”[12]

DDC

The Dewey Decimal Classification is a system of library classification made up of ten classes, each divided into ten divisions, each having ten sections (although there are only 99 of 100 divisions and 908 of 999 sections in total, as some are no longer in use or have not been assigned).

Just as in an alphanumeric system, the Dewey Decimal Classification is hierarchical; it also uses some aspects of a faceted classification scheme, combining elements from different parts of the structure, to construct a number representing the subject content (often combining two subject elements with linking numbers and geographical and temporal elements) and the form of an item, rather than drawing upon a list containing each class and its meaning. For example, 330 for economics + .9 for geographic treatment + .04 for Europe = 330.94 European economy; 973 for United States + .05 form division for periodicals = 973.05 periodicals concerning the United States generally.

Books are catalogued in ascending numerical order; when two or more books have the same classification number, the system sub-divides the class alphabetically, by the use of a call number (usually the first letter, or letters, of the author’s last name, or the title if there is no identifiable author.)

The Dewey Decimal Classification has a number for all books, including fiction. Most libraries create a separate fiction section to allow shelving in a more generalized fashion than Dewey provides for, or to avoid the space that would be taken up in the 800s, or simply to allow readers to find preferred authors by alphabetical order of surname.

Some parts of the classification offer options to accommodate different kinds of libraries. An important feature of the scheme is the ability to assign multiple class numbers to a bibliographical item and only use one of them for shelving. The added numbers appear in the classified subject catalog (though this is not the usual practice in North America). For the full benefit of the scheme the relative index and the tables that form part of every edition must be understood and consulted when required. The structure of the schedules is such that subjects close to each other in a dictionary catalog are dispersed in the Dewey schedules (for example, architecture of Chicago quite separate from geography of Chicago).

  • 000 – General work
  • 100 – Philosophy and psychology
  • 200 – Religion
  • 300 – Social sciences
  • 400 – Language
  • 500 – Science
  • 600 – Technology
  • 700 – Arts
  • 800 – Literature
  • 900 – History, geography & biography

Memang sih kalau dari artikel ini, sepertinya agak berat ya membuat katalog buku. Tapi… seperti kata pepatah: ‘berakit-rakit ke hulu, berenang-renang kemudian’, kenapa tidak mau membuatnya dulu walau agak ribet tapi kan nanti hasilnya bisa dipakai dengan lebih enak kan? Nah, semoga sih membantu yang lagi ingin bikin katalog buku, termasuk saya… J siapa tahu dapat buka perpustakaan di rumah.

32 Comments

  • wah yang udah punya koleksi banyak enak yaa!

    • pusing mas. bebenahnya capek. hehehe.
      ini juga ‘memaksa’ kok. saya selalu mengusahakan membeli buku baru setiap bulan.

  • Udah sempet bikin, pake excel.. gak pale kode begitu, tp pake nama kategori, berhubung udah autotext ya cepet jg ngerjainnya.. enak sih jdnya klo nyari buku & mw mengkategorikan cepet… tp udah gak di update sejaaaak 2011!!! 🙁
    Dan utk kategori fiksi, belum kubuat, jd yg fiksi kebanyakan udah ilang.. 🙁

    • sama. makanya lagi mau list ulang.
      kayaknya banyak buku yang masih beredar. tapi lupa buku apa aja dan di mana.

  • keren tp kyknya agak ribet ya

    • makanya saya tulis ribet dulu baru senang berikutnya.

  • buku-bukunya boleh dipinjem? hehe

    • boleh kok…
      tapi setelah selesai katalognya ya. hihihi.

  • Klo perpusnya di rumah sudah buka, asmie mampir ya 😉

    • monggo. belum buka juga mampir gpp, selama tidak menghabiskan makanan di rumah :p

  • ribet yah. tapi suatu hari dicoba ah, minimal dirapikan pencatatannya

    TFS 🙂

    • ayo…
      saya juga belum melanjutkan sih. hehehe

  • Sistem DDC ini memang standar dipakai di perpus2. Kalau sdh selesai bikin beri kabar ya, gantian saya minta tolong dibuatkan

    • wah…
      diingatkan mba Prita.
      belum sentuh lagi daftar bukunya hiks…
      btw… bukunya sdh saya terima mba.

  • kebetulan juga saya udah rencana mau bikin katalog.. cuma bingung harus mengklasifikasikannya..
    selain itu juga bukunya banyak agak males juga mulainya hehe..

    • hahaha. sama sih. 😀
      makanya belum beres2. 🙂

  • langkah awal yang bagus Mas untuk manajemen buku ;P

    • langkah awal yang bagus memang mas. 🙂
      tapi belum terlaksana sampai sekarang nih. hihi

  • Welcome! Thank you for subscribing to follow my blog. I hope you are encouraged, inspired and enjoy the photos I take of life’s events as seen through the lens of my camera.
    BE ENCOURAGED! BE BLESSED!

  • Wah, hebat nih. Saya belum kepikiran bikin katalog gini. Bikin daftar pun belum. Cuma baru sampe menyusunnya di rak buku dikelompokkan saja. Ah gak banyak juga sih koleksi buku saya mah, Mas…

    Salam,

    • berarti malah lebih advance mas itu mah. hehehehe.

  • Cara Membuat Katalog Danish's Story | Danish's Story

    […] Cara membuat katalog buku | the foot steps Description: Wah, hebat nih. saya belum kepikiran bikin katalog gini. bikin daftar pun belum. cuma baru sampe menyusunnya di rak buku dikelompokkan saja. ah gak banyak. Post Title : Cara membuat katalog buku | the foot steps Source : ryanfile.wordpress.com Read More : Cara membuat katalog buku | the foot steps […]

  • utie89

    uff… english again. i’m going crazy.. 😀

    aku juga kalo beresin buku bingung mas. Dulu, beresinnya cuma dikelompokkan antara fiksi dan nonfiksi.
    Tapi sekarang jd bingung. Karena ada kategori remaja, anak-anak, dewasa, ibu-ibu.
    Ada tentang parenting, novel, trilogi, agama, motivasi, dll.
    Belom lagi majalah.
    aish, pusing. mana tempatnya ga ada, rak bukunya udah ga muat, tap masih aja napsu pengen beli buku. =))

    • Hahaha. Jangan nyerah Utie.

      Iya nih. Kategori buku sekarang makin banyak.

  • Jangan lupa bagi alamat perpusnya kalau semua persiapan sudah selesai ya, Mas :hehe. Nanti kita mampir-mampir ke sana :))

    Kode persepuluhan Dewey kelihatannya agak ribet ya Mas, tapi membantu banget sebetulnya kalau koleksi sudah banyak :hehe.

    • Iya memang agak ribet Gara kalau pakai full Dewey sistem itu.
      Soal perpus… aku diam saja untuk saat ini.

  • menurutku sih agak merepotkan, sebab tak semua buku memiliki genre yang ‘jelas’. 🙂

    • Hahaha bener. *sampai sekarang belum beres bikinnya*

  • WOw!! Pasti udah bederet nih koleksi bukunya..!
    Aku sementara buat kategori aja storingnya, masih fiksi Vs Non fiksi. Fiksi anak and dewasa, dari yang membosankan sampai yang paling favorit (jadi kalo ada yang nanya buku apa yg aku suka, langsung sodorin.. 😉 )
    Trus non fiksi berdasarkan subject. Tapiiii… sekarang ada pada masa berantakan..hahaha.
    Salut deh buat Ryan! 😉

    • Gak kok Mbak. Masih dikit. Smp skrg gak berhasil bikin pakai yang saya tulis di sini. Hiks. Susah juga kategoriinnya.

      • Iyaaa gak usah bikin katalog… shelving buku balikin sesuai call number aja, kalo non-fiction bikin siwer mata.. hahahha. *Dulu pernah terdampar 6 bln nyoba jadi librarian ;p

      • Wahhh. Pernah jadi librarian yak.
        Lagi pengen bikin apps yang gampang buat ini. Hahahaha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

[Adv] 5 Hal Penting Saat Nongkrong

Siapa yang suka nongkrong dengan teman? Rasanya sih hampir semua suka nongkrong seru bareng ya? Apalagi pas weekend. Tempatnya? Di...

Tulislah… Just Write

Pernah merasakan bingung mau menulis apa? Boleh gak nulis ini apa mendingan jangan nulis ya? Saya pun merasakannya kok. Beberapa...

Artikel Lainnya

Daftar Penerima Buku

dah keluar ya nama-nama penerima buku gratisnya… monggo dicek

menjadi pemenang

Menjadi Pemenang

Sejak kecil, banyak orangtua yang menanamkan bahwa: Bila sudah besar kita harus menjadi pemenang. Mulai...

Sorry

Sorry seems to be the hardest word… Itu sepenggal lirik lagu yang cukup terkenal (dalam...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form