Bukan, ini bukan soal lagu yang itu kok, ataupun meme yang sangat banyak beredar dengan foto Polwan yang sakitnya di sini. Walaupun lagu maupun memenya itu booming banget, saya sendiri baru tahu itu belakangan *kudet banget yak*. Ini sebenernya postingan agak curhat dikit sih, sekali-sekali gak apa kan ya?
Kapan dan seberapa sering sih curhat di sini? Kalau di grup sih sering dicurhatin gadis penyuka pink itu atau malah saya yang curhat ke bapak muda itu. Kalau sama jagonya sosial media ataupun ksatria baja hitam itu sih masih agak jarang curhat-curhatan. Kalau di blog? Coba deh lihat, berapa banyak post saya yang curhatan? Palingan juga yang suka saya tulis dalam coretan suka-suka kalau lagi random mood. Well, ada beberapa sih member atau mentor English Club yang pernah kena dicurhatin saya juga. Makasih banget yak.
Pendahuluan Galau
Cieleh, curhat aja pake pendahuluan kayak skripsi, hehehe. Kata orang, galau itu kini dah jadi bagian hidup. Kalau gak galau bukan manusia katanya, sekali lagi ini kata orang ya. Bukan, bukan galau cinta ataupun galau kerjaan, melainkan galau tentang membantu seseorang. Beberapa minggu lalu, saya dimintai bantuan, which is not the first time she asked me. Dia ini dosen favorit saya pas kuliah di program beasiswa dulu.
Dia minta tolong kepada saya untuk mencarikan seseorang yang mau bekerja di tempat usaha suaminya. Kebutuhannya sih gak yang tinggi-tinggi. Hanyalah lulusan SMA Sederajat atau maksimal D1 doang karena kerjaannya juga hanya sebagai admin di kantor. Nah, saya iyakan dong membantu mencarikannya. Saya pikir juga banyak yang mencari kerja kan? Menolong orang ini.
Eh ternyata, hingga saat ini saya baru berhasil memberikan satu calon pelamar saja. Sedih banget rasanya. Saya selalu berpikir banyak yang ingin bekerja tapi kok ya susah juga ya mencari seperti ini, satu doang padahal.
KEBUTUHAN vs KEINGINAN
Nah, pas acara Seminar Getting Your Career in Digital World Jumat kemarin, sempat beberapa kali disinggung oleh Ibu Eka Sudjana mengenai gap antara kebutuhan perusahaan mencari karyawan dengan calon karyawan itu sendiri. Gap ini salah satunya ya karena kebutuhan perusahaan akan karyawan tentunya dengan kriteria tertentu belum tentu dimiliki oleh sih calon karyawan.
Perusahaan butuh banyak karyawan tapi kok dari sekian banyak orang yang mencari kerja di luar sana tidak ada yang memenuhi sama sekali, sehingga gak heran belakangan ini semakin banyak wajah-wajah asing dari sekitar kita bermunculan, apalagi kalau kalian bekerja di bilangan Segitiga Emas *acung yang pernah/sering lihat coba*.
Nah pas kemarin itu posting di FB mengenai bantuan yang dibutuhkan dari saya ini, saya pun ingat kembali dan menyadari satu hal bahwa ada hal lain yang sebenarnya terjadi nih. Kalau tadi itu dari sisi perusahaan, ini dari sisi si calon karyawan. Keinginan mereka inilah yang terkadang bikin sakitnya bener-bener deh. Ini hanya sebatas share saya ya, dari yang pernah saya kenal, bukan berarti semua seperti ini:
1. Tidak tahu apa yang diinginkan
Jadi ada beberapa yang pernah ngobrol-ngobrol sama saya ujungnya minta diinfokan kalau mencari kerja. Saya sih no problem, karena bagi saya ini membantu orang kan. Kalau orang dibantu sukses, kita pasti juga ikut senang kan? Nah masalahnya, kalau saya balik bertanya: “Jenis kerjaan apa yang dicari?” Mereka rata-rata akan menjawab dengan APA AJA DEH. Samalah dengan pengalaman teman saya Santi Widjaja saat jadi HRD yang akhirnya membuat dirinya memutuskan keluar dan melakukan hal yang dia suka.
Banyak yang mencari kerja tidak tahu apa yang diinginkannya. Inilah yang bikin hati saya meringis sendirian dan gak jarang saya juga agak kesal. Jawaban ‘apa aja deh’ bagi saya bukan jawaban sama sekali, kenapa? Karena ujung-ujungnya saya yang bingung. Pas dikasih tahu ada lowongan tertentu, mereka akan balik bilang, ada yang lain gak? *pusing gak tuh….* Kalau sudah gini, saya angkat tangan akhirnya, daripada saya rekomendasikan dia ke seseorang kan?
Baca juga tentang: Hal yang Harus Dikembangkan dalam Diri Sendiri sebelum Melamar Kerja
2. Keinginannya WOW
Nah ini kebalikan nih dari yang nomor satu di atas. Mereka tahu apa yang mereka inginkan, tahu di bagian apa mereka ingin kerja, tahu di industri apa, dan lainnya. Syukurlah, batin saya ketika mendengarnya, setidaknya gak akan merepotkan saya. Pertanyaan saya berikutnya dah pasti dong, lulusannya apa? Dan… JEDEEER *ala-ala sinetron lebay di TV saat ada berita mengejutkan*. Kualifikasinya sangat gak sesuai dengan yang diinginkannya.
Mohon maaf ya sebelumnya kalau ada yang tersinggung, misalnya saja inginnya bekerja di industri oil and gas (yang mana memang industri impian banyak orang di Indonesia) di bagian Off-shore (bagian dengan gaji besar memang), tapi lulusannya hanya SMA (bahkan bukan STM Mesin). Sorry to say, tapi ini bagai punguk merindukan bulan. Dan pas ditanya dah pernah training atau ada sertifikasi yang mendukung ke arah sana gak, katanya gak ada.
If you know what you want in life, you have to be ready for it – be prepared. Do what you need to do to get it.
Baca juga: Hal yang Harus Dipunya kalau Mau Kerja.
3. Santai tapi Wokeh
Nah ini sebenarnya nyambung sama kedua point di atas nih, kebanyakan sekarang inginnya kerja yang santai tapi penghasilannya okeh beud. Ya siapa juga yang gak mau kan? Saya mau kok, tapi saya juga paham, semua gak bisa datang begitu saja. Perlu yang namanya kerja keras membangun dari awal. Pertama kali saya bekerja, tahun 2000 (saat itu baru lulus SMK – Akuntansi), saya bekerja di bilangan Rasuna Said. Di sana saya mendapat bayaran Rp 400rb sebulan (all in) – ini kisah nyata, kalau penasaran bisa japri deh.
Ya memang kecil dibandingkan UMR saat itu, saya sangat di bawahnya malah. Tapi saya terima karena saat itu saya butuh kerja dan pekerjaannya bagi saya okeh kok memang sesuai yang saya inginkan. Perlahan tapi pasti semua naik kok. Tapi ya bukan dalam waktu yang sebulan dua bulan. Bertahun-tahun, tepatnya 30 bulan pendidikan di atas yang membuat kenaikan berarti dalam hal gaji. Dan sejalan kenaikan yang saya terima, kerjaannya pun gak lagi sesantai dulu pas gajinya masih kecil. Ini sudah pasti. Di mana pun akan selalu gitu, that’s the fact.
High risk high return – mau gaji gede, siap korban dalam hal kerjaan.
Baca juga tentang Pembelajaran tentang Hidup dan Batu Karang
Eits… kok curcol saya jadi panjang banget ya… hahaha. Sorry ya. Sampai sini aja deh, ya intinya sih memang saya sedih dan merasa sakitnya di sini *tunjuk dada – bener gak sih di dada?!?* kalau bicara soal lowongan kerja, antara kebutuhan perusahaan dan juga keinginan calon karyawannya.
Ada yang punya pengalaman yang bisa dishare di sini? Monggo, siapa tahu bisa membantu saya lepas dari kegalauan saya. O iya… kalau ada kenalan, sanak keluarga yang seperti saya tuliskan di atas – SMA Sederajat atau max D1, tolong japri saya ya di feb_ryan@yahoo.com, masih butuh nih.
boleh dong share pengalaman yg jadi admin .. gmna suka dukanya. troublenya apa aja .tolong share dong lagi butuh ni krn cuma seorng lulusan ESEMKA…!!
Mungkin nanti saya coba sebar ya mas Iwan untuk dapat info soal suka dukanya menjadi tenaga admin ini.
salam kenal mas ryan, walaupun baru baca postingan ini, apa masih ada lowonganya mas? trimakasih
Salam kenal juga. Untuk sekarang lowongannya dah gak ada. Tapi emailkan saya aja cv nya. Nanti kl ada lowongan saya kabari
Salam kenal juga. Untuk sekarang lowongannya dah gak ada. Tapi emailkan saya aja cv nya. Nanti kl ada lowongan saya kabari
hehehe.. kok mirip2 ya pengalamannya. sebelas-duabelas gituh lah. temen gw minta info low-ker atau cariin kerja. pas gilirannya gw fwd info low-ker, doi malah protes kenapa gw kasih low-ker yang kualifikasinya ketinggian atau yang doi bilang gak PD lah ama bhs.inggrisnya, atau yang bahkan kejauhan lah tempat kerjanya, gajinya kecil lah.. hayaa…maunya apa yaa 😕
Hahahhaa. Berpelukan. Nasib kita sama ternyata ya.
bukan muhrim :p lagian emang kita teletubbies ya 😀 ahahha
Wkwkwk. Teleprompter aja dah
Nah yaaaa.. Begitu deh rata-rata pengennya kerjaan santai tapi gajinya tinggi.. Mending jadi CEO aja sekalian.. Huahahahaaaa.. 😀
Aku pribadi lagi pengen banget kerja di bidang hotel, Bang.. Tapi basic ku bukan di perhotelan, sayangnya 🙁
Nah mungkin bisa tanya2 sama Mba Ie (comment sebelum). Tapi skrg sih basic dan kerja masih gak harus sejalan. Kecuali kalau yang butuh skill. Bisa aja kamu kerja di perhotelan tapi bagian IT? Eh kamu jurusan apa ya Beby?
waduh..klo saya malah banyakan curhatnya mas isi blognya 😆
btw memang iya sih banyak juga ditemukan yg kata mas bilang diatas..ada yang pengen gaji besar tapi tuntutan kerjanya sedikit atau ringan, ada jg ga sepadan dengan kemapuannya..tp ada juga kadang kalanya, kemampuannya oke, pendidikan memenuhi persyaratan, dll tp perusahaan tidak sesuai dengan salary yang diminta si calon karywan tersebut…
Iya mas. Kadang ada jg yang gak cocok salary dr sisi perusahaannya. Gak bisa cover yang diminta.
Curhatannya saya baca kok mas. Hehehe
Nggak ada yang instan semua butuh proses. Kalau nggak mau berproses ya sulit deh. Hehehehe….!!! Mas mau berproses maka SUKSES. Hehehehe
Iya mas. Gak ada yang instant. Saya pernah tulis juga. Bahkan mie instant aja gak bs instant masaknya kan?
Iya, harus masak air, direbus dan bla bla bla, maunya kayak mc D aja ya.hehehehehe
Hahahaha. McD aja juga hrs nunggu belinya. Hahahaha.
hahahaha,betul betul betul
ngerti bang. diriku salah satu orang yang mencari pekerja. kebanyakan mereka pasang tarif tinggi trus gak bisa apa2 (ini yang aku interview ya).. rasanya pengen ku sentil deh. lom lagi kalo itu cewek. maaf bukan mendeskriditkan. kebanyakan yang ku interview tuh cantik2, minta gaji tinggi trus pesolek eh gak bisa apa2. urgh!
cari yang sederhana itu memang susah. apalagi yang ilmunya memadai dengan attitude yang baik..
Memang gak mudah ya Ecchan ternyata mencari yang cocok *jadi inget cari jodoh juga gak mudah*
Pas bilang itu cantik tapi gak bisa apa2 cm bisa dandan jadi inget serial barat Christela. Hehehe.
Terus dirimu gimana ngatasinya? Bisa dishare gak
Yang cantik2 ya gajinya harus mahal dooong, kan modalnya mahal (baca;makeup), hihihi..
Huahahahaha. Jd yang bikin mahal itu yak
Melihat sulitnya cari orang yang cocok untuk satu pekerjaan, disitu kadang saya merasa sedih… huehehe.
Kalau di Jakarta orang-orangnya udah pada ngerti duit sih. Mungkin kalau nawarin orang di daerah lebih tertarik. Atauuu, jadikan tawaran buat magang di SMK gitu mas. Peminatnya bisa banyak. Kekurangannya, dinamikanya jadi tinggi. Datang cepat, pergi cepat. Harus sering ngajarin.
Nah itu mas. Memang kalau magang sih bisa aja cm kendala yang mas bilang itulah yang bikin pusing lagi
Masing-masing alternatif ada trade-off nya. Pastinya nggak ada yang langsung gampang. Disesuaikan sama pemilik perusahaan yang maunya cenderung tetap atau dinamis.
Iya mas.
Hei haluuuuu… lama ga muncul nih saia… hi hi hi…
Anak sekarang itu aneh, jadi admin aja pada males, alasannya karena di balik layar, dan harus tekun (aneh kan alasannya).
Saya juga mantan admin bertahun -tahun lho mas, sekarang juga admin sih, tapi men-admin seluruh operasional hi hi hi… berangkat dari gaji yang juga 400rb, lalu naik dikit, lalu dikit lagi… dah pokoknya merangkak..
Menurut bos dan kata orang-orang, saya ini admin yang termasuk istimewa, karena ga berhenti belajar. Menyadari cuma SMA + D1, dan harus bekerja jadi admin, dan harus “dipaksa” menguasai hal-hal baru yang tak tak pernah saya pelajari sebelumnya.
Ini sekedar sharing beberapa tingkatan hal2 yang saya pelajari sembari berjalannya waktu berawal dari seorang “admin” saja.
Pertama saya kerjanya cuma masukin data2 tok (gak jelas data apaan, dan mencatat segala urusan bos besar (kayak sekretaris aja :p )
Lalu mulai belajar bikin surat2 pendek untuk kepentingan bos.
Lalu mulai berani bertemu teman2 bos, menjadi sekretaris waktu bos ada rapat ini itu
Lalu mulai berani menangani ‘hal-hal kecil” yang diperintahkan bos (tanpa diterangkan petunjuk teknis detil)
Lalu saya belajar menggambar dikit, menyusun proposal2, memobilisasi orang –> waktu bos mulai bikin EO acara
Lalu saya tiba-tiba berani berhadapan dengan banyak orang, memberi pengarahan, dan mengatur ini itu.
Lalu ketika bos ambil suatu proyek pemberangkatan kontingen Paduan Suara Rohani Nasional —> tiba tiba saja saya mampu menggalang dana, mencatat dan mengatur ratusan peserta, dan bahkan carter pesawat hi hi hi…
Lalu mendadak salah satu perusahaan dipasrahkan gitu aja pengelolaannya kepada saya (meski kecil), —> sampai sekarang
Nah lho.. 😀 😀 😀 banyak hal kan yang bisa terjadi meski diawali dari “admin”
# sharingnya panjang hi hi hi
Mbak Ie…. Welcome backkkk kemana aja?
Iya Mbak. Bukannya maksud merendahkan admin ya, saya pun juga mulai pekerjaan admin kok. Lulusan SMK gitu. Apalah bisanya. Tp kalau mang mau bisa berkembang kan ya. Asal niat mau belajar kan. Jadi seperti Mbak suatu hari bukan hil yang mustihil kan?
Meski kerjaan pokok adalah admin, saya biasa “nyamber” kerjaan apa aja yang lewat (untuk sampingan). Saya mikirnya sederhana sih… ‘jika perusaan tempat saya kerja tutup, saya masih bisa dapat duit dari kerjaan lain’
Eh… tanpa disadari yang kayak begini malah menambah wawasan dan kecerdasan, dan yang jelas pemasukan he he he…
Ini lagi merancang kebun hidroponik skala usaha bareng saudara mas ryan… cita2nya… setelah mengabdi ‘jadi admin profesional’ bisa punya perusahaan sendiri suatu waktu nanti…
he he he he… bercita2 boleh saja kan… 😀
Sangat boleh. Hidroponik. Keren mbak.
Kalau saja semua berpikiran sama seperti dirimu mbak.
Waw cool banget…
Asistennya Mamaku ada juga yang tekun seperti Mbak Ie, akhirnya malah jadi sering dpt ‘uang sampingan’ karena yang jabatannya lebih tinggi malah belum tentu mumpuni.. 🙂
Itulah nikmatnya kalau mang tekun bekerja Nit. *nimbrung*
🙂 he he he… namanya juga usaha mbak…
asal caranya baik dan halal okelah…
temen aku juga kesusahan banget nyari admin sama cust services padahal kayaknya gampang ya kerjaan itu
Iya Non. Apa kitanya yang terlalu gampang memandang pekerjaan itu ya? Hmmm
aku kan mantan CS Ryan hahaha. Itu kerjaan keliatannya doang gampang padahall…….
Padahal susahnya nahan senyum walau hati dongkol ya. 😀 hahahaha.
kemampuan besar diikuti oleh tanggung jawab yang besar
#apasih
ceritanya mau ngutip kata-kata kakeknya spiderman, tapi lupa dialog 😀
dan yeah, pertama kali baca point 1 juga aku langsung keingetan soal makan.
tapi kalau soal makan, cewe rata-rata begitu lhoo… hihi..
ngga cuma makan, yang lainnya juga.
jadi, besok-besok jangan ditanya lagi Mas, cewenya.
Langsung tembak aja,
“adanya soto, nasi rames, dan sate padang, kamu mau makan yang mana?”
gitu, ntar langsung dijawab dech dan ngga pake bilang terserah. 😀
kalau pun bilang terserah, berarti dia udah siap dengan apapun, alias ketiga-tiganya dia suka.
#ngomongindirisendiri
hihi…
Hahahahaa ini pengalaman dirimu ya Utie. Tapi pernah dia juga diam aja pas diajukan kok. Artinya dia gak mau sama sekali yang ditawarkan. Cuma pas ditanya lagi jadi maunya apa, dia diam lagi. Pusyingggg
Hahaha…
Harus sabar sabar dengan wanita. 😛
tapi kalau lagi diem gitu, dia lagi ngambek kali Mas.. 😀
Indeed mas.. huhu. Aku pernah ngalamin wkt msh ngantor sama pas udah berwirausaha. Wkt msh ngantor aku ikut mewawancara calon karyawan, krn aku calon usernya. Banyak yg ditanya gak nyambung dan gajinya mintanya gede bgt *ya siapa yg gak mau gaji gede, tp kan semua berproses. Pas udah wirausaha.. cari admin olshop sama SPG bazaar alamak.. susah :’). Padahal syarat aku cuma: komunikatif, ramah sama jgn terlalu lama ninggalin hp sih (utk olshop) biar nggak slow response sama customers.
Wahhh. Pengalamanmu banyak nih. Bolehlah di share lebih banyak lagi. *nodong post lagi* hehehehe.
Semua pengenlah gaji gede, saya pun. Tapi banyakan mau instant ya.
Terus gimana yang admin OLnya? Dah dapatkah?
Siap mas, insyaAllah hihihiihi… itulah mas, aku semacam yg “glek” liat kolom gaji yg diisi para applicant. Ini gak survey dulu apa gmn.. hehhehe. Admin OL dipegang sama adek sendiri akhirnya, ttp pake gaji, fasilitas hp sama pulsa plus “insentif” dr item yg terjual. Gak jauh2 akhirnya ngerekrut adek sendiri kaaaan hehehee
Hahahahaa kadang sih memang gitu lebih baik ya. Yang kenal dan bisa dipercaya. Kalau aku lamar boleh gak? Hahaahahaha.
Hahahahhaha, gak brani nggajinya ampun suhu Ryan :”’)). Sekarang lagi vakum malah olshopnya masuk tahun 2015 ini, karena tahun ini ada plan yg menyita waktu bgt. Tapi project lain yg berhubungan dengan craft (dan dijual) msh jalan, cm terima 1 item/minggu.. aku jd semangat buat nulis topik ini mas. Kapan2 ah.. sambil me time nih kl nulis 😉
Ayooo nulis. Ditunggu postnya yak. Hehehe. Draft dulu biar gak lupa. Hihi.
Saya mah bukan suhu n bayaran gak mahal kok.
Lagu apa sih? Kantor saya memblok akses You*Tube jadi tidak bisa buka. Sakitnya Tuh Di Sinikah?
Hee buset, ini mah bagi saya bukan curhatan, tapi sharing. Curhatan itu yang sebagaimana saya biasa lakukan dengan pertanyaan-pertanyaan random dan ujung-ujungnya saya mencak-mencak dengan kejadian-kejadian sepanjang hari itu *ngakak* #eh.
Kembali ke topik, menurut saya pasar tenaga kerja itu supply-demand sih Mas, jadi ya tergantung kedua belah pihak, kalau sepakat ya cus, kalau tidak sepakat ya tidak ada jalan temu (ini sangat tidak membantu ya :hehe).
Tapi saya setuju, ada harga ada rupa. Gaji besar, berarti tanggung jawab dan risiko kerja juga besar. Tinggal soal kitanya saja: siapkah?
You don’t need to worry, Mas. Kalau seandainya tidak bisa membantu, tak apa. Yang penting sudah berusaha dengan maksimal :)).
*kemudian melipir*.
gara, kamu lucu dech… 😀
Terima kasih :hehe.
Haha Gara. You did it again. * tapi full ditulis juga. Hahaha. Iya lagu itu kok.
Ya banyak yang gak menyadari juga Gar bahwa di saat meminta besar ya banyak yang harus dikerjakan yang jadi tanggung jawabnya.
Makasih ya Gar. Kalau ada info yang lagi cari kerja dengan kriteria di atas monggo kabari ya Gar.
Mungkin mereka lelah dengan kesusahan, akibatnya inginnya mencari yang mudah dan instan, Mas :hehe.
Siap, akan saya coba sebar beritanya :)).
Ya kalau itu sih susah jawabnya Gar. Menurutku semua juga lelah dalam hal apapun itu.
Makasih ya.
Iya Mas. Maaf ya Mas, padahal saya niatnya ngocol loh *kemudian melipir*.
Hahahahaha. Salah ngartiin ya diriku. 😀 Maafkeun.
Tidak apa-apa :))
kalau masih fresh graduate harusnya sih gak neko2 ya….kan masih nambah pengalaman n masa kerja…
Nah itu yang kepikiran Mbak. Tapi nyatanya gak gitu. FG banyak juga yang susah mbak.
Kalau ada info untuk di Jakarta, yang mau kerja kabari ya mbak
Yayaya setuju sama poin-poin di atas, terutama kalo pengen kerja santai tapi bayarannya oke beud. Tetep ya Mas, diperlukan kerja super di awalnya, ibaratnya mungkin kayak jalan ditanjakan. Kondisi di turunan yg cenderung menyenangkan itu mungkin saat keadaan sudah all set 🙂
Hoho memang susah ya, jangankan admin, nyari yg ngasuh aja suka susah.Good luck, semoga segera ada orang yg andal dan amanah untuk posisi itu.
Amin. Makasih doanya Nad.
Bener. Harus nanjak dulu baru bisa nikmati turunan. Kecuali diterjunkan langsung di bagian turunan yang pastinya menakutkan.
Pengalaman cari baby sitter susah juga yak
Krn dikantor terakhir, gw sebagai hrd, jd gw tau bgt deh rasanya susah cr karyawan. Pdhl gw ngentengin cpt dpt admin. Tp klo ditelp ada aja alasan reskejulnya, klo ada yg dtg, nti ada aja hal2 yg kluar dr dia yg bikin bos gw ato gw jd agak gmn gt hihihi
Oooo. Hrd ya Ye. Bnyk pengalaman nih.
Kita sih mikir admin gampang yak. Tp nyatanya ribet juga ya
Kalau aku pernah ngalamin waktu tmn2 joinan bikin toko, nyari karyawan toko aja susah bingit ternyata. Semoga cepet keisi lowongannya 😀
Susahnya gmn Mbak. Mungkin bisa share di sini.
Amin. Moga deh Mbak.
Ysng nmr 1 itu hampir mirip kayak cewek yg ditanya mau makan apa jaeabnya terserah tp kalo diajak makan ini nggak mau 😀
O ya, high the risk high the return itu persis sm kayak yg oernah seribg diomongin dosen aku, sampe sekarang itu masih aku inget dan aku aku pake kalo ngerasa capek atau ngerasa kurang… 🙂
Kok tampek nggak membantu ya komentarnya ini, hahahaha
Hahaha. Bener. Mirip kayak soal makan. Hahaha.
Boleh itu dipakai triknya. Ingat prinsip itu kalau lg lelah.
Ngebantu kok. Setiap komen membantu Ibu Peri.
belum bisa berbagi pengelaman. soalnya nggak punya pengalaman 😀
Gpp mas. Tp sapa tahu ada yang mau kerja jd admin? Kbrin ya mas
Yah begitulah yah derita mencari karyawan itu… susah susah gak gampang hahaha. Gue juga kapok ngerekomendasiin orang yang tipenya “apa aja deh”, trus kalo kerjanya ga cocok dianya jadi angin-anginan (tapi butuh duit).
Duh jadi ikut curhat hehe.. good luck yah Ryan. Gue bantu pake doa aja gapapa ya ;D
Pernah juga ya alamin?
Males ya rasanya. Beneran males kan yak.
Ho oh males + gak enak sama orang yang kita kasih rekomendasinya karena ternyata kita ngerekomendasiin orang yang gitu heuheu. Semangat, Ryan!
Nah. Yang kedua itu yang paling gak enak ya.
Makasih ya Anggun spiritnya