Marah atau….

Marah atau….

Marah atau…..

Saya baru saja mengalami kejadian yang mungkin juga sering dialami oleh yang lain.

Saya naik Kopaja seperti biasanya. Dan saat akan turun, seperti biasa pula, saya sudah bersiap sebelum halte tujuan saya tiba. Saya pun mengucap: ‘Plaza BII bang’ ke kondektur. Dan saya berdiri menunggu.

Eh.. Ternyata si abang ga denger and akhirnya saya turun agak jauh dari tujuan saya. Hmmmm. Terus abangnya marah-marah. Bilang… ‘Kalo mau turun bilang dong’. Dalam hati gondok juga nih. Akhirnya terucap: ‘dari tadi saya juga sudah bilang bang’ sambil jalan ke arah kantor.

Saat itu kegondokan saya masih ada. Dan pengen marah aja rasanya.

Pernah ga mengalaminya?
Ya bukan masalah Kopajanya tapi merasakan gondok yang rasanya besar banget di dada. Pengen marah.

Di pagi hari pula…
Yang biasanya kita harapkan akan mendapatkan sesuatu yang baik di pagi hari. Agar hari itu menjadi hari yang baik bagi kita.

Apa yang akan kamu lakukan kalau terjadi seperti itu?

Tadi saya berpikir untuk marah-marah… Tapi. Saya ingat. Saat itu saya dihadapkan pada 2 pilihan. Marah atau tidak.

Kalau saya marah – bisa-bisa mood saya seharian ini akan tinggi. Akan spaneng – sespaneng-spanengnya (jangan bingung dengan pilihan kata saya ya… :p). Dan ujung-ujungnya… Bisa-bisa hari ini jadi kelabu. Baik bagi saya maupun orang di skeitar saya.

Kalau saya tidak marah – keindahan mentari yang tadi saya lihat pas di bus, akan selalu indah. Dan keindahan ini akan terpancar juga di sekeliling saya.

Lagipula… Kalau saya marah – saya mau marah ke siapa??? Toh kondekturnya sudah jalan kan.

Akhirnya saya pun memutuskan untuk tidak marah. And saya bahagia sampai sekarang saya menuliskan ini.

Kawan…
Saya ingin share di sini adalah bahwa setiap saat kita dihadapkan dalam pilihan. Termasuk tadi saya dihadapkan dalam pilihan untuk ‘Marah atau……’

Pilihan-pilihan dalam hidup kita terkadang terlihat begitu banyak dan begitu memusingkan kita. Tapi… Ada satu di antara pilihan itu yang akan membawa kita ke ‘jalan’ yang benar. 🙂

Cermati baik-baik setiap pilihan yang ada. Satu per satu termasuk turunan-turunannya. Ada kalanya pilihan memiliki turunan pilihan berikutnya dan seterusnya. Bila ini terjadi, jangan pusing dan mual ya? Tapi harus tetap maju dan berusaha.

Lihat realitanya….
Jangan sampai kita memilih yang salah ataupun hanya memilih sebuah ‘jalan pintas’ belaka.

Hidup itu pilihan. Dimulai sejak kita membuka mata di pagi hari sampai nanti kita menutup mata kita di malam hari. Pilihan demi pilihan akan muncul.

Pilihlah yang terbaik. Karena ingatlah… Kau penguasa hidupmu bukan sebaliknya.

Choose the best. Live the best.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

[Adv] 5 Hal Penting Saat Nongkrong

Siapa yang suka nongkrong dengan teman? Rasanya sih hampir semua suka nongkrong seru bareng ya? Apalagi pas weekend. Tempatnya? Di...

Artikel Lainnya

Life is Yogurt

Siapa yang pernah makan Yogurt? Sekarang banyak kan di mall-mall. FroYo – Frozen Yogurt. Dan...

hdiup itu menanjak

Hidup Itu Menanjak

naik… naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali…  Siapa yang tak kenal lagu itu (kalau anda...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form