My last thought for today is this – when you are with other people who are going through something, you have to understand that you can’t fix anything for them. Because if they don’t learn it for themselves, and go through it with their mind driving the progress, they will always hide the flames somewhere…never to fully be put out. You must stand with them…as a team. Not behind them, not in front of them…but right next to them (taken from: The Betterman Project)
***
Hari ini, saya seperti biasa memulai hari dengan membaca beberapa blog yang saya ikuti secara rutin (thanks to wordpress – reader). Salah satunya adalah blog di atas. Blog ini sendiri saya sangat sukai karena memang isinya sangat bagus. Mengenai menjadi orang yang lebih baik.
Kutipan di atas saya ambil dari paragraf terakhir posting hari ini (iya, dia melakukan posting harian di blog itu). Dan sangat bagus menurut saya untuk saya share di blog saya. Kenapa bagus? Karena itulah kenyataan yang saya alami beberapa tahun lalu.
Seorang teman saya sedang dalam kesusahan. Dan saya, berpikir menjadi teman yang baik, membantunya dengan cara saya sendiri. Memang permasalahannya itu selesai pada saat itu.
Namun di saat permasalahan lainnya muncul, dia kembali meminta bantuan dan saya kembali membantunya. Seperti itu berulang-ulang.
Sampai akhirnya suatu saat saya tidak dapat membantunya, dan dia akhirnya ‘melarikan diri’ dari permasalahan itu.
Teman
Sebagai seorang teman, siapa sih yang tidak ingin membantu jika ada teman kita yang kesusahan? Kita pasti berusaha sebisa kita untuk membantunya kan? Dan memang itulah salah satu fungsi seorang teman yang baik. Setuju?
Tapi setelah kejadian itu, saya jadi belajar bahwa, menjadi teman yang baik bukanlah membantunya keluar dari masalah begitu saja. Namun… lebih membantunya menyadari akar permasalahan yang dihadapinya dan membantunya menghadapi permasalahan itu bersama – namun tetap semua solusi dari dirinya sendiri.
Itulah yang kini saya sadari. Bahwa sebenarnya apa yang saya lakukan adalah salah satu penyebab dia akhirnya ‘melarikan diri’.
Karena tanpa saya sadari, bantuan saya itu telah ‘memanjakan’ dia dan akhirnya ketergantungan pada diri saya. Sehingga dia tak pernah belajar untuk benar-benar berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri.
Jadi Teman yang Baik
Jadi teman yang baik, bukanlah dengan menyelesaikan masalah yang dihadapi teman itu. Tapi dengan berada di sisinya dan menghadapi masalah itu bersama. Itulah inti dari sebuah pertemanan.
Seorang manusia harus dapat belajar dari kehidupan ini sedemikian rupa sehingga dia menjadi pribadi yang lebih tangguh dan lebih baik dalam menghadapi segala permasalahan kehidupan ini. Itulah seorang teman yang baik.
Bagaimana menurut kamu?
mudah-mudahan aku juga bisa jadi teman yg baik ^-^
amin.
pasti
Temen yang baik ialah temen yang bisa mensupport, memotivasi, mengkritik pokoknya komplit dech 🙂
setuju…
teman yang baik bukan cuma yang bisa memuji saja.
tepat seperti yang juga saya pikirkan dan alami dengan sahabat dan teman dekat saya.
membaca diatas saya jadi sadar bahwa saya sendiri melakukan kesalahan. saya malah membuat kedua teman dekat saya itu sekarang hampir tidak pernah menghubungi saya lagi. entah apakah karena mereka sadar untuk membangun dirinya sendiri, atau merasa sudah tidak bisa mempercayakan saya lagi. lumayan kecewa juga. padahal saya sudah kadung ikut merasakan masalah mereka dan ingin mereka menjadi lebih baik.
ya. Itu juga terjadi pada saya kok.
Kita kini sebagai teman yang baik hanya bisa mendoakan agar dia baik-baik saja di mana pun dia saat ini.
Setuju, mas Ryan.
Teman yang baik juga berani meng-kritik dg penyampaian kalimat yg baik, tanpa menyakiti, sehingga terkesan membangun.
Setuju juga mas Iwan.
Kalau kata teman saya:
‘saya tuh di sini bukan hanya meng-OK-kan semua perkataan dan perbuatanmu. Tapi juga untuk menamparmu kalau perlu’