Eitsss judulnya bikin mual ya? Atau ngakak? Bukan. Ini bukan tentang jenis-jenis kentut. Tapi review film.
Film yang dimaksud adalah 7 Hari 24 Jam yang dibintangi oleh Dian Sastro dan Lukman Sardi.
Adalah tentang sebuah keluarga yang telah membina rumah tangga kurang lebih 5 tahun. Ichsan Prasetyo yang diperankan oleh Lukman Sardi adalah seorang sutradara terkenal. Yang bekerja dengan penuh totalitas. Dia beristrikan Tania (Dian Sastro) yang merupakan sosok wanita karir sukses di salah satu bank.
Keduanya bekerja. Tapi setiap saat mereka berusaha terus berkomunikasi satu sama lainnya. Dan kehadiran si buah hati Ayla juga menjadi permata keluarga mereka.
Hingga suatu hari, Tyo pingsan di tempat syuting. Ternyata dia terkena Hep A yang mengharuskannya dirawat total di rumah sakit. Tania sebagai istri yang baik tentu merawatnya. Namun karena ada proyek baru dan juga tidak memungkinkannya cuti, dia pun tidur di rumah sakit lalu berangkat kerja. Kemudian pulang untuk merawat anaknya dan kembali lagi ke rumah sakit.
Aktivitasnya ini membuat Tania akhirnya terkapar juga. Gejala Typhoid. Dia pun akhirnya dirawat di ruang yang sama dengan sang suami. 7 hari mereka harus berdampingan di rumah sakit. Tak boleh “bersentuhan” karena penyakitnya Tyo.
Dan karena penyakitnya pun, Tyo tidak diperkenankan untuk turun dari tempat tidur. Jadi dia harus melakukan semua aktivitasnya di tempat tidur. Termasuk kentut dan BAB.
Permasalahan muncul dari rekan kerja dan bos mereka berdua. Tyo yang tidak diperbolehkan bekerja masih terus saja bekerja dengan meminta astrada dan produsernya ke rumah sakit. Demikian juga Tania. Bahkan sempat melakukan conference call dari rumah sakit untuk presentasi.
Akankah rumah tangga ini bertahan, karena katanya angka 5 itu angka rawan dalam pernikahan. Tonton sendiri ya…
Yang menarik adalah bagaimana kedua pemeran utama ini berusaha sewajar mungkin memberikan hubungan suami istri. Lukman Sardi difilm ini diceritakan BAB “di hadapan” Dian Sastro.
Saya jadi ingat perkataan seseorang. Jaman PDKT adalah jaman jaim. Tapi kalau dah jadi dan bahkan ke tahap lebih serius seperti pernikahan, kentut pun akan dibilang bukti cinta.
Mungkin ada benarnya ya. Jika kita sudah sayang, maka hal-hal kecil ini jadi tak lagi bagian bobrok yang harus ditutupi. Tapi ya balik lagi ke masing-masing ya… Saya hanya ingat bagaimana orang tua kita, atas nama cinta dan sayang, rela membersihkan pup kita saat kita kecil.
Dalam hubungan, akan banyak hal-hal kecil yang akan mengganggu. Seperti saat pasangan kita lupa akan satu hal yang kita minta darinya. Tapi sebenarnya ada aksi cinta yang lebih besar dari setiap tindakan lainnya. Inilah yang harus lebih diperhatikan.
Jangan berfokus pada kesalahannya. Tapi berfokus pada kelebihan yang telah diberikannya.
Kekurangan dari film ini menurut saya adalah beberapa kali ada bagian buram yang sangat kentara karena ingin fokus pada satu sosok, walaupun yang sedang berbicara adalah sosok lainnya. Entah disengaja atau tidak.
Dan kutipan menarik dari film ini adalah The foundation of everything is a good family. Yup… Setuju bener. Karena memang semua berawal dari keluarga. Bagaimana menurut kalian?
Secara keseluruhan film ini saya beri nilai 3,5 dari 5. Cukup mengobati rindu akan Dian Sastro.
48 Comments
kalau dari drama korea yang aku tonton, dia bilang gini, “saat kita jatuh cinta, semua terasa indah. saat kita menikah, mata kita terbuka, dan kita mulai saling cakar dan pukul” 😀
Hahaha. Keluar semua ya yang jelek2nya juga mba.
iya. hihihi
Kalau belum nikah dah keliatan belum ya?
huwaa tadi kyknya komennya belum selesai udah ke-publish 😀
Masa? Kayaknya complit deh tadi.
mungkin cuma sedikit aja yang kelihatan. tapi katanya ada seorang dosenku yang nikah sama sahabatnya sejak sma. dan setelah nikah tetap aja istrinya kaget sama sifatnya. padahal mereka sudah bareng
Wah. Padahal dah lama ya. Artinya benar2 masa pernikahan yang sejatinya ya.
iya. masa pernikahan itu yang kayaknya benar-benar masa pengenalan sesengguhnya 🙂
wah udah pake dot com. pake yg dari wordpress, mas?
saya biasa kentut di depan istri 😀
Jadi memang kalau dah sama2 sih kentut pun gak masalah ya
Haha. Lagi free trial mas di wordpress. Kemarin pas klik upgrade ada free trial. Tapi gak utak atik juga sih. Hahahaha.
mau beli cuma nggak punya CC atau paypal 😀
Kmrn masukin cc sih mas. Tp 0 harganya. Minggu dpn habis trialnya. Hehehe.
Buka paypal gampang kok mas. Atau beli sama org. Bisa kok.
Eciyeeee. Selamat ya mas buat rumah barunya. 🙂 semoga semakin sakses.
Btw belom tertarik nonton film ini. Tapi bener kok kalo dah jadi suami istri dah beda ama jaman pacaran dulu. Tanpa segala kekurangannya mungkin pasangan ga akan memilih kita sebagai teman hidupnya. Itu yang saya denger sih. 🙂
Hahaha. Dah lama pasang dia baru ngeh…. Gak perhatian nih wkwkwkwk
Pasangan hidup itu yang menerima apa adanya ya.
Salah satu adegan di film ini ya pas masing2 menanyakan. Kenapa memilih aku?
Tyo bilang karena kamu percaya dan yakin sama aku bahwa aku akan jadi sutradara terkenal, padahal saat itu aku masih astrada. Tapi lupa yg dibilang Tania apaan. Hehehe.
Iye baru ngeh. Lama gak bewe Mas. Maap yaaah kakaaaa.
Sungguh teganya teganya teganya… *mendadak dangdut*
Hahahaha. Jadi inget lagu ini pas bagian teganya ini gak ngerti kapan harus berhentinya. :))
Hahaha. Sama. Jadi lanjut terus nyanyi teganya *kejadian nyata*
wogh… Dian Sastro…. **gagal fokus ama ulasan cerita filmnya
Hahaha penggemar Disas ya. Masih cantik dia di film ini.
Wahhh mau nonton ini belom sempet2 euyyy
Kenapa belum?
Teteh mah ngga ada yg namanya pacaran dulu, 2 minggu kenal 3 kali ketemu, langsung dilamar… Jadi ya proses pengenalannya setelah nikah… Kaget..?? ya iyalaah …bingung..?? ya iya jugalaaah.. Tp dag dig dug nya bikin bahagiaaa hahahaa
Alhamdulillah sudah 19 thn bareng komplit dengan suka dukanya ..:)
Wah. Dah 19 tahun teh?
Apa tuh namanya ya kalau di Islam. Ta’aruf bukan? Pernah diceritain sama temen n ntn di film juga teh.
Iya betul…
Teteh mah dijodohin iniih hihi
ooo. perjodohan teh? cerita dong teh. apa dah pernah cerita di blog teteh?
Dijodoh-jodohin siih sama sepupuu hehe…
Belum pernah cerita dimana pun 😀
Ntar itung kancing dulu..cerita jangan cerita jangan.. Hihi
cerita dong mba… cerita… *pasangmatakucingshrek*
Hehe
Belum nonton, baru baca review dan nonton promonya di tv aja,
Jalan ke jenjang pernikahan macam2 sih, sebagian memang lewat pacaran, tapi setelah pernikahan, harus menjaga komitmen itu. maka kentut pun jd tanda cinta *halah.
Ayo mba. Nonton. Lumayan bagus kok.
Kalau mba sendiri perjalanannya gimana. Apa kentut juga masuk di dalamnya? Hehe
Yups, dan kentut itu menular lho hahahha
Hahahaha. Kalau gitu lebih baik menyebar kentut cinta ya.
Aku nunggu di TV aja deh. Tahun dpn kemungkinan besar udah nongol di TV 🙂
Supernova udah liat apa blum?
Iya. Biasanya film Indonesia jedanya singkat buat tampil di TV.
Belum. Minggu ini rencananya baru mau nonton sama teman. Dia lagi dinas luar kota. Dia lebih penggemar supernova daripada saya. Mba sudah nonton?
Baru lihat trailernya. Saya udah baca novelnya siiy… Tapi (lagi-lagi) nontonnya kalo udah di TV aja deh, hihihi…
Kenapa gak nonton di bioskop?
Masih tayang nggak sih? Istri udah ngajakin nonton, tapi belum jadi karena nggak enak badan dan sering hujan.
Masih Aam. Lebih baik cepetan. Sebelum deretan film liburan menyerbu bioskop.
Sptnya yg menjadi maskot dlm film ini adalah si dara jelita Dian Sastro yg skrg tlh menjadi seorg ibu. 😀
iya… bener. 😀 ah setidaknya melihat Disas.
Aku baru nyadar klo rumahmu baru Ryan ^_^
Tadi sempet mikir, Febriyan Lukito ini siapa? Perasaan ga pernah kenal dan ngeklik follow. Ternyata ………hihihiihihihihi
Aku penasaran sama film Disas yg ini
Rumahnya baru sih memang. 😀 tampilannya doang mba.
Jadi sudah nonton belum?
Wah kalau hanya 3,5 sepertinya kurang rekomen ini ya buat ditonton..
Masih agak lumayan sih mba.
[…] nama Lukman Sardi? Begitu banyak film yang dia sudah bintangi, seperti yang terakhir saya nonton 7 Hari 24 Jam dan yang memorable salah satunya adalah Rectoverso, yang masuk dalam list film yang saya […]