So little time – too much to do.
Lirik lagu apa ayooo?
Kayaknya gw capek banget. Banyak banget yang harus dilakukan, tapi waktunya dikit. Jadi kejar-kejaran bahkan seringkali melakukannya sekaligus biar gak makan waktu. Mengerjakan A dan B di saat yang sama, memang menghemat waktu, tapi hasilnya?
Nah, permasalahannya, semua orang dikasih jumlah waktu yang sama kok. Sehari itu 24 jam. Semua dapatnya sama. Kok yang lain bisa, kita gak bisa? Pernah gak merasa kayak gitu?
Perbedaannya terletak pada bagaimana menentukan prioritas dalam hidup.
Mereka yang bisa melakukannya dengan jumlah waktu yang diberikan, melakukan semua dengan skala prioritas. Mana yang didulukan.
Terus, gimana caranya menentukan skala prioritas dalam hidup biar kita gak merasa capek terus-terusan. Ngos-ngosan tiap hari.
Kisah Batu Besar, Kerikil dan Pasir dalam Toples
Pernah dengar gak kisah batu dan kerikil dalam toples ini? Kalau sudah, boleh skip, kalau belum, monggo dibaca.
Dalam sebuah acara seminar yang dihadiri oleh banyak petinggi perusahaan, diadakan demonstrasi kecil-kecilan oleh pembicaranya. Sang pembicara mengeluarkan sebuah toples, beberapa batu besar, kerikil dan pasir.
Siapa yang bisa memasukkan semua batu, kerikil dan pasir ini dalam toples kecil ini.
Begitu tanya sang pembicara. Yang kemudian dijawab oleh para peserta dengan: “Gak mungkin Pak. Toplesnya kecil gitu. Mana muat?”.
“Pasti muat. Yakinlah akan muat. Jadi siapa yang mau mencoba?”
Satu per satu peserta maju dan mencobanya. Ada yang memasukkan pasir, kemudian kerikilnya baru batu besarnya. Muat? Ada beberapa batu besar yang tidak masuk ternyata.
Ada juga yang memasukkan kerikil, pasir dan kemudian batu. Masih juga tidak muat semua. Hingga akhirnya para peserta menyerah.
Sang pembicara pun kemudian melakukannya sendiri. Pertama dia mengambil batu besarnya. Dia susun sedimikan rupa hingga tersusun rapi dan masuk semua. Kemudian dia memasukkan kerikil, perlahan dan memastikan semua masuk.
Yang terakhir baru dia masukkan pasir dalam toples itu. Hasilnya? Semuanya masuk.
“Nah bisa kan?” Ujar sang pembicara. Tepuk tangan pun bergemuruh bersahutan.
Batu besar, kerikil dan pasir serta toples ini adalah hidup kalian!!!
Semua peserta pun terdiam.
Tentang Skala Prioritas dalam Hidup
Toples kecil ini adalah hidup kalian, hidup saya dan kamu semua. Semua memiliki besaran yang sama – dalam artian waktu yang sama dalam sehari, seminggu, sebulan dan setahun. Gak ada yang beda.
Tentang Toples, batu dan kerikil – menentukan skala prioritas dalam hidup!
Batu besar, kerikil dan pasir yang dimasukkan adalah pekerjaan, keluarga, dan semua aspek kehidupan yang ada di dalam hidup kita semua.
Nah… yang terjadi adalah banyak orang yang tidak bisa memasukkan semuanya dalam toples tersebut. Kenapa?
Karena tidak menerapkan skala prioritas dalam hidup.
Itulah yang dikatakan oleh sang pembicara setelahnya. Bahwa permainan di atas sebenarnya adalah proses hidup kita semua. Bahwa banyak dari kita yang tidak menerapkan skala prioritas dalam hidup hingga tidak semua tercakup dengan baik.
Menentukan Prioritas dalam Hidup itu….
GAK GAMPANG!!!
Setidaknya sih itu yang saya alami. Hehehe… Ngaku dah kalau yang ini. Kadang tuh sayanya suka mengalah pada musuh terbesar manusia. Akhirnya, bukannya menyelesaikan yang jadi prioritas malah bikin berantakan semuanya. Karena waktunya pun jadi makin sedikit.
Eh tapi, sekalipun gak gampang, menentukan prioritas dalam hidup itu sangat penting ya kawans. Berbagai aspek kehidupan kita, hendaknya punya prioritas sendiri-sendiri.
Misalnya, dalam hal keuangan, kita ya harus memetakan mana saja yang perlu diutamakan mana yang gak. Jangan sampai keluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya gak penting-penting amat. Kayak saya, karena gak bikin skala prioritas, sempat terlibat hutang kartu kredit sampai banyak.
Cara Menentukan Prioritas dalam Hidup
Nah, berikut ini cara menentukan prioritas dalam hidup yang saya lakukan ya….
1. Tentukan dan Fokus pada Tujuan
Setiap aspek dalam hidup kita, kita tentukan target atau tujuannya. Misalnya nih, sekarang usia kita di 25 tahun (bukan saya ya…), tetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan jangka waktu tertentu. Ingat ya dalam membuat tujuan:
Iya, dalam menentukan tujuan atau target dalam hidup kita harus SMART – Spesific, Measurable, Achievable, Reliable dan Timeliness.
Fokus pada tujuan itu… Mana target yang harus dicapai lebih dulu? Jadikan tujuan atau target itu sebagai prioritas dalam hidup. Seperti kisah di atas, masukkan yang besar dulu baru yang berikutnya.
Termasuk target cinta mungkin… hehe.
Bisa berubah gak mas? Bisa aja dan sangat dimungkinkan berubah dari waktu ke waktu.
2. Bikin To Do List
Setelah menentukan tujuan atau target itu… agar kita menjalankan hidup dengan skala prioritas, ya kita bikin daftar (to do list) untuk mencapai tujuan itu. Bikin daftarnya yang disesuaikan dengan jangka waktu yang diinginkan dari masing-masing target ya.
Misal, sekarang kita di usia 25 tahun. Target di sisi keuangan: ingin mempunyai deposito 100juta di usia 30 tahun. Serta punya rumah di usia 27 tahun. Prioritasnya kan berarti punya rumah duluan baru deposito. Nah untuk mempunyai rumah di usia 27 tahun itu, harus disusun, apa saja yang perlu kita lakukan – bikinlah selengkap mungkin.
3. Lakukan & Evaluasi
Sudah punya tujuan dan daftar kegiatan yang harus dilakukan? Ya lakukanlah kegiatan itu. Nanti setelah melakukannnya, jangan lupa evaluasi. Saya sih keingatnya seperti dalam mata kuliah manajemen, harus POAC, Planning, Organizing, Actuating & Controlling.
Kita harus bisa evaluasi, apakah yang sudah kita kerjakan selama ini benar? Efektif gak dalam mencapai tujuan? Atau mungkin tujuan kita yang gak masuk akal untuk dicapai. Makanya tadi saya bilang tujuan bisa berubah.
Akan sangat membantu sih kalau menerapkan cara di atas dengan melakukan manajemen waktu.
Prioritas Berubah…
Yah… namanya juga hidup ya, kadang bisa di atas, kadang di bawah – kayak roller coaster. Seperti yang dialami tokoh pengusaha sukses kemarin, kadang dia juga di bawah kan. Nah di saat-saat seperti itu, yang namanya prioritas akan berubah. Jadi jangan kecil hati kalau prioritas hidup kalian beda dengan yang lain.
Contohnya ya yang saya alami sendiri. Di kala teman-teman seangkatan sudah ongkang-ongkang kaki punya rumah sendiri dengan gaji mereka selama ini, saya justru sebaliknya. Harus rela melepaskan rumah. Ini karena keadaan berubah dan mengharuskan saya untuk merubah prioritas dalam hidup saya.
Tidak punya hutang besar menjadi prioritas ketika penghasilan rutin tidak lagi datang. Tapi dengan demikian, saya pun mulai membuat prioritas baru dalam hidup. Mana yang perlu saya utamakan mana yang gak. Seperti misalnya, dibandingkan nonton film di bioskop (walau bisa buat tulisan review film), saya akan lebih prioritaskan ke masalah makan untuk keluarga.
Jangan takut ataupun minder kalau memang demikian. Beneran deh. Ngapain juga kita minder kan? Ini kan hidup kita. Sekalipun prioritas dalam hidup kita tidak sama dengan yang lain, ya nikmati saja.
Kalau menurut kalian sendiri, apakah perlu menentukan prioritas dalam hidup? Gimana cara kalian menentukannya?