Ada banyak cara bagi kita untuk belajar. Itulah yang saya dapatkan, salah satunya, dari hasil dinas selama sebulan di perkebunan yang jauh dari mana-mana itu.
Kenapa saya mengatakan demikian?
Karena saya belajar akan satu hal tanpa saya sadari secara langsung mempelajarinya. Yaitu dengan berada dan mengamati aktivitas sehari-hari di sana, iya. Sebuah pembelajaran tak langsung dari orang lain.
Pembelajaran Tak Langsung itu Tentang…
siapapun kita, tak pandang usia dan juga gelar sekolah, kita harus menghargai orang lain sebagaimana kita ingin dihargai mereka.
febriyanlukito.com
Seperti pada tulisan Mas Genthuk di sini, bahwa kita dalam hidup ini harus saling menghormati, menghargai satu sama lain sebagai sesama. Ini jugalah yang saya pelajari.
Dalam kegiatan sehari-hari di sana, saya mendapati bahwa akan selalu ada konflik di dunia kerja, terutama jika ada seseorang yang baru masuk dalam lingkungan yang sudah cukup lama tentram.
Adaptasi ke Lingkungan Baru itu… Tidak Mudah
Inilah yang terjadi. Saya melihat bagaimana seseorang yang baru masuk di sana harus beradaptasi dan berusaha menjadi bagian dari keadaan yang sudah ada itu.
Namun sayangnya, orang baru itu tidaklah menyadari pentingnya sikap saling menghormati dan menghargai ini. Setidaknya ini juga yang dirasakan oleh setiap karyawan dan lingkungan sekitar yang ada. Orang baru ini dianggap ‘tidak sopan’ hanya karena jabatannya di tempat itu cukup tinggi.
Sayang… sungguh disayangkan. Dan bukan tidak ada yang mencoba memberitahukannya, termasuk saya secara tidak langsung – karena saya juga orang baru di sana – namun sepertinya orang ini pun tidak merasa bersalah.
Menghormati orang lain bukanlah susah dan menyakitkan diri kita kok. Menghormati orang lain adalah salah satu bentuk menghargai dan mensyukuri kehidupan yang telah diberikan kepada kita – ini menurut saya.
Bahwa kita hidup di dunia ini tak seorang diri.
setuju?
Kita membutuhkan orang lain, siapapun mereka, serendah apapun jabatan mereka di mata kita (mudah-mudahan kita tidak memandang rendah siapapun hanya karena sebuah jabatan yang sifatnya benar-benar sementara saja). Apalagi jika kita tinggal di sebuah daerah terpencil, kebutuhan membutuhkan orang lain sangat dirasakan.
Hiburan Dulu ya…
Menghargai Orang Lain Tidak Akan Membuatmu Menjadi Lemah!
Lagipula, menghargai orang lain karena dia memang orang yang patut dihargai bukanlah aib kan? Inilah yang terkadang sulit kita lakukan jika kita sudah memandang orang dari satu sisi, seperti jabatan, kekayaan dan lainnya.
Sebisa mungkin kita menghargai orang lain karena memang dia seorang manusia yang patut dihargai.
Pembelajaran tak langsung tentang menghargai orang lain
Saya berharap, teman baru saya itu pada akhirnya menyadari kondisi ini dan semoga saat itu terjadi, semua belumlah terlambat. Dan saya juga berdoa, semoga saya juga dapat menjadi orang yang dapat menghormati dan menghargai orang lain dalam hidup saya. Begitu juga doa saya untuk semua rekan.
20 Comments
belajar bisa di mana saja di mana saja dan kapan saja… selama yang dipelajari adalah kebaikan
*mungkin begitu*
Belajar yg buruk jg boleh mas. Tp jgn ditiru hahahaha
Amiiiin.. Semoga temennya cepet sadar Mas. Kebayang sih begimana itu orang dan apa yang orang-orang sekitar rasakan. Paham bener deh..
Pengalaman ya. Share dong.
Amin utk doanya ke teman saya. Mudah2an dia merasakan doanya.
Errr. Policy saya untuk tidak share soal kantor ato paling ga tempat saya kerja di blog mas. Hehehehe
Cant agree more, mas
akan lebih bijak tidak membahas soal kantor di soc med seperti blog
maaf ya.
ooo ok. kalau gitu share di whatsapp aja mas. 😛
Wah iya ya, kadang kita juga keburu merasa sebal dan marah padahal itu semua karena masalah susahnya beradaptasi di lingkungan baru. Kadang juga sebal dan kagok bila bertemu dengan orang baru yang rasanya menganggu pola keseharian kita yang sudah familier..
Mungkin selain kita berdoa, ada baiknya si teman itu didekati juga ya..
Iya. setuju untuk pendekatan kepada teman kita itu. Kebayang sih kalau menempati tempat baru, lingkungan baru. adaptasi itu sangat penting.
mudah-mudahan mba teman saya itu sudah dapat beradaptasi dengan baik sekarang.
ibarat kita masuk ke rumah seseorang. sebaiknya tamu yg menyesuaikan dengan kondisi tuan rumah.nggak ada ruginya kok bersikap merendahkan hati…
setuju mas.
kita cek dulu kondisi yang ada seperti apa. sesuaikan.
Dalam dunia kerja, apalagi kalau itu jangka panjang, harus menghargai yang lainnya, lebih baik lagi dalam bekerja kita dapat menganggap semua pekerja yang ada adalah teman, seperti teman-teman sekelas waktu SMA :’D jadi kangen masa-masa SMA
wah. sama. kangen juga sama teman kuliah. hehehehehe.
bekerja sama bukan bekerja sendiri kan ya. apapun jabatan kita, kita tetap harus bekerja sama.
kalo aq si mikirnya, menghargai org lain = menghargai diri sendiri
setuju. menghargai orang lain itu sebenarnya kita menghargai diri sendiri.
Udah semacam budaya sih kayanya. Sama kaya kalo ada turis ke daerah kita. Lagaknya udah kaya yang paling modern n gaul aja.. Kasian sama orang-orang kaya gitu.. 🙂
Followback ya Om Blog saya
http://sikonyos.wordpress.com/
berasa malas ya?
tapi teman sendiri harus dibantu biar gak gitu lagi.
Hahaha…kalo omongan udah ga mempan, kayanya mesti nyoba pake rukiyah..hahha
hahahahaha. gitu ya.