Buat yang dah nonton Film Inside Out pasti tahu deh maksud postingan kali ini. Yuppp. Di film Inside Out itu, bagian awalnya ada film singkat Lava dari Disney dan Pixar. Ada yang tahu gak? Kalau gak, ya jangan sedih dong. Ini ada youtube videonya (bener kan, apa aja ada di Youtube sekarang ini).
Gimana? Dah ditonton belum itu video youtube-nya? Bagus gak? Kalau menurut saya… bagus bangedddd. Pas nonton ini saya agak-agak nangis *catet ya… agak – abisnya malu sama sebelah kanan saya kalau nangis beneran*. Short movie Lava di awal Inside Out ini sebenarnya ya tentang kisah cinta.
Baca juga: Review Film Inside Out
Cuma menggunakan gunung berapi sebagai tokoh utama. Setiap orang berpasang-pasangan, tapi dia sendirian di tengah lautan luas. Setiap hari bernyanyi:
I have a dream I hope will come true
That you’re here with me and I’m here with you
I wish that the earth, sea, the sky up above
will send me someone to lava.Taken from >Lyrics Translate
Harapan Akan Cinta si Lava
Uhuyyy… co cweet gak sih kalau punya harapan akan cinta seperti si Lava ini. Bertahun-tahun loh dia bermimpi dan tetap menaruh harapan akan sosok cinta yang akan hadir dalam hidupnya. Kayaknya Lava ini gak sendirian kan ya? Hampir semua orang di dunia ini mencari cinta, siapa si cinta, di mana si cinta dan bahkan ada yang mencari apa itu cinta sebenarnya.
Tapi gak jarang yang setelah sekian lama mencari dan tak menemukan cinta akhirnya menyerah gitu aja. Dan akhirnya menjalani hidup tanpa cinta atau ada juga yang sudah menemukan cinta tapi… Tapi bertemu juga dengan penderitaan dari si cinta ini. Seperti kata Ti Pat Kay dalam Serial Kera Sakti di Indos**r dulu, “Sejak dulu begitulah cinta, deritanya tidak pernah berakhir” dan akhirnya melepaskan cinta juga.
Pernah ngalami gak? Kehilangan harapan akan cinta dan teman-temannya itu? Semoga sih gak mengalami trauma dan akhirnya memutuskan untuk melepaskan harapan akan cinta sih. Seperti Lava, sampai akhir hidupnya, dia gak pernah bertemu dengan cintanya yang sebenarnya ada di belakangnya itu – hadir karena mendengarkan nyanyian dia selama ini.
Happily Ever After
Siapa sih yang gak mau mendapatkan happy ending dalam hidupnya? Setiap orang pasti mau yang hepi kan? Tapi apakah kalau dalam hal cinta itu akan seperti dalam dongeng-dongeng Disney yang happily ever after, ataukah itu hanya ada dalam dongeng atau film saja?
Saya tiba-tiba teringat kisah yang pernah saya dengar tentang Socrates dan Cinta, kira-kira seperti ini (tapi maaf ya kalau ada kecampur-campur, abisnya ini harus mengulik memori dalam otak yang mulai menua ini).
Suatu hari, seorang pemuda gagah dan tampan datang menemui Socrates, orang bijak terkenal di sebuah bukit. Dia meminta petunjuk dari Socrates tentang cinta, bagaimana agar dia bisa menemukan cinta dalam hidupnya.
“Pergilah ke bukit di hadapan itu. Masuklah ke dalam hutan dan perhatikan bunga-bunga yang kamu temui di sepanjang jalan. Petiklah satu dan bawa kembali ke sini. Tapi ingat. Kamu hanya boleh membawa satu dan tidak boleh memetik lebih dari satu – tidak boleh memetik dalam perjalan kembali ke sini”
Pemuda itu pun berjalan menuju arah yang ditunjuk dan mulai mengamati kanan kirinya untuk melihat bunga yang dia harus bawa pulang. Dia pun melihat sebuah bunga mawar putih yang cantik. Awalnya dia ingin memetik bunga itu tapi kemudian diurungkannya. Karena dia berpikir, jangan-jangan di depan sana masih ada yang jauh lebih cantik lagi.
Dia pun meneruskan langkahnya dan kembali menemukan bunga demi bunga yang cantik bermekaran di sepanjang perjalanannya. Tapi selalu tidak dipetiknya, karena dia berpikir kalau nanti masih ada yang lebih cantik lagi di depan sana. Hingga akhirnya di sampai di penghujung dan tak ada satu bunga pun yang dipetiknya.
Dia pun kembali dengan tangan kosong.
“Kenapa kamu tidak membawa apa-apa? Tidak adakah yang cantik menurutmu?”
“Ada. Banyak bahkan, tapi saya tidak memetiknya karena Anda hanya membolehkan saya memetik sekali saja. Jadi saya berjalan terus dengan anggapan di depan ada yang lebih cantik lagi. Hingga akhirnya saya sampai di penghujung. Dan kemudian kembali ke sini dengan tangan kosong.”
Nah kira-kira itu sih ceritanya, mudah-mudahan sih saya bener ingetnya – agak ragu ini Socrates apa bukan ya? Tapi, siapapun nama orang bijak dan pemuda dalam kisah itu, rasanya kita juga melakukan yang dilakukan oleh si Pemuda kan? Mencari cinta dalam perjalanan hidup, bertemu dengan banyak yang cantik dan sebenarnya sreg di hati, tapi tidak juga “dipetik” hingga akhirnya berakhir tanpa apapun.
Jadi apakah kita sebenarnya si pemuda yang terlalu picky dan akhirnya gak pernah menemukan happily ever after-nya kita?
Well, seperti Lava, saya sih gak mau losing hope – kehilangan harapan akan cinta dalam hidup. Saya yakin sih setiap orang akan menemukan happily ever after mereka masing-masing. Menemukan cinta dalam hidup. Kalau menurut kalian, ada gak sih happily ever after itu? Terus gimana short film Lava ini menurut kalian?