#27- Jangan Ganggu Dia

“Hentikan!!!! Jangan kau lakukan itu padanya!” teriak Yuni memecah keheningan malam itu. Sosok muda itu segera melepaskan diri dari cengkraman Galang yang agak lengah karena teriakan Yuni barusan.

Galang dengan tubuh penuh tato itu tidak menghiraukannya. Dia hanya menoleh sekilas dan kemudian melanjutkan aksinya yang sempat terhenti tadi. Dia kini sibuk membuka sabuk celananya dan menatap sosok muda di hadapannya itu.

“Kita kan bersenang-senang malam ini.” Suara Galang yang agak serak itu membuat sosok di hadapannya itu merapatkan dirinya kembali ke tembok.


“Mba, tidak bisakah kita pergi dari sini? Mas Galang itu membuatku takut. Kita pergi ke Bandung, berdua, saya akan menjaga Mba di sana. Kita bisa memulai hidup kita dengan lebih baik lagi.”

Yuni terdiam. “Tidak bisa. Saya berhutang banyak pada Mas Galang. Dia pasti akan mencari. Ke manapun saya. Kalau mau, kamu saja yang pergi.”

“Gak Mba. Saya gak akan pergi kalau Mba gak ikut sama saya. Kita ini kan keluarga, dan keluarga saling menjaga.”

Pembicaraan mereka terhenti karena terdengar suara bantingan pintu. Yuni segera berlari meninggalkan kamar menuju ruang tengah yang dibatasi dengan triplek itu. Galang ternyata sudah pulang dan seperti biasa dalam kondisi mabuk.


“Ayolah… gue lagi pengen nih. Lo puasin gue malam ini.” Galang mendekati sosok muda yang baru saja kembali dari toilet di belakang gubuk kecil itu. Dia menarik sosok muda itu dengan kasar dan memeluknya serta berusaha menciumnya dengan beringas. Nafasnya masih menyebarkan bau alkohol murahan yang dibelinya di terminal.

Sosok muda itu berusaha mengelak dan melepaskan pelukan Galang.

“Mas, jangan mas. Mas itu suaminya mbakku. Eling mas, eling”

“Ah.. gak usah lo pikirkan dia. Gue mau lo malam ini.”


Galang menarik sosok muda itu hingga kembali dalam pelukannya. Dengan lebih beringas, dia merobek pakaian yang masih melekat pada sosok muda yang masih berusaha meronta melepaskan diri.

“Hentikan!!!!” Yuni kembali berteriak dan kali ini diikuti dengan hujaman pisau tepat di punggung Galang.

Galang mengerang kesakitan akibat tusukan itu.

“Jangan ganggu dia. Kau boleh melakukan apa saja kepadaku tapi jangan ke Dimas, mas.” Kembali dia menghujamkan pisau ke punggung Galang seperti orang gila.

“Jangan Dimas…” Nafas Yuni terengah-engah, “Jangan ganggu anakku, cintaku!”

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Si Sulung

15 Comments

  • duniaely

    Sukses ya bro buat GA nya 😛

  • Lho kok? jadi sosok muda itu namanya Dimas? trus diakhir cerita kenapa Yuni bilang dia anaknya, tadi diatas sosok muda itu bilang dia adiknya Yuni?
    nah lho asmie rasa twisted nie he he he…

    • iya. selama ini ngakunya itu kakak. padahal sebenarnya ibunya

  • jampang

    pengen ikutan ah 😀

    • amin. makasih

    • amin. makasih

  • Waah, menarik, Mas! Suasana ceritanya kelam, ya….

    • makasih ya.
      🙂

Bagikan Opinimu Juga

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terbaru

liburan anti ribet dengan brimo

Liburan Tanpa Ribet: Semua Ada di BRImo!

Sekarang ini, liburan tuh sudah jadi mudah. Dengan perkembangan teknologi, liburan ke destinasi impian kini bisa lebih mudah dan menyenangkan,...

Artikel Lainnya

The Power of the Words

You CAN!!! The power is within YOU… See how the power of the words to this man… and imagine how...

enjoy the grid off the grid

Bengong Ganteng Di Toko Pakaian Dalam

Seriusan, saya pernah melakukannya – gak sengaja kok. Sumpah. Bengong – sebengong-bengongnya di satu toko pakaian dalam di Singapura, bukan...

Coba-coba

Untuk anak kok coba-coba…. Masih inget dong tagline di atas? Iklan keluarga itu memang mengetengahkan informasi agar kita tidak mencoba-coba hal untuk...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form