Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

Tips Mengatasi Perpisahan – Goodbye Glee

3 min read

Akhirnya dua minggu lalu, serial Glee pun mengucapkan perpisahan pada kita saya. Goodbye setelah 6 season penuh naik turunnya rating, cerita dan semuanyalah, Glee pun ditutup dengan baik oleh mereka. Saya sudah memperkirakan bahwa akhir serial ini akan dibuat wow. Memang tidaklah sebesar yang saya pikirkan, tapi saat menonton episode terakhirnya, saya tidak terpikirkan lagi bagaimana membuat hal ini lebih pas lagi.

McKinley High dijadikan sekolah seni dan Will menjadi Kepala Sekolahnya. Kisah tokoh-tokohnya? Mercedes jadi penyanyi terkenal, setelah dimulai dengan jadi penyanyi pembuka konser Beyonce *ceritanya*, Sam jadi pengajar di McKinley – club Glee itu. Terus Blaine dan Kurt kan memang nikah sudah beberapa minggu lalu, akhirnya mereka jadi aktor terkenal terus punya anak yang di-surrogate oleh Rachel. Nah Rachel sendiri menang piala Tony ceritanya dan nikah dengan salah satu old fling – bukan dengan Sam.

http://www.youtube.com/watch?v=qaqVwlkTENc

Ini nih lagu penutup untuk serial Glee ini, I Lived judulnya, saya sendiri gak tahu lagu aslinya siapa yang nyanyikan. Tapi seru, banyak yang sudah kembali terlihat di akhir acara itu. Seperti Quinn, anak-anak Glee yang season 5, adiknya Puck – saya lupa namanya. Sayangnya Marlie – “The New Rachel” gak kelihatan di sini, apakah dia sudah main film layar lebar jadi gak mau lagi ya?

Perpisahan

The magic word
The magic word

Siapa yang gak pernah mengalaminya? Saya pernah menuliskannya juga yang baru saja saya update tentang hal ini juga – melepaskan. Memang gak mudah kan ya? Melepaskan sesuatu yang kita punya, dan apalagi yang kita sangat sayangi itu bukan hal mudah untuk dilakukan. Segala di dunia memang sifatnya sementara, tidak ada yang abadi. Tapi menyadari kebenaran akan ketidakkekalan, seperti yang diajarkan agama yang saya anut pun tidak membuat hal terkait perpisahan ini mudah.

Saya memang tidak menangis saat papa saya meninggal, seingat saya – saya tidak menangis sama sekali. Tidak menangis di sini bukan berarti saya bisa bilang kalau saya rela dan lega melepaskan kepergian almarhum papa begitu saja. Walaupun dia agak menyebalkan dulu, suka iseng sama saya ataupun selalu bilang kalau nilai saya gak sebagus yang lain, tapi tetap saja saya merindukannya. Sering saya teringat dirinya kalau mang lagi rindu banget. Seperti saat membaca tulisannya Mas Ariga soal ayah, saat itulah saya merasa rindu dan kehilangan, walau almarhum menyebalkan.

Jangankan melepaskan dia yang telah meninggalkan dunia ini, terkadang kita melepaskan barang yang baru kita punya saja sudah sedih kan? Seperti yang dialami Nadia yang harus berpisah dengan handphone kesayangannya itu. Pasti berat kan? Tapi ya itulah hidup. Akan ada saat kita kehilangan yang kita punya. Suka atau tidak, kapannya saja yang kita gak tahu. Memang gak bisa disamakan kehilangan barang dengan kehilangan yang namanya orang yang kita sayangi, tapi intinya sih kehilangan – perpisahan akan selalu ada.

Adakah yang bisa membagi di sini bagaimana melepaskan dengan baik? Saya coba share yang saya lakukan selama ini ya.

TIPS MENGATASI PERPISAHAN

1. Menerima Kenyataan

Adalah hal paling pertama yang kita harus lakukan, setidaknya ya bagi saya. Bahwa kita memang sudah kehilangan atau berpisah dengan orang itu atau barang itu. Susah sih, akan ada masa di mana kita berusaha menutup mata tentang kenyataan ini. Kalau dalam serial yang sering saya tonton, saat pisah dengan pacar, akan ada masa denial. Iya, masa kita menolak kenyataan bahwa ini sudah terjadi. Nah tiap-tiap orang akan membutuhkan waktu untuk sampai dapat menerima kenyataan ini.

2. Take your time

Just take your time – sebanyak yang kamu perlukan untuk berduka. Kalau memang butuh seminggu, ambil seminggu. Nangislah kalau memang perlu menangis sampai kapanpun. Atau mungkin perlu makan es krim – yang katanya salah satu cara mengatasi stress. Ambil waktu sebanyak yang dibutuhkan dan cara apapun yang diperlukan untuk “menikmati” perpisahan ini.

3. Batasi waktu berduka

Nothing last forever - but memories will last
Nothing last forever – but memories will last

Nah ini mungkin agak kontra dengan tulisan di point atas ya, tapi memang kita tetap harus pastikan waktunya itu terbatas. Jangan berduka selamanya kan. Kalau kata orang, mereka yang telah pergi akan lebih bahagia melihat kita yang ditinggalkan untuk melanjutkan hidupnya. Entah kenapa, saya percaya hal ini. Walaupun saya bilang take the time you need to mourn, but still keep in mind that there’s a limit. One day – set the day – you need to move on. 

4. Cari pengalih pikiran

Paling mudah menerima bahwa kita sudah berpisah dengan seseorang atau sesuatu adalah ya dengan melakukan hal-hal yang dapat membawa diri kita dari memikirkan perpisahan itu. Cobalah nikmati me time versi dirimu sendiri. Kalau saya salah satunya ya dengan nulis ataupun dengan duduk di pantai menikmati sunset. Cari cara yang cocok dengan dirimu sendiri ya. Bisa saja baca buku, nulis, jalan-jalan dengan teman atau ikut acara Baksos.

Baca juga: Helping – Baksos Melepas Hewan

5. Remember this

Satu kutipan yang paling saya suka dan sangat berhasil dalam mengatasi hal-hal buruk dalam hidup saya adalah This too shall pass. Apapun itu, seburuk apapun, hal-hal itu akan berakhir suatu saat nanti. Yakinlah itu. Perlahan demi perlahan, semua hal akan berlalu. Dan suatu saat nanti kamu akan merasa bahwa apa yang telah terjadi tidaklah seburuk yang kita bayangkan, bahkan membuat diri kita semakin kuat menghadapi hidup yang berat.

Baca juga: This too shall pass.

Ya itu sih kira-kira yang saya lakukan selama ini, bisa saja cocok dengan dirimu bisa juga gak. Kalau kalian, apakah ada tips untuk mengatasi perpisahan?

NB: Kok tiba-tiba kangen sama serial Friends ya.

Febriyan Writing about life and anything that happen in life is one of my to do things. That's the reason blog Blog Review, Tips & Inspirasi by Febriyan Lukito born. Now I also admins for: Tempat Nongkrong Seru Pikiran Random Tulisan Blogger Indonesia

72 Replies to “Tips Mengatasi Perpisahan – Goodbye Glee”

    1. Lagu2nya memang keren yak.
      Banyak yang memilih pengalih pikiran. Dan gak dikit yang pengalihnya ke yang buruk. Hehehe

  1. ya ampyuun. jadi ini tema perpisahannya masih ttg Glee toh?! lo demen banget ya ama serial ini? hahaha. anyway..gw serius neh ttg tema perpisahan. first of all about your dad…i’m sorry for your lost. i know how the feeling.
    it wasn’t untill i realized that it was the ‘letting go feeling’ that helped me get through. and the fact that we don’t possess anyone or anything in this universe, so yes.. it’s kinda hard but just like you said..all these shall pass. good memories shall remain 🙂

    1. Hahahahaa. Iya. Penggemar susah dilepaskan dari Glee. Walau banyak dikecam org2 krn suka serial ini. Hiks.
      Thank you for your sweet words about my dad Rina.
      Memories does remain. That is the truth we need to hold on.

  2. Setuju sm smua poin nya..

    Klo kt papa in law nih, waktu adalah obat paling mujarab dlm proses penyembuhan dari segala duka 🙂

    Glee? Udah lama ga ntn Glee euy, nti ah ntn serial 6 nya, lu blg kan rekomen tuh hehehe

    1. Hahaha. Iya. Yang 6 gw suka Ye. Ya mungkin karena dah tahu terakhir kali ya.

      Time will heal. So agree with this.

  3. Sangat setujuuu *prokprokprok* sayapun melaksanakan poin2 tsb secara urut kemarin hahaha. Not easy in some parts tapi fokus ke hal-hal lain yg masih bisa disyukuri bisa cukup membantu sih.

    1. Soal yang jambret ninja itu ya Nad?
      Agree. It is not an easy thing to do.
      Berapa lama sampai akhirnya bener2 rela melepaskan?

      1. LOL, iya 😀 yg bikin gak relanya adalah kumpulan foto anak dari bayi yg ada di situ, baru sebagian yg sempet di back up :'( makanya penting jg kayaknya backing up data secara rutin.
        Beberapa jam setelah itu sih udah fine, Mas, rela…ya habis gimana lagi gitu kan, we could change nothing. Yg cukup membekas adalah shock-nya itu.

        Saat sesuatu direbut gt aja dan kenyataan bahwa “ya ampun, akhirnya ketemu langsung jg ya sama bad man satu ini, selama ini kan cuma denger2 cerita doang”…perasaan-perasaan itu yg ampe skrg kyknya bikin parno.

      2. Mudah2an sih parnonya gak sampai bikin bener2 gak mau apa2.
        Yes. You can’t turn time back. So nothing we could do.
        Soal backup. Bener tuh. Hrs rutin. Luangkan seminggu sekali atau dua minggu sekali.

      3. Gak sih Mas, kalo ampe gitu.. Cuma kalo jalan jadi lebih antisipatif, sering2 nengok belakang jaga2 takut ada yg ngikutin, pokonya lebih aware aja gt.
        Iyaya, back up blog jg penting ya, minimal export lah.

  4. Ngomong tentang Glee nih, itu adalah series US pertama saya dan salah satu yang favorit. Season 2 dan season 3 adalah yang paling bagus. Plotnya dari awal masih berhubungan dengan musik, nyanyi, seneng lihatnya. Nah, setelah season 4 (CMIIW), si Ryan Murphy bikin keputusan mengurangi jumlah lagu per episode. Nah, ini nih yang bikin jelek. Plotnya malah makin menonjolkan hubungan homoseksualnya. Yah, jadi series yang jelek dah. Tapi kalau urusan suara2nya itu bener2 kaya suara emas. Suka banget dengerin lagu2 yang dicover Glee. Hehe.

    Maaf, Mas malah curcol hehe.

    1. Hahaha. Curcol bebas kok di sini. Beneran. Mau curcol apa *siapkan popcorn*.

      Lagunya memang bagus2. Karakter masing2 juga kuat. Agak sayang pas season 4 mau ngulang kisah yang sama antara Rachel, Finn n Quinn dg anak2 barunya.

      1. Jiah. Saya pun baru aja selesai nonton itu. Pengen review. Tp terlalu banyak versi reviewan di kepala nih. Hahahaha

  5. perpisahan emang gak bisa dihindari ya. sedih tapi ya harus terjadi. time will heal… 🙂

    pada bilang episode terakhirnya glee bagus ya. gua udah lama gak nonton glee…

    1. Yes Ira. This too shall pass. Hehehe.
      Gmn pengalamanmu soal ini? Hehehe.

      Udah ntn ulang. Lagu2nya sih. Hahaha. Kmrn itu youtubing sekalian sama ntn Glee kok

      1. kalau serial tv yang aku suka tamat, biasanya bakal kutonton ulang lagi baru bisa move on 😀

  6. gw nonton glee cuma season 1 sama 2 aja sih Yan, sempet kedodoran kan mereka ratingnya. Untungnya udah tamat, kasian kalo tamatnya di ulur-ulur terus, lebih baik berhenti selagi dipuja.
    kalo masalah perpisahan sih, pastinya kita ngelewatin tahap denial dulu barulah bisa nerima kenyataan, menurut gw loh ya 🙂

    1. Bener Mak. Denial. Itu tahap paling awal. Tiap prg pasti mengalaminya kan ya. Kalau dirimu gmn Mak ngadapin denialnya?
      Season 1-3 masih ok ratingnya. Gitu ke 4 n 5 turun jauh Glee. Makanya dipaksa stop di 6 ini. Ya setidaknya berani stop. Kalau sini sih masih lanjut sampai ada operasi pelastik segala. Hahhahaa

  7. (adiknya Puck – saya lupa namanya).Namanya Jake 😀 Iya aku juga cariin si Marley ko ga keliatan lagi.. To be honest aku suka sama endingnya, tapi sedikit antiklimaks menurutku haha

    1. Jake ada di episode akhir kmrn.
      Memang agak anti klimaks sih. Tapi mgkn karena memang “dipaksa” tamat ya. Love the ending though

      1. Iya sayang dipaksa tamat, menurutku karena agak susah kali ya. Dari mereka masih muda, terus mau ga mau kan secara kenyataan mereka makin dewasa dan ga mungkin dipaksain sekolah terus hehehe… Iya Jake ada, Marley juga ada. Yang baru – baru yang diceritain cuma si Kitty ya Mas, eh iya ga si 😀

      2. Marley ada ya? Saya gak nemu pas yang lagu I lived.
        Iya. Gak bs dipaksa untuk tetap sekolah terus. Hahaha. Ah so many learning from Glee.

  8. Saya tidak mengikuti serial Glee jadi saya tidak tahu kapan serial itu dimulai atau selesai :haha. Jadi saya komentar soal perpisahannya saja ya. Kebanyakan sih kalau saya perpisahannya dengan teman-teman. Yah sedih sih, tapi balik lagi, mesti terbiasa sendiri. Jadi ujung-ujungnya malah tidak mudah percaya sama orang. Takut membina hubungan yang terlalu dekat, soalnya kalau pisah atau jauh bakalan sakit! :hehe.

    1. Hmmm. Perpisahan akan selalu ada Gar. Whether you want it or not.
      Sakit juga pasti ada kan. Hehehe. Jangan sampai gak da teman krn takut sih. Imho.

  9. Sykurlah semua ….happily ever after. Sempat lihat separuh episode pamungkasnya. Senang juga menyaksikan perjuangan -nyaris- semua karakter berbuah manis. 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *