Apakah kita akan tahu kapan waktunya ketika kita harus menyerah? Menyerah akan satu keadaan di mana pilihan yang diberikan kepada kita itu hanyalah maju terus ataupun menyerah. Akan adakah waktunya tersebut? Bila ada, apakah yang harus kita lakukan? Mana yang harus kita pilih?
Salah satu serial TV yang saya suka ikuti adalah Grey’s Anatomy. Cerita dari serial ini seringkali membuat saya berpikir mengenai hidup juga. Dan beragam inspirasi bisa datang ketika menonton. Seperti barusan ini, saya sedang menonton salah satu episode di season 11 saat mendengar Meredith berkata:
Ada saatnya kita harus menghadapi realita, di mana kita harus berhenti melakukannya.
Meredith mengatakannya ketika harus menghadapi kenyataan bahwa pria yang mengalami kecelakaan di terowongan itu terjepit di dalam mobil dan mereka tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolongnya.
Baca juga: Inspirasi Bisa Datang Dari Mana Saja
Kenyataan Yang Dihadapi Meredith Grey Dan Amelia Shepard
Di season 11, doctor McDreamy dari serial Grey’s Anatomy dikisahkan meninggal dunia karena kecelakaan. Yang ada di akhir masanya adalah Meredith Grey – sang istri. Dan Meredith tidak mengabarkan Amelia, saudara dari Derek. Hal ini rupanya yang membuat Amelia agak “sakit hati”.
Dalam episode 23 season 11 berjudul Time Stops, Amelia menghadapi Meredith yang memutuskan sendiri untuk mencabut alat bantu dari Derek yang membuatnya tidak bisa menemui Derek untuk terakhir kalinya. Dan juga tidak mendapatkan kesempatan untuk menyelamatkan saudaranya itu.
What if I could have helped him? What if I had a chance? I pull off miracles for a living! I have proven that I can reverse the impossible. I should have been there!
Amelia
Di episode inilah Amelia menantang Meredith, bagaimana dan kapan kita tahu? Ketika kita harus menyerah atau terus berusaha dalam menghadapi suatu kondisi. Kenapa Meredith mengambil keputusan itu sendiri? Tidak mengabarkan dirinya dulu. Kenapa dia menyerah begitu saja untuk hidup Derek?
Hidup Tidak Selalu Menyenangkan
Ucapan Amelia yang mempertanyakan “Kapan Waktu Kita Harus Menyerah” itu membuat saya terpikir. Bahwa hidup memang tidak selalu menyenangkan dan seperti yang kita inginkan. Tapi apakah itu artinya kita harus menyerah akan hidup kita begitu saja?
Seseorang pernah berkata ke saya bahwa semua akan baik-baik saja – pada akhirnya. Kalau belum baik, artinya itu bukanlah akhir yang harus kita hadapi. Masih ada lagi jalan kita berikutnya. Apakah memang demikian? Saya sendiri sebenarnya percaya bahwa This Too Shall Pass. Tapi tidak jarang juga pertanyaan, apakah ini sudah waktunya? Waktu ketika kita harus menyerah akan keadaan itu?
Baca juga: Semua Akan Indah Pada Waktunya
Apakah Ini Tanda Ketika Kita Harus Menyerah???
Jadi apa tanda buat kita yang mengatakan inilah saatnya. Saat ketika kita harus menyerah? Apakah memang ada titik atau tanda mengenai hal ini dalam hidup kita? Pernah mengalami gak? Saya sendiri merasa perubahan besar dalam hidup saya memang terjadi di tahun ini.
Sesuatu yang mungkin membuat saya pun bertanya-tanya akan hidup. Seperti dalam menjawab pertanyaan BEC Challenge kemarin, saya pun agak ragu seperti apa melihat diri saya dalam 10 tahun ke depan karena sudah lama sekali saya tidak memikirkannya lagi.
Gak seperti sebelumnya di mana saya sudah ada rencana untuk setidaknya 5 tahun ke depan. 🙂 Kemunduran? Well sepertinya, setidaknya itu yang saya rasakan. Sepertinya inilah titik yang disebutkan oleh Meredith ya. Titik di mana saya dihadapkan pada pilihan.
Terus berjuang ataukah ini waktu ketika kita harus menyerah
Apakah kalian pernah menghadapi hal ini juga dalam hidup kalian? Menghadapi titik di mana ketika kita harus menyerah itu hadir? Apa pilihan kalian? Let it go or keep moving forward? Ada tipskah jika menghadapi hal ini?
29 Comments
Saat ini (diam2) saya malah sedang dalam fase pengen nyerah sama banyak hal. Dan menjaga otak tetap waras dan terjaga adalah tugas berat sekali. Mau ga mau saya kembali menetapkan 1 target paling masuk akal untuk dicapai dengan tidak terlalu ngoyo.
Kenapa menyerah mas? Apakah memang sudah tak mungkin lagi atau gmn?
Ini bukan dalam hidup sih kejadiannya, tapi bagian kecil banget. Pas nyetir dari Bandung kemaren. Bokk rauwis-uwis sampe rasanya pengen nyerah ajadeh. Hahaha. Tapi kalo nyerah ya gak nyampe tujuan. Sama aja kayak hidup toh?
Sama banget Dan. Nyerah ya gak smp k tujuan ya.
Tp kl hidup tanpa tujuan jd gak dong yak
Saya juga ngikutin greys anatomy
Eh tapi nya episode terakhir itu bukannya si Meredith nelp ke HP Derek trus yg ngangkat cewe?
Kalo Derek meninggal, berarti bener ya yg dibilang Christina yang, “you’re the sun, not him”
Iya sempat seperti itu. Tapi akhirnya Derek meninggal. Bener yang Christina bilang itu
Maksudnya yg episode nelpon yg ngangkat cw itu bukan episode terakhir season 11?
Huhuhu tapi kenapa yg ganteng2 meninggalkan Grey’s anatomy? ?
Bukan. Itu kayaknya season 10 deh.
Iya ya??? Sekarang sisanya yang so-so aja yak?
Season 10 bukannya yg kecelakaan pesawat Dan management rumah sakit?
Yg kmrn main, season 11. Yang akan datang season 12?
Eh bener g sih?
Eh iya. 10 kecelakaan. 11 itu mid season diakhiri sama yang telepon itu. Abis itu lanjutannya ya meninggal itu. Terus skrg sudah 12 (dah beberapa episode main)
Mas Ryan…aku juga suka nonton Greys’a anatomy dan ketusuk tusuk ama kata-katanya Meredith di akhir episodenya.
Memang Ira. Renungan Meredith itu memang keren yak… sesuatu yang…. makjleb
iyaakk…apalagi aku nontonnya maraton dari season 1-11 yang mana nontonnya pas lagi “berdarah-darah” Mas Ryan. Udah pasti banget itu ketampar mulu 😆
*plakkk*
Marathon berapa lama???
3 bulan saja :))))))
sebulan kemudian duduk anteng ikutin season 12 yang luar biasaa iniiihh *kejutan di makan malem itu bener-bener bikin bengong mas Ryan*
*langsung bengong dengan kejutan di makan malam yang mana*
yang ada dokter Blake yang dulu pernah ngoperasi Derrek
sepertinya saya miss di sana itu.
Episode 5 mas Ryan
gak nonton kayaknya saya
Sekarang, setengah diri saya sedang ada dalam fase itu sih. Begitu banyak yang harus saya pelajari, begitu banyak yang saya belum tahu, sehingga saya rasanya kepengen menyerah saja, astaga saya sudah tidak sanggup lagi, kayaknya. Dan kalau ini kejadian dulu, saya pasti akan berhenti terus mencari sesuatu yang baru… sampai akhirnya saya menyerah dengan sesuatu yang baru itu dan mencari sesuatu yang lain lagi.
Tapi karena ini terjadi sekarang, hm, saya rasa saya bisa mulai berusaha untuk menjadi sedikit lebih positif. Iya, memang banyak banget yang belum saya tahu, maka dari itu mari mulai memahaminya sekarang. Pelan saja, fokus sedikit demi sedikit, jangan pedulikan orang lain, nikmati semua prosesnya.
Di akhir nanti, saya berharap semua bisa jadi sedikit lebih baik.
Amin. Semoga Gar. Eh bukan semoga. Tp pasti. Kl blm indah. Bukan akhir. ?
Semangat yakkk. Belajar!
Gue orangnya paling gampang bangat menyerah. Nemu yang susah dikit pengennya cepat-cepat mundur dan udahan aja dech. Wkwkwkw..
Ngikutin Grey’s Anatomy itu di season 1-3 doang habis itu bubar jalan. Nga sanggup aku ngikutin alur ceritanya. Hehehe
gak sanggup napa Lin dengan ceritanya?
Ayooo semangat. Kita gak boleh nyerah. Belajar ngeblog yukkk hahaha
Sebenarnya ga usah menyerah. Berhenti sejenak kemudian merenung langkah apa selanjutnya yang musti ditempuh sehingga sampai ke tujuan yang diinginkan. Menyerah sih bukan jawaban dari sebuah tantangan hidup hahaha sok bijak banget, padahal dirinya sendiri hampir nyerah saat ga nemu titik terang ngerjain tesis karena dosen pembimbing mbulet 3 kali ganti topik. 1.5 tahun nguplek ditesis rak uwis2. Tapi kata2 dari suami dulu yang bikin sadar “kalo kamu nyerah sekarang, nanti suatu saat ketika kamu menengok kebelakang, kamu akan menyesal dan waktu tidak akan bisa diputar kembali.’ well said.
Btw, gara2 kuliah kemaren aku ga nyimak grey’s anatomy. Pengen nonton dari awal sampai akhir dimana ya Yan adanya? Download atau nonton diwebsite?
Download ada sih Den. Biasanya di torrent gitu lengkap 1 season juga sekali donlot ada.
bener banget tuh Den yg suami bilang. Kalau nyerah, nanti lihat ke belakang menyesal… dan keluar deh what if itu yak.
emang sih mas ada titik titik di mana kita mesti memutuskan untuk berhenti dan mundur. mundur ini bisa juga berpindah haluan ke titik lain. kayak kasus sederhana saya, dulu saya lulusan sekolah instrument (elektro), tapi kenyataannya harus kuliah teknik kimia, sempet pengen maju terus sih merjuangin elektro. selama kuliah mindset saya elektro melulu. tapi setelah lulus kuliah sekarang, saya mikir: mungkin takdir menyeret saya buat nekunin bidang yg sekarang, dan merelakan bidang yg dulu.
mudah mudahan nyambung sama artikel di atas wkwkk 😀
Makasih mas sharingnya. Pindah haluan ya. Buksn menyerah dong ya
Udah lama gak nonton Grey Anatomi nih. Kadang dengan menyerah malah dapet jalan terang