Kayaknya sudah lama ya gak ada Guest Post di febriyanlukito.com ini, terakhir itu yang Tips Mencari Ide Postingan Gado-Gado. Sebenarnya ada beberapa email masuk untuk artikel Guest Post ini, namun belum saya publish. Terima kasih banyak ya untuk yang sudah mengirimkan artikelnya. Mohon sabar menunggu. Saya akan mengecek dan jika sesuai akan saya tayangkan, seperti tulisan yang sangat inspirasi banget ini tentang: Menulis Adalah Seni Menuangkan Ide dari mas Chyrun.
Ada kejadian juga sih dengan mas Chyrun ini sebelumnya. Maaf ya mas. Yuklah kita simak artikel menarik dari mas Chyrun ini.
***
Wah, akhirnya saya mendapat konfirmasi dari mas Febriyan untuk menulis artikel di blog yang sungguh luar biasa ini. Setelah kiriman artikel sebelumnya berjudul “Menggali Kembali Tujuan Bloging Anda” terjadi miss komunikasi dan akhirnya terbit di blog saya sendiri..hehe. Terimakasih mas Febriyan atas konfirmasinya.
Kali ini saya ingin mengetengahkan tema tentang menulis, bagi saya pribadi menulis adalah seni dalam menuangkan ide dan gagasan. Merangkai kata demi kata membentuk kalimat dengan makna sesuai pikiran kita sebagai penulis.
Menulis itu bukan bakat, menulis adalah hasil dari latihan, hasil dari kebiasaan menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan-tulisan. Bakat menulis bisa dibentuk dan setiap orang dengan kecerdasan rata-rata seperti sayapun bisa menulis. Dan bisa menulis apa saja.
Baca juga: Menulis Dan Pesan
Yang membedakan tulisan profesional dan tulisan amatiran terletak pada bahasa penulisan, apa yang mereka tulis, cara merangkai kata-kata dan kedalaman isi dalam tulisan tersebut.
Semua orang bisa menulis, semua orang bisa menjadi penulis profesional karena semua orang memiliki bakat* dalam menulis.
Dari tulisan yang paling sederhana misalnya, seorang siswa sekolah dasar menceritakan tentang perjalanan pulang dari sekolah menuju rumah. Kemudian tulisan tersebut dinilai oleh guru dalam bentuk angka-angka. Ada yang mendapat nilai 8, ada yang mendapat nilai 7 atau bahkan ada yang mendapat nilai sempurna.
Pertanyaanya kenapa bisa berbeda? Katanya menulis itu bukan bakat. Iya, menulis itu bukan bakat, semua orang bisa menulis dan menulis apa saja. Tapi saya ingin mecermati beberapa hal, setiap tulisan memiliki standar kualitas, dan penilaianya berdasarkan aturan baku seperti sesuai dengan EYD atau sejenisnya.
***Dari febriyan: kalau saya pribadi menganggap menulis itu passion, seperti dalam buku blogging yang saya baca kemarin.
Jawabannya, Menulis Adalah Seni Menuangkan Ide
Hmm, Anda pernah mengikuti kisah hidup Chairil Anwar, beliau mendobrak tatanan bahasa puisi yang katanya harus a-a-a-a, atau ab-ab-ab dan sebagainya. Beliau menulis puisi dengan bahasanya, bahkan sempat dicaci maki oleh kalangan bahasa pada masanya.
Tapi apa, kini beliau menjadi legendaris dan maestro puisi dengan bahasanya. Artinya, menulis adalah seni menuangkan ide. Tidak serta merta terpaku pada aturan yang membelenggu, namun menulis adalah sebuah kebebasan berekspresi mengeksploitasi ide dan isi.
Ada gaya menulis yang muter-muter seperti tulisan ini, ada gaya menulis yang langsung pada pokok inti, ada juga yang hobi menulis dengan bahasa mendayu-dayu.
Mungkin jika dilihat dari aturan bahasa, ada istilah tulisan berita, tulisan sastra atau tulisan panduan, dan semua memiliki aturannya sendiri. Apapun jenisnya, bagi saya sendiri menulis adalah tentang seni menuangkan ide. Dan bagi saya sendiri, tidak ada aturan yang bisa mengikat saya dalam menulis, kecuali memang tulisan kita bersifat formal dan ilmiah.
Bebas Dalam Menulis Namun Tetap Menjaga Norma
Menganggap menulis adalah seni, maka saya tidak terikat aturan, apa saja ditulis dan yang paling penting ide kita dapat tersampaikan, apa yang terjadi jika demikian? Tentu tidak akan ada yang mau menampung tulisan tersebut. Saya membuat sebuah blog yang isinya tentang tulisan apa saja tidak diatur dalam tatanan bahasa, namun sebatas mengatur tentang isi.
Misalnya isi tidak boleh memojokan orang lain, pengejaan kata tidak boleh salah. Lebih kepada norma pembatas yang pantas.
Misalnya jika ingin menulis di blog tentang Ilmu Dan Informasi yang di dalamnya mengulas seputar berita, panduan dan sebagainya. Contohnya: menulis tentang berita berjudul Kondisi Ekonomi Dan Politik Di Desa, maka pastinya menggunakan bahasa yang formal dan informatif.
Jika menulis adalah seni maka tidak ada aturan yang pasti. Namun kembali lagi ke esensi kita dalam menulis. Apa yang kita tulis harus tersampaikan dengan jelas dan gamblang. Jelas dan gamblangnya sebuah tulisan akan membutuhkan kemampuan dari penulis dalam menuangkan ide.
Jika Anda menganggap menulis adalah seni seperti saya, maka jadilah seniman yang mampu menyampaikan karya seni dengan keindahan seni itu sendiri. Tidak peduli dengan penilaian, karena seni adalah tentang subjektifitas keindahan.
Kita mungkin tidak berbakat seperti Chairil Anwar, atau WS Rendra. Tapi kita, khususnya saya akan tetap menulis, karena menulis adalah seni menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Jika saya menganggap menulis adalah seni, maka penilaiannya akan sangat subjektif bukan?
Jika ingin berkenalan dengan saya bisa di blog sederhana saya yang masih acak-adul, chyrun.com.
Terimakasih mas febriyan, semoga artikel selanjutnya akan segera menyusul…
Semoga bermanfaat.
***
Terima kasih banyak Mas Chyrun, eh bener gak ya? Lihat di web ternyata ramai-ramai ya. Menulis adalah seni menuangkan ide, bahasan yang agak berat menurut saya pribadi hahahaha. Tapi seru membacanya. Kalau menurut teman semua bagaimana? Apakah ada pendapat lain dari kalian mengenai menulis, mungkin menulis dalam blog misalnya. O iya… kalau mau menulis untuk guest post, bisa baca ketentuannya di sini ya.
Memang benar ya, dalam menulis tidak mesti melihat apa yang akan orang lain nilai … yg ada nanti ga kelar2 tulisannya hehe :-p
Nulis dulu smp selesai mas. Kemudian nanti endapkan. Baca ulang. Edit. Publish. Banyak yang bilang gt
Saya masih belajar buat bagaimana cara menuangkan ide dengan baik, jelas, dan gamblang, kalau tulis si penulis ini. Saya sangat bersyukur saya menikmatinya :hihi. Mudah-mudahan kita semua bisa menuangkan ide dengan lebih baik lagi ya Mas. Menulis dengan hati yang senang dan hasilnya bagus kan jadi impian semua orang :hehe.
Mari menulis dengan hati kalau gitu Gar. 🙂 Bukan karena hal2 lainnya yak
Setuju :)).
Couldn’t agree more 😀
Yang mana nih???
Setujuuuuu
Tosss
wah..akhirnya tulisan muter-muter versi saya terbit…terimakasih mas febriyan…hmmm
Sama2 mas.
Btw, yan, aku kok ga bisa komen pakai cara “balas” di bawah komen org lain ya?
Oya selain menuangkan ide, mungkin juga termasuk menuangkan uneg2, curhat, dll :p
Masa gak bisa Vit? Aduhh. Kenapa lagi ya.
Salam Pak Febriyan
Setuju menulis adalah menuangkan ide/ gagasan/ pemikiran yang ada dalam benak kita menjadi tulisan yang tentunya harus dimengerti oleh orang lain. Karenanya ketika membaca sebuah tulisan, para pembaca bisa langsung berasumsi dan menilai perspektif si penulis, pengetahuan, wawasan, sudut pandang bahkan kemampuan menulis. Dengan terus menulis, kemampuan menulis akan meningkat.
PS : Btw bolehkah saya menjadi penulis tamu di blog Pak Febriyan ini? Jika boleh, tema apa yang dikehendaki.. terimakasih..
Latihan dan latihan ya mas. Sampai ketemu gaya tulisan yang paling poll ya.
Boleh mas. Selama tema tentang review, tips dan inspirasi mas. Yang kira2 pernah saya tulis mas.
Masih harus belajar lagi nich Ryan. Membuat tulisan yang ringan tapi bermutu dan khas kita nya bangat. Masih berpikir keras nich hehehe..
Terus nulis Lin. Latihan itu masalahnya.
Menulis blog atau buku pada dasarnya kan sama bagaimana kita menuangkan ide agar menjadi tulisan/cerita yang menarik, unik dan mampu merayu pembaca untuk mau membacanya dari awal sampai akhir tanpa diskip-skip hihihi
Hahahaha. Balas nih yaaa. Hahaha. Iya mas. Itu seninya biar dibaca tuntas.
cannot more agree ini mas 🙂
toss dulu kita mas kalau gitu
menulislah krn kamu bahagia, begitu ucapan seorg kawan yg memang full di dunia literasi termasuk tulis menulis menasehati sy suatu ketika. Jadi kalau nulisnya masih stres krn dedline, permintaan orang yg tdk bs terpenuhi, dll, katanya, lihat lagi tujuan awal menulismu.. hehe^^
Memang harus menulis dengan hati ya mbak.
Menulis juga terapi. Tapi mungkin jadi terapi karena bisa tertuang “ide”nya ya. hehe 😀 Tapi setuju, menulis juga bisa seperti seni pada sisi sebagai suatu bentuk ungkapan.
Terapi. Kalau lg kesal. Bete ya Nad. Lumayan ngebantu banget yak
belajar dari konten blog ini
Saya belajar dr kang Arul. ?
Setujuuu!!! 🙂
Setujuh masbroo