Eits… jangan ngeres dulu ya… *sodorin sapu buat yang ngeres*
Ini bukan tentang jual diri yang gitu. Tapi jual diri dalam artian… memperkenalkan diri kita agar dilirik perusahaan melalui CV yang menarik.
Kenapa sih saya pakai kata jual diri? Karena pada kenyataannya saat mencari kerja ya kita memang menjual diri. Menjual kemampuan diri kita kepada perusahaan untuk imbalan tertentu kan? Namun gak banyak yang menyadarinya dan kemudian membuat CV dengan asal-asalan.
Seberapa penting sih CV itu? Menurut saya cukup penting. Karena itu alat awal bagi perusahaan mengenali diri kita sebagai calon karyawannya. Siapa sih dia? Cocok gak sih dia untuk perusahaan ini? Apa sih latar belakang orang ini?
Nah… berbekal dengan pandangan bahwa CV adalah alat awal untuk perusahaan mengenal kita, tentunya membuat CV janganlah dianggap remeh. Pernah saya melihat di salah satu toko yang memang menjual segala macam stationary, menjual juga CV cetak yang tinggal kita isi saja satu demi satu. Nah… walaupun itu bukan ide yang buruk, tapi apakah kamu rela kalau kamu disamakan dengan sekian banyak pelamar?
Jadi apa sih yang perlu disiapkan dalam membuat CV yang menarik?
Okey intinya adalah perkenalan diri kita itu harus menarik. Mulai dari tulisan, isi, foto, warna jika perlu. Gak berarti harus penuh warna ya. Dan yang terpenting tetap memberikan kesan profesional juga. Secara garis besar, CV itu dibagi dalam 3 bagian yaitu
1. Biodata Pribadi
Dalam bagian ini, tulislah data singkat tentang dirimu. Gak perlu sampai menulis hobi yang gak relevan dengan pekerjaan yang ingin kamu apply. Contohnya kamu ingin melamar kerja di bidang pembukuan, tapi kamu tulis kalau hobimu itu jalan-jalan dan bertanam. Cocok gak? Yang baca pertama kali juga bakalan mikir sih.
Gak salah sih mengenalkan diri sendiri dalam hal hobinya apa. Tapi kadang kala perusahaan, dalam hal ini bagian personalianya, memperhatikan yang kecil-kecil gini kalau peminatnya banyak. Dan menggunakannya sebagai alasan penolakan.
Yang terpenting dalam bagian ini adalah alamat email dan nomor kontak. ingat!
Banyak yang sudah mencantumkan macam-macam dan saat perusahaan tertarik, ternyata tidak ada cara menghubungi orang itu, hanya melalui alamat surat. Waduh ini bisa berabe loh. Akan rugi diri sendiri. Saat dulu membantu teman HRD dalam memanggil orang yang ingin dipekerjakan, saya ingat ada yang sudah memiliki score tinggi dalam penilaian awal, namun dikarenakan tidak ada nomor kontak yang dapat dihubungi, gugur langsung di awal.
2. Biodata Pendidikan
Bagian ini terdiri dari dua macam, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non formal. Dalam pendidikan formal, saya pribadi terbiasa menuliskan standard, yaitu SD, SMP, SMA dan Kuliah. Nah kalau ada yang mau berbeda sih gak apa. Coba aja. 🙂 Yang penting dalam bagian pendidikan formal adalah pendidikan terakhir, jurusan apa dan terkadang juga perusahaan ingin tahu berapa nilai kita.
Kalau dalam pendidikan non formal, memang ditujukan untuk segala macam pendidikan non formal yang pernah kita ikuti, seperti seminar, training, kursus dan lainnya. Tapi bukan berarti kita penuhi CV dengan hal ini loh. Hati-hati. 🙂
Sebaiknya tuliskan training/seminar yang memang sejalan dengan kemampuan kita dan kalau bisa yang didukung dengan sertifikasi tertentu. Contohnya, jika kita memang berminat pada bidang IT, bisa kita tuliskan dalam pendidikan non formal kita adalah seminar Microsoft VB dan lampirkan sertifikasinya. Atau kalau dalam bidang perpajakan, kegiatan kursus Brevet Pajak juga sangat dianjurkan untuk dicantumkan.
Tapi… big no untuk menuliskan kursus memasak jika memang kita berniat melamar di bidang pembukuan. Ya… memang itu adalah tentang diri kita, kalau memang itu kenyataannya kenapa tidak kita sebutkan? Mungkin akan ada yang berpikir demikian, tapi pertanyaan balik ke kamu adalah: “Penting gak bagi perusahaan mengetahui hal itu?”
3. Biodata Pekerjaan dan Keterampilan
Yang terakhir adalah tentang pekerjaan. Ini bagi yang sudah pernah bekerja sebelumnya. Tolong diperhatikan adalah beberapa hal berikut:
a. Urutan – dalam urutan pekerjaan yang pernah dijalani, tulis dari yang paling lama hingga yang terbaru saat ini.
b. Job Description – jelaskanlah posisi dan tugas di pekerjaan sebelumnya. Ini dibutuhkan perusahaan untuk analisa juga loh, apakah kita memang kandidat yang cocok apa gak. Jangan terlalu panjang jelaskan pekerjaannya. Tapi juga jangan terlalu singkat.
c. Lama bekerja dan gaji – beberapa perusahaan ingin tahu berapa sih gaji yang diterima sebelumnya untuk membandingkan dengan standard gaji yang dimiliki perusahaan. Hal ini bisa digunakan saat seleksi awal. Namun bukanlah hal yang wajib dituliskan kok. Boleh iya boleh gak. Kalau lama bekerja, ini haruslah…
Keterampilan – ini sebenarnya agak rancu ya. Terkadang kita menuliskan keterampilan yang kita anggap luar biasa, namun oleh perusahaan dianggap itu sudah biasa dan wajib tanpa harus disebutkan juga. Contohnya adalah kemampuan mengoperasikan komputer – excel, word dan lainnya. Beberapa perusahaan sekarang ini menganggap bahwa semua sudah memiliki keterampilan ini. Jadi kalau disebutkan juga sebenarnya agak dirasakan gak penting.
Nah untuk masalah keterampilan ini, menurut saya pribadi sih, tulislah yang memang bisa menaikkan nilai jual kita terhadap perusahaan. Misalnya jika kita melamar perusahaan asing, tulislah skill bahasa Inggris di sana. Tapi jangan hanya asal nulis padahal sebenarnya tidak bisa ya. 🙂 BIG NO NO.
Oke… kira-kira garis besar isi CVnya seperti di atas. Nah seperti yang sebelumnya saya tuliskan bahwa CV yang menarik terdiri dari beberapa aspek selain isi, yaitu warna, tulisan yang digunakan dan juga foto.
Ketiga hal ini balik lagi ke diri masing-masing. Mau seperti apa. Apakah mau cetak di atas kertas berwarna Merah dengan tulisan warna putih? Apakah menggunakan tulisan handwriting di word saat membuat CV itu? Ataukah menggunakan foto gaya santai atau formal?
Kembali lagi dasar pemikiran dalam menentukan pilihan di atas adalah… kita harus menjual diri kita dan menunjukkan keprofesionalan kita sebagai calon karyawan. Sesuaikanlah dengan perusahaan yang kamu lamar dan juga bagian yang kamu inginkan. Contohnya, jika kita melamar perusahaan periklanan, mungkin kita harus membuat CV dengan cara kreatif agar dinilai capable dalam hal kreativitas – yang memang menjadi unsur penting bagi perusahaan periklanan. Tapi bukan berarti jika melamar di bagian programming, kita membuat CV dengan tulisan 101010 ataupun dengan bahasa pemograman ya.:P
Ok. Selamat mencoba ya, eh kalau ada tambahan, monggo loh.