Adakah yang mengenal dengan 7 Habits ini? 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen R. Covey adalah salah satu buku yang saya suka. Buku ini dibuat untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang dengan meneliti kehidupan sehari-hari orang-orang sukses dan hasilnya adalah 7 kebiasaan yang dilakukan. Kebiasaan yang mudah dilakukan oleh setiap orang, siapapun dia.
7 Habit ini pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:
Habit 1 – 3 lebih ke personal development. Sedangkan Habit 4 -7 merupakan habit terkait dengan bagaimana kita berinteraksi dengan orang di sekitar kita dan hubungan kita dalam sebuah lingkungan.
Saya ingin share satu per satu habit ini berdasarkan apa yang sudah saya baca dalam 7 bagian terpisah. Dimulai dari Habit 1 – PROACTIVE.
Habit 1 – PROACTIVE
Apa yang dimksd dengan proaktif? Yang paling mudah utk menjelaskannya adalah dengan:
Proaktif lawan dari reaktif.
Kenapa Seseorang Harus Proaktif?
Saat seseorang proaktif, dia akan memikirkan segala tindakan dan perbuatan yang dilakukannya beserta akibat-akibatnya. Orang proaktif adalah orang yang mengerti tindakannya dan mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Orang reaktif cenderung mengambil keputusan dengan emosi yang ada. Sedangkan orang proaktif adalah orang yang berpikir terlebih dahuli atas tindakannya.
Memang tidak mudah untuk menjadi pribadi yang menjalankan habit 1 ini. Menjadi proaktif bukanlah pilihan yang akan dilakukan dengan sadar oleh sebagian orang. Kita, termasuk saya, cenderung akan menghindari menjadi pribadi yang proactive ini dan cenderung menjadi pribadi yang reaktif.
Namun, semua bisa dilakukan – sekalipun hal itu tidak mudah. Sekarang, pertanyaannya, apakah kita mau menjadi pribadi proaktif atau reaktif dalam hidup ini?
Berikut cara mudah menjadi proaktif:
STOP – THINK – CHOOSE
Saat kita dihadapi suatu kondisi, kita stop terlebih dahulu utk memikirkan apa tindakan kita dan konsekuensi-konsekuensinya. Di semua opsi tindakan yang kita punya, kita harus memilih tindakan dengan konsekuensi negatif terkecil sehingga tindakan kita tidak melukai siapa pun dalam pelaksanaannya.
Berikut ini adalah contoh penerapan Habit 1 – Proactive dalam kehidupan sehari-hari:
Di Jalan Sudirman, Amin terkena kemacetan yang memang menjadi langganan jalan tersebut. Kemacetan sudah dimulai sejak 1 jam yang lalu dan Amin kali ini benar2 berada di tengah2 kemacetan tanpa dapat bergerak sama sekali. Akhirnya setelah mengikuti arus yang ada, 2 jam kemudian Amin berhasil mencapai ujung kemacetan tersebut. Namun saat sedang ingin menikmati kebebasan dari macet tersebut, tiba-tiba dari sebelah kirinya muncullah sebuah mobil yang ingin mendahuluinya dan mogok tepat di depan mobil Amin.
Tindakan yang diambil Amin:
- Jika Amin reaktif –> dia akan marah-marah ke si pengendara mobil dengan menyebutkan semua isi kebun binatang yang tidak pantas disebut dan membunyikan klakson berkali-kali sampai semua orang akan memperhatikannya. Sedangkan si pengendara mobil yang mogok juga reaktif sehingga menyebut semua isi binatang kembali dan juga mengajak berkelahi Amin. Dan akhirnya terjadilah pertengkaran yang makin mengakibatkan kemacetan sampai-sampai polisi turun tangan.
- Jika Amin Proaktif –> dia akan stop dulu untuk meredakan emosinya. Berpikir apa saja yang dapat ia lakukan:
- Dia dapat memarahi si pengendara mobil
- Dia dapat membantu si pengendara mobil menepikan mobil yang mogok tersebut.
- Dia dapat menelpon mobil pengangkut.
Setelah berpikir beserta konsekuensi-konsekuensinya yang ada, Amin keluar dari mobil untuk membantu si pengendara menepikan mobilnya yang mogok tersebut sehingga mobil-mobil lain dapat bergerak kembali. tidak ada pertengkaran dan tidak ada kemacetan lebih lama lagi sehingga dia dapat dengan segera bertemu dengan kekasih tercinta yang sudah menunggu lama.
Yuk, Jadi Pribadi yang Proaktif (bukan Reaktif)
Alangkah indahnya hidup kita bila semua orang bersikap proaktif daripada reaktif. semua orang akan memikirkan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambilnya terutama tindakan/keputusan yang diambil pada saat emosi.
Inti proaktif sekali lagi adalah:
STOP – THINK – CHOOSE
Pada saat emosi, berhenti sejenak membuat pikiran kita menjadi lebih tenang sehingga mengambil keputusan pun menjadi lebih nyaman. Cara paling sering saya gunakan adalah mengambil nafas dalam-dalam dan kemudian mengeluarkannya perlahan-lahan. Kurang lebih 5 detik. Rasakan udara yang masuk di dalam dada, kehangatan mengisi perlahan dan kemudian detak jantung kita kembali normal. Jika masih belum, ulangi kembali beberapa kali.