masa motivator nge-galau sih?
Beberapa kali teman saya mengirimkan ini ke bbm saya. Kalau saya sedang pasang status-status yang agak nyeleneh dikit langsung saja mereka bbm dan bilang, masa motivator ngegalau sih. Gak boleh tuh. Yang pertama saya ucapkan kalau sudah seperti itu sih: ‘duh.. saya sih bukan motivator cuma orang yang suka menulis dan share’
Terus selanjutnya: ‘lagian masa sih motivator gak boleh ngegalau?’
Menurut saya, galau itu boleh-boleh aja kok. Hak setiap orang kok untuk nge-galau. Yang bahaya kalau galaunya berlebihan dan ujungnya gak bagus. Seperti, galau karena putus cinta terus mau bunuh diri. Nah itu gak bagus tuh.
Tapi kalau galaunya masih biasa saja… ya gak apa-apa.
Galau
Kalau dalam Kamus Besar Indonesia, galau itu berarti:
ga.lau
[a] ber.ga.lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran)
Dalam hal ini tentunya bukanlah yang sibuk beramai-ramai/ramai sekali ya. Tapi lebih ke kacaunya pikiran. Terus kenapa kita justru tidak membolehkan seseorang untuk galau. Bahaya loh kalau dilarang. Bisa-bisa nanti orang itu jadi gila. Itu lebih bahaya lagi kan…
Bagi saya pribadi, galau itu kenikmatan loh. Kok gitu?
Ya iyalah… kalau kita sampai galau, artinya pikiran kita masih bekerja toh. Dan menguraikan pikiran yang kacau itu sebuah kenikmatan, seperti membongkar puzzle. Mulai dari yang terlihat jelas terlebih dahulu, kemudian beralih lagi ke dalamnya, dan seterusnya hingga semua terurai jelas, jadi sebuah gambaran besar.
Dan galau itu berarti kesempatan saya untuk mengolah pikiran saya, menguraikan semua dan mengambil hikmah di baliknya. Perlahan tapi pasti, semua akan terlihat dengan baik. Itulah dasar saya untuk sharing ke yang lainnya.
Dan satu lagi… galau itu kesempatan kita curhat sebebas-bebasnya dengan seseorang. Ini yang terjadi dengan saya. Jadi kalau saya galau, ya saya curhat ke teman saya (maaf ya… ngerepotin mulu kalau lagi galau).
Jadi…
Masa kita gak boleh galau sih?
Ryan
031212 1212