Berita Hoax – kumpulan berita bohong yang dibuat sedemikian rupa dan disebarkan hingga yang baca merasa itu benar-benar terjadi.
Rasanya berita palsu yang kayak gini tuh banyak banget kan ya beredar. Saya sendiri mengalaminya. Beberapa tahun silam, ketika bekerja di Liberia, saat itu memang pas wabah Ebola.
Kakak saya mengirimkan gambar di mana ada potongan tubuh di jalanan. Katanya, itu dari salah satu situs berita ternama di Indonesia.
Saya agak heran sih, kenapa situs itu bisa mengatakan itu kondisi di Liberia. Apakah situs ini gak ikut Gerakan Anti Hoax? Malah menyebarkan berita yang gak benar coba.
Padahal, salah satu standar jurnalisme kan harus cek dan ricek. Kalau beritanya kayak gitu, apa sudah menjalankan apa yang diwajibkan secara etika profesi?
Terus saya kepikir juga tentang blogger. Gerakan anti hoax dan blogger – kira-kira ada hubungannya gak ya? Terus kalau ada yang mengatakan blogger itu suka nyebar berita hoax, kira-kira gimana? Kalian percaya gak ada yang kayak gitu? Memangnya, seperti apa sih peranan blogger dalam gerakan anti berita palsu kayak gini? Seperti apa juga cara mengetahui berita hoax apa bukan?
Hoax dan Gerakan Anti Hoax
Sebelum membahas semua yang saya sebut, ada baiknya kan kita tahu dulu, apa itu berita hoax sebenarnya.
Hoax dalam artian sempit, bisa diartikan sebagai ‘berita bohong’ (menurut KBBI).
Di Merriam Webster, Hoax diartikan sebagai:
to trick into believing or accepting as genuine something false and often preposterous
Sebuah trick atau cara untuk membuat orang lain percaya akan sesuatu yang bohong atau palsu.
Dari artikel di Rappler, saya juga menemukan bahwa hoaks ini sebenarnya bukan makanan baru. Sejak 1439 juga sudah ada – itu tahun ditemukannya mesin cetak. Namun, sekarang dengan meningkatnya dunia digital, perkembangannya pun juga merambah dunia maya.
Jenis Berita Hoax
Masih dari artikel Rappler, disebutkan juga macam-macam hoax yang biasa dilakukan, yaitu:
Tujuan Membuat dan Menyebarkan Berita Palsu (Hoax)
Sudah pasti sih ada tujuannya. Gak mungkin mereka membuat sebuah berita seperti ini tanpa tujuan sama sekali. Ada yang tujuannya terselubung dan kita gak tahu loh. Tapi yang pasti, ada juga tujuan yang bisa kita lihat dengan jelas, yaitu
Membuat kepanikan secara massal.
Saya masih ingat kok, saat kakak mengirimkan gambar potongan tubuh itu, dia dan mama itu cukup panik. Gak tahu kondisi gimana. Kebayang gak kalau saya gak bisa dihubungi.
Ini juga kayak yang penipuan digital (via handphone). Pura-pura bilang kalau si ayah lagi ditahan polisi. Kalau yang menerima pesan itu panikan, ya sudah… siaplah melayang itu sejumlah uang.
Selain itu, kalau mereka yang membuat hoax itu punya blog, sepertinya nih ya, tujuan mereka gak jauh dari mendapatkan traffic blog. Kan lumayan kalau sampai banyak yang share dan (berharap) ada yang klik. Biasanya ini dilakukan dalam jenis hoax nomor 2 di atas. Judul heboh tapi isinya beda (CLICKBAIT).
Gerakan Anti Hoax Pun Muncul Karena Merasa Terganggu dengan Berita Palsu
Semakin ke sini, sepertinya yang namanya berita palsu (bukan cuma alamat palsu) semakin marak. Apalagi di dunia sosial media yang sangat cepat pergerakannya. Dan tidak jarang membuat perpecahan.
Mulailah kemudian… muncul gerakan anti hoax – gerakan yang menolak berita bodong. Saya sendiri gak tahu siapa yang mulai, tapi yang pasti, mulai dari komunitas hingga pemerintahan pun mengatakan membuat gerakan anti hoax ini.
Bagus? Iyalah bagus. Karena memang kondisi penyebaran hoax itu memprihatinkan. Edukasi mengenai berita-berita palsu ini hendaknya sih memang digiatkan terus menerus. Salah satunya adalah bagaimana cara mengetahui berita hoax apa bukan. Seperti dalam video berikut nih:
8 Cara Mengetahui Sebuah Berita Hoax atau Bukan
Dari video itu, setidaknya ada beberapa cara yang kita (siapapun ya… bukan hanya blogger) untuk mengecek sebuah berita itu benar atau tidak, yaitu:
8 cara mengetahui berita hoax – gak banyak kan? Bisalah dilakukan
Share gambar di atas untuk menghentikan penyebaran berita hoax
Nah… itu 8 cara memastikan sebuah berita itu memang benar atau hoax belaka. Kalau memang dukung anti hoax, kita pun wajiblah melakukannya. Yang nomor 8, dalam video memang dimaksudkan cek ke factcheck.org, tapi kita juga bisa:
Terus yang menarik buat saya ada di akhir video itu, terkait peranan kita dalam gerakan anti hoaks.
Bentuk Gerakan Anti Hoax, Dimulai dari Diri Sendiri
Di akhir video itu, dibilang bahwa sebagai pembaca, kita, adalah pertahanan pertama dari penyebaran berita hoaks itu sendiri.
Itu kenyataannya.
KITA SEMUA, termasuk blogger adalah alat vital dalam penyebaran berita hoaks dalam bentuk apapun. Mau itu artikel “berita” ataupun sekedar tulisan di media sosial dan pesan online seperti whatsapp.
Saya sendiri merasakan… Betapa orang itu susah sekali menahan diri untuk menyebarkan berita (beberapa inginnya tetap update kekinian dan langsung share).
Saya pun termasuk yang melakukannya beberapa tahun lalu. Ketika itu ada pesan di BBM terkait beasiswa untuk anak SD dan SMP yang diselenggarakan salah satu perusahaan ternama.
Saya… yang membaca dan merasa itu informasi bagus dan berguna, langsung menyebarkannya. Hingga…
Ternyata TIDAK PERNAH ada beasiswa itu. Berita yang tersebar itu adalah “penipuan” yang dilakukan oleh nama yang tertera di pesan itu.
Saya saat mengetahuinya langsung merasa bersalah. Iya… bersalah. Gimana kalau sudah ada yang baca, mengirimkan data diri dan jadi korban penipuan itu?
Sejak itu pun… saya tidak lagi sembarang langsung menyebarkan informasi begitu saja. Apalagi setelah kejadian saat saya di Liberia itu. Rasanya makin enggan menyebarkan begitu saja tanpa cek dan ricek dulu.
Membunuh Virus dengan Gerakan Anti Hoax! Blogger pun Punya Peran
Dalam membunuh virus yang menjangkiti tubuh, dokter selalu melakukan diagnosa dulu dan mencari akar permasalahannya. Demikian juga sebenarnya dalam virus hoax. Harus dicari tahu dulu sebenarnya, apa sih yang menjadi akar permasalahan dari virus berita palsu ini?
Ada satu buku yang baru saja saya baca dan saya rasakan cukup menjawab pertanyaan itu.
Saya kutipkan di sini ya:
Mudahnya memercayai berita sumir merupakan refleksi lemahnya tradisi berpikir kritis yang berakar jauh dalam pola pembelajaran kita selama belasan tahun.
Ibarat virus, hoaks hanya dapat dilawan dengan serum kekebalan berupa kemampuan berpikir secara kritis.
Kedua kutipan di atas, saya ambil dari buku Anak Muda & Masa Depan Indonesia – Bunga Rampai Pemikiran Anak Muda dari Aceh Sampai Papua. Buku ini sendiri, sebagaimana jelas dalam judul dan subjudulnya, merupakan kumpulan pemikiran-pemikiran dari anak-anak muda Indonesia.
Kutipan di atas, bisa ditemukan di Bab 5 dalam tulisan berjudul Hoaks dan Tradisi Kritis Kita oleh Wijayanto, yang pernah dimuat di koran Sindo.
Tulisan ini, bersama dengan bunga rampai anak muda Indonesia lainnya telah melalui proses editor oleh Dimas Oky Nugroho, seorang pemuda inspiratif kelahiran 7 Februari 1978. Saya sendiri pernah bertemu dengan mas Dimas di acara Gerakan Ampuh (Anak Muda Kreatif) beberapa tahun lalu. Beliau memang sangat inspiratif. Banyak menggagas gerakan kewirausahaan sosial seperti Gerakan Ampuh itu.
Setelah sekian lama, beberapa minggu lalu, saya bertemu kembali dengan Mas Dimas Oky. Masih seperti sebelumnya, penuh senyum dan ramah di Diskusi Kopi – dalam rangka peluncuran buku itu. Dan seperti biasa, beliau masih juga giat dengan kegiatan wirausaha yang juga ada “misi”nya.
Lihat saja Diskusi Kopi yang ada di Jalan Halimun Raya No. 11B, Manggarai, Jakarta, yang merupakan miliknya. Tempat nongkrong seru ini bukan sekedar tempat ngopi biasa. Tapi di sini, tersedia banyak ruang yang bisa digunakan untuk diskusi bareng, seperti namanya: Diskusi Kopi.
Interior tempat ini pun menarik… Mungkin kapan-kapan bisa ke sana lagi untuk review khusus di TNS ya – untuk sekarang, lihat foto di bawah aja ya. Foto courtesy of MB Communication.
Peran Blogger dalam Gerakan Anti Hoax
Okay… back to laptop… Saya sendiri merasa kalau blogger itu punya peran besar dalam Gerakan Anti Hoax seperti ini. Banyak sekali yang bisa dilakukan oleh seorang blogger Indonesia seperti kita, yaitu:
1. Berpikir Kritis Sebagai Blogger dan Dalam Tulisan
Sependapat dengan mas Wijayanto, untuk bisa memerangi hoaks, memang perlu obat yang tepat. Dalam hal ini pola pikir kritis dari para pembaca.
Demikian juga blogger. Sebagai blogger, yang juga merupakan pembawa informasi, kita harus terus berpikir kritis. Setiap ada yang mengatakan A, kita tuh harus siap menggunakan logika kita dan bertanya kenapa begitu.
Baca juga: Tanya Kenapa – Sebagai Blogger Kita Wajib Lakukan Ini
Agar bisa mendapatkan informasi lengkap dan benar – bukan menyebar berita bohong.
2. Mengurangi Berita Hoax dengan Artikel Bermanfaat – Menerapkan SEO
Ah… Blogger gak perlu belajar SEO… Nah di sini salah, menurut saya. Justru, kalau kita ingin dunia maya kita bersih dari berita tidak menyenangkan, kita harus menerapkan SEO di blog kita dan mengusahakan tulisan kita nongol di mesin pencari.
Semakin banyak artikel yang informatif dan tidak menyebar kepalsuan itu akan mengurangi berita-berita jelek. Sebagai blogger, kita bisa menjadi perantara untuk mengangkat Gerakan Anti Hoax dan juga menyebarkan Good News from Indonesia di dunia digital.
3. Peran Blogger dalam Gerakan Anti Hoax: Edukasi Sekitar
Iya… kita punya tanggung jawab untuk memberikan edukasi kepada orang sekitar kita. Seperti apa sih hoax itu, jenis hoax apa saja. Kenapa kita harus hati-hati dalam menyebarkan berita. Sekalipun, mungkin dengan melakukan ini, kita bisa “dibenci”.
Saya selalu mengatakan pada diri sendiri dan juga teman untuk:
- Apakah berita ini benar?
- Apakah berita ini penting untuk disebarkan (memberi manfaat)?
Kalau jawabannya iya untuk keduanya baru kemudian saya sebar (ini setelah kejadian langsung share yang di atas tadi). Dan saya selalu coba ingatkan teman untuk berpikir seperti itu juga.
Jadi, sebarkan yang memang benar dan terverifikasi kebenarannya!!! Tanya pada teman sekitar kita – dari mana sumbernya? Apakah benar? Sebelum kita ikut menyebarkan informasi itu.
Tujuan yang baik akan jadi salah jika kita melakukannya di waktu yang tidak tepat dan dengan cara yang salah!!! Termasuk jika awalnya ingin ikut Gerakan Anti Hoax, jika dilakukan dengan cara dan di waktu yang salah, kita jadi penyebar loh.
Kita sekarang juga bisa melaporkan berita hoax ini ke Aduankonten.id atau via twitter. Ini juga bentuk gerakan anti hoax yang kita semua (gak hanya blogger) bisa lakukan.
Jangan Jadi Blogger yang…
Itu sih penjelasan tentang berita hoax, gerakan anti hoax, jenis-jenis hoax dan juga peran blogger dalam gerakan anti hoax. Saya sendiri sangat menyukai bahasan tentang dunia digital (termasuk tentang penyebaran berita bohong) di buku Anak Muda & Masa Depan Indonesia itu. Boleh dicari di toko buku loh – penerbitnya Mizan. Kalau gak salah harganya Rp79rb.
Eh tapi… sebelum saya lupa, ada satu hal terkait peran blogger dalam Gerakan Anti Hoax yang juga penting banget nih:
Jangan hanya demi uang dari blog – kita menggunakan clickbait – bukan viral post ya. Tapi clickbait. Judulnya apa… tulisannya apa…
Percaya deh… jika kita, blogger, seperti itu, gak akan ada yang percaya lagi sama kita ujung-ujungnya. Walau gimana pun, attitude as a blogger is VERY IMPORTANT.
Kalau menurut kalian gimana? Apakah gerakan anti hoax ini akan berhasil? Terus apa peran yang bisa kalian ambil dalam gerakan ini? Share dong.