Sebenarnya sih lagi nulis yang dikejar deadline. Eh tapi saya nulisnya sekalian nonton serial Masterchef Australia Junior Season 2. Episode terakhir, alias pengumuman pemenang. Di akhir acara didatangkan pemenang season 1 nya dan ditanya apakah ada pesan untuk juara season 2 ini? Dia cuma bilang:
Keep cooking with love
Simple sih sebenernya yang disampaikan itu. Tapi rasanya bikin nyaman di hati aja ya.
Memasak Dengan Hati – Cooking with love
Saya lupa kapan pernah mendengar ini sebelumnya. Yang saya ingat adalah bahwa para koki profesional itu sangat percaya dan yakin kalau rasa cinta yang dipunyainya saat memasak akan terasa ke makanannya.
Katanya, kalau kita sedang kesal atau marah, rasa masakan pun akan berasa agak gak enak. Entah keasinan atau asem. Atau apalah. Pernah ada yang mengalaminya gak?
Sama juga dalam pekerjaan sepertinya ya… Kalau kita tidak suka dengan pekerjaan kita, akan ada aja yang kita rasa tidak tepat dalam pekerjaan kita dan akhirnya bikin kita gak enak.
Dan kemudian memutuskan resign?
Ada lagi yang disampaikan oleh pemenang sebelumnya, yaitu: Follow your passion
Follow Your Passion
Buat yang ikutan Masterchef atau American Next Top Model atau Asia Next Top Model, rasanya sih sudah mengikuti passion mereka ya.
Sejak mereka mendaftarkan diri, sebenarnya karena mereka memang tahu dan sadar kalau passion mereka di sana. Dan mereka memutuskan mengejar dan memenuhi passion itu.
Ini salah satu alasan saya menyukai menonton acara-acara seperti itu, termasuk Got Talent ataupun The Voice.
Tetapi….
Yep… ada tetapi nih.
Melakukan hal yang disukai atau with love dan juga mengikuti passion itu tidak mudah.
Bisa saja di tengah jalan kita melupakan LOVE dan PASSION kita itu. Mungkin itu yang dimaksudkan oleh si pemenang season sebelumnya itu.
Karena kalau semua itu mudah, semua orang akan bahagia dengan hidupnya selalu….
Kalau ada yang bilang seperti itu gimana? Well, one thing for sure sih… gak ada hal bagus yang mudah diraih. Setidaknya itu yang saya alami belakangan ini. Sampai-sampai sahabat pun pada jitakin…. hehehe.
Well, emang sih, saya sudah jatuh cinta sama blogging, tapi di sisi lain, ada beberapa hal yang harus saya perhatikan lagi dan lagi. Hingga akhirnya mempertanyakan: “Apakah passion bisa berubah atau hilang?” atau “Apakah benar bekerja sesuai passion dan penuh cinta itu cukup atau bakalan berhasil?“
Saya sendiri masih meraba bagaimana hasilnya…
Kalau Kamu?
Apakah kamu sudah cooking with love atau follow your passion juga? Dan gimana hasilnya selama ini? Apakah mengalami hambatan seperti saya? Gimana ngatasinya – share dong ke saya?
41 Comments
Lucky I’m in the industry close enough with my passion 🙂
Lucky you then masbro. Many didn’t. Hehehe.
Funny thing when I thought that I wasn’t following my passion, I found my hidden passion in it eventually.
Really? Hmmm.. something I need to consider… less thinking about it. And what is your passion – your hidden passion Nad? Mind to share?
Aku malah makin bertanya-tanya, passionku sebenernya apa ya. Banyak yg pgn aku coba n lakukan, banyak penasaran. Hehehe.
Bukan dokter gigikah mbak?
gua ada love dan passion tapi gak bisa masak gimana dong 😛
Love and passionnya gak di masak kali ko. tapi di makan… eh itu mah ane. 😀
sama pak 🙂
Sama apanya nih
Well, I’m still trying to follow my passion, sekalian berdamai dengan hal lain yang mau gak mau harus dikerjakan sih mas. Hmmm ,,, soal hal-hal yang berkaitan dengan passion, kadang-kadang ada masanya juga mengalami kebosanan. Tapi biasanya kalau yang sifatnya berakar dari passion, sejauh apapun kita melangkah untuk melupakannya -sejenak- pasti akan kembali lagi ke arahnya dengan mudah. Kalau aku sih iyes, gak tau kalau mas Anang 😀
Kalau sudah passion sepertinya gak akan merasa bosan gitu ya om? Benar gitu gak maksudnya?
Hwaaaa btw cooking is my passion (kayaknya sih). Tapi aku juga suka blg suamiku lho, sorry nih masakannya gak enak hari ini.. aku lagi nggak mood / bete soalnya, dan dijawab suami.. enak koook *sambil keasinan* ?
Sampe skrg aku masih pengen punya bisnis berangkat dari passion aku ini mas. Bukan cuma cireng, pengennya someday nanti di Indonesia jg lanjut gt pny usaha masak memasak ???
Duh… ngebayaing misuamu lagi makan terus bilang enak tapi keasinan nih… hahahaha.
Amin… moga berhasil Dila… siap membantu promo kok…
Kayaknya sih udah. Aku ngerasa fotografi itu passionku. Kan skrg poto bs kapan aja dimana aja wkwkwk
passion mu bukan job mu ya mbak Nay?
Memasak ya memang harus dengan hati, sehingga menghayati apa yang dimasak sehingga masakannya enak
Memasak memang semestinya dengan hati, menjiwai apa yang dimasak, sehingga hasil masakan bisa maksimal kelezatan rasanya
Sepertinya gak hanya memasak mas Yogi, tapi untuk semua kegiatan dan pekerjaan.
klw aku sih pernah dibilangin sama calon mertua #cielah# klw masak gk boleh ragu… wal hasil aku sukses masaknya hehee
Ini emailnya sama nama dan urlnya beda… hmmm.. Tapi makasih komentarnya ya.
Buat kamu yang diluar sana dan belum menenmukan Passion dalam hidup, ini nih jawabanya
Yang mana jawabannya mbak Tiara?
Love dan passion, dua hal yang jikalau disatukan akan cetar membahana hehehehe
Nah, pertanyaannya gimana menemukan passion nya itu?
Bangeeeet mas, aku kalo masak smbl kesel pasti rasanya ga karu2an hahahaha
Rasanya pasti ngikutin kekesalannya ya. 😀
Lagi mencoba menjalani yang sesuai dengan passion. Hambatan dan halangan pasti ada aja sih, yg bs bikin merenung, sebenernya ini jalannya ga sih? Pasti ada aja ups and downs-nya Oom, namun biasanya ‘Yang Di Atas’ akan membuka jalan, pintu, jendela, atau apalah, biar kita bisa menjalani apa yang kita sukai 🙂 🙂 🙂
Pastinya akan ada hambatan. Semoga dibukakan jalan untuk tetap bisa menikmati yang sesuai dengan passion om.
saya pun masih mencari-cari passion ku. karena yang ku mau cukup banyak dan nga tau yang mana yang pengen difokuskan hiksss..
Emang gak gampang sih ya untuk mendapatkan passion itu Lin. Semangat!
Ada temen di Pondok yang jago masak, ku tanyain kenapa nggak jadi Chef aja, dia bilang ngak apa, aku mau jadi IM aja, biar bisa masakiin kalian. haha
IM itu apa ya?
Well… masing-masing punya “tujuan hidup” masing-masing sih ya
Keputusan sulit tuh utk mencoba ngejar passion dan berhenti dari kerjaan, hehehe. Sedikit sharing dari pengalaman pribadi saya, karena kebetulan passion yg mau dijalankan belum bisa menggantikan income saat kerja kantoran, akhirnya saya mesti nyiapin dulu semacam “dana darurat” utk membiayai tahun pertama resign. Menurut saya ini penting banget, agar kita juga bisa tenang menjalankan passion tanpa terbebani “kebutuhan hidup”. Pengalaman saya, ada beberapa kenalan yg akhirnya harus meninggalkan passion dan kembali ke pekerjaan mereka karena terdesak kebutuhan hidup ini. Sayang aja…
Memang bukan hal yang mudah mas Tofan. Dan ada beberapa penyesalan dalam diri hahaha.
Yang mas sampaikan bener tuh. Harus ada persiapan. Mungkin nanti saya share di Catatan Keluarga Muda ya.
wah … kalau aku kurang hoby memasak hoby nya makan aja ….. 🙂
Makan memang lebih nikmat mas.
Wah asyik sih kalau masak di sertai cinta dan passion?
Semua kalau disertai dengan cinta dan passion sptnya asyik mbak Dillah
enak sepertinya masak di barengi hobi passion
Yang dikerjakan dengan cinta memang lebih berasa enaknya mbak.