Review buku Titik Nol dari Agustinus Wibowo ini adalah post lama yang saya update kembali.
Akhir Maret 2013. Itulah pertama kalinya saya jatuh cinta dengannya. Dia di sana sepertinya sengaja menggodaku.
Hanya diam memang, tapi dia memberikan tampilan terbaiknya dengan warna biru dan kuning menawan serta seseorang yang melompat tinggi.
Titik Nol, Makna Sebuah Perjalanan karya Agustinus Wibowo telah memikatku saat itu juga.
Seperti apa review buku Titik Nol versi Febriyanlukito.com
Tapi di bulan itu, saya telah menghabiskan budget belanja buku sehingga barulah pada akhir April 2013 saya baru dapat memeluknya. Dan tepat kemarin, 2 Juni 2013, saya menyelesaikan membacanya. Lama ya? Hahaha.
Saya membacanya hanya beberapa halaman setiap harinya dan juga juga terkadang tidak membaca sama sekali. Karena rasanya perlu konsentrasi untuk menikmati semua gambaran perjalanan Agus ini. Garis besar tentang apa buku ini bisa dibaca di resensi buku dan review yang ada di Gramedia dan juga Goodreads.
Review Buku Titik Nol Agustinus Wibowo
Saya suka buku ini (banged). Bagi saya buku ini akan memberi makna baru akan perjalanan dalam hidup siapa pun yang membacanya. Perjalanan Agus dari Tibet hingga ke Afganistan.
Petualangan dan pertemuannya dengan berbagai tokoh yang ada memberikan warna baru dalam hidup kita. Kemudian kita juga diajak berpetualang dalam perjalanan hidup sang mama menghadapi kanker yang menggerogotinya perlahan.
Lebih dari Sekadar Traveling ala Backpacker
Buku ini memang buku tentang perjalanan ala backpacker yang dilakukan oleh Agus. Namun, saat membacanya, kita akan merasakan bahwa, buku ini lebih dari sekedar berbagi tips tentang perjalanan menuju tempat-tempat baru dengan uang yang terbatas.
Buku ini lebih dalam lagi membahas berbagai aspek dalam perjalanan yang pasti dialami oleh semua orang.
Dia membicarakan tentang cinta. Tentang persahabatan. Tentang agama. Tentang keluarga.
Semua dituliskan dengan sangat menarik, tidak membuat kita yang membaca itu merasa dihakimi. Namun, Agus mengajak kita untuk menyelami kembali arti hidup kita keseluruhan.
Yang Menarik dari Buku Titik Nol
Berikut beberapa yang menarik menurut saya dari buku ini.
Tentang Cinta
Kenapa saya mengambil bagian ini untuk berbicara soal cinta? Karena bagian ini menunjukkan apa arti cinta itu.
Papa dan mama Agus tidaklah seperti kebanyakan anak muda sekarang. Mereka dijodohkan. Baru bertemu di saat-saat mereka mau menikah – ah jadi ingat kisah mama dan papa saya juga.
Dan membaca secuplik tulisan di atas membuat saya sangat terharu. Bahwa cinta itu tak perlu diucapkan namun sedikit tindakan telah membuktikannya.
Papa Agus (mungkin seperti kebanyakan papa yang lahir pada jaman yang sama lainnya) tidak pernah mengucapkan cinta, sayang dan lainnya kepada mamanya. Tapi… tindakannya itu, mencium kening sang mama. That’s LOVE.
Hidup itu Adalah Belajar
Inilah hidup sebenarnya. Perjalanan untuk saling belajar satu sama lain. Untuk saling memberi dan memahami sudut pandang kita masing-masing.
Saya suka sekali paragraph ini. Sayangnya sekarang ini banyak yang tidak memahami seperti itu. Mereka lebih suka saling memaksakan sudut pandang mereka masing-masing.
Tentang Agama
Perjalanan Agus membawanya ke negeri-negeri dengan agama yang berbeda. Keyakinan yang beragam. Peperangan yang terjadi atas nama agama dan keyakinan juga termasuk yang dilihatnya.
Beli bukunya sekarang! Diskon khusus nih
Tapi kalimat yang dikatakan seorang Syed di Afganistan ini sangat indah.
“Agama itu asalnya harus dari hati dan kembali lagi ke hati”
Review buku Titik Nol karya Agus Wibowo
Saya suka sekali ini. Bahwa semua akan kembali lagi ke masing-masing orang dan hati mereka masing-masing kembali. Hati mereka dengan DIA yang diyakininya.
At The End: Arti Akhir dari Sebuah Perjalanan
Dan pada akhirnya kita diajak untuk memahami arti akhir dari sebuah perjalanan. Saat mata itu telah tertutup dalam ketenangan dirinya bertemu dengan Sang Empunya kehidupan kita ini.
Setelah semua perjalanan kita lalui, pada akhirnya kita akan kembali dan menutup buku perjalanan kita untuk berkumpul lagi bersamanya.
My Verdict for the Book
Saya sangat menyukai buku ini, walau membutuhkan waktu panjang untuk menyelesaikannya. Buku ini memberikan semua yang kita perlu ketahui tentang kehidupan dan perjalanan, seperti terangkum dalam kalimat berikut:
“Perjalanan adalah belajar melihat dunia luar, juga belajar untuk melihat ke dalam diri. Pulang memang adalah jalan yang harus dijalani semua pejalan.
Dari Titik Nol kita berangkat, kepada Titik Nol kita kembali.
Tiada kisah cinta yang tak berbubuh noktah, tiada pesta yang tanpa bubar, tiada pertemuan yang tanpa perpisahan, tiada perjalanan yang tanpa pulang.”
Kutipan dari Buku Titik Nol
Itulah review buku Titik Nol karya Agustinus Wibowo versi saya. Kalau kamu sudah membaca ini belum? Menurut kamu bagus tidak buku ini? Adakah rekomendasi buku lain yang sejenis dengan buku ini? Share dong di komentar.
67 Comments
Tak pikir titik 0 negara kita, heheee
bukan mas. buku Titik Nol. bagus…
It’s TRUE LOVE. Wonderful…!
true…
baca itu saja saya dah merinding merasakannya mas. 🙂
Jadi inget woman at zero point. Itu bagus juga novelnya. Tapi, ceritanya tentang apa ya. Saya lupa. Daanggg! Kok bisa bilang bagus ya. Hahahah
Yahhh. Ayo coba dicari lagi novel yg dimaksud. Sharing di blog isinya.
Pernah nulis kok ripiyunya. Waktu multiply masih bernapas:d
yah… gak sempat dipindah?
Keburu digusur. Hiks!
yahhhh. sayang banget.
kayaknya banyak nih yg kegusur tanpa pindah
komentku koq gak masuk ya?
maaf mas, belum saya approve. lagi rieweh di kantor.
Heheeee,,, sippp sippp.
Such a good book to read! Makasih reviewnya mas 😀
bener… buku yang bagus. jadi pengen beli buku lainnya.
makasih juga dah mampir dan baca reviewnya.
cinta kadang tak harus selalu diucapkan…. tapi bisa melalui perbuatan… dan itu bisa jadi sebagai pembuktian.
bentul… eh betul mas
aku juga pingin keliling dunia kayak agus. tapi karena miskin belum tau kapan. enak keliling dunia atau keliling akhirat ya? 😕
wahh…
keliling dunia aja mas
Mas Ryaaaann… pinjem dunk bukunya *dilemparklepon*… he he he
“Agama itu asalnya harus dari hati dan kembali lagi ke hati” aah… tiada yang dapat membantahnya. Kenapa harus repot mendebatnya jika memang itulah kenyataannya.
🙂
itulah yang disebutkan oleh penulis.
Jadi untuk apa?
boleh aja kalau mau pinjem mah. gimana caranya?
Send it to me please… 😉
hahahaha.
boleh
Anak muda jaman sekarang pasti akan menolak biar dirinya dijodohkan dengan orang lain. Padahal lo dirasakan lebih jauh ada sisi klasik dan sungguh luar biasa tatkala kita dipertemukan dengan jodoh kita, kita menyayangi dan mencintainya dalam waktu sekejab, padahal sebelumnya kita tidak pernah mengenal sama sekali
benar juga sih. sekarang kan semua ingin ‘ini mau saya’ walau ujung2nya akan banyak masalah. 🙂
beda jamanlah mas
iyah sich beda jaman, kemarin habis menghadiri pernikahan temenku sungguh so sweet bila dilihat, karena tidak ada masa pacaran
Iya. Kadang berpikir betapa dulu mungkin jauh lebih mudah dalam hal hubungan ya. Hehehe
heem lebih simple, tapi karena pengaruh jaman, jadi lo gak pacaran dulu gak enak, padahal yang enak itu adalah pacaran setelah nikah, mau apa apa ma jua udah halal 100%
Yup. Pacaran jg gak jamin akan langgeng kan. Atau krn org dulu lbh simple aja ya
yah lo orang dulu malah ribet mas, nikahnya pake adat yang beraneka ragam
tapi menarik. sekarang malah dah jarang kalau di keluarga saya. Gak mau repot… 😀
tinggal ke wedding org. terima beres deh gtu yah mas
hahaha…
iya sih. 😀 dan kebanyakan WO sekarang simple aja. 🙂
cepet banget balasnya, ol selalu mas ryan ini
hahahaha. lagi di depan komputer aja sih. 😀 kalau gak sih gak bales bisa beberapa hari.
hahahah sama sperti saya rupanya.
*toss*
🙂
saya belum kelar bacanyaa….
Saya juga lama bacanya.
Menarik tapi butuh waktu lama.
Ayo segera selesaikan. Mudah2an sih tulisan ini gak jadi spoiler
hahaha.. bukan spoiler kok.. 🙂
syukurlah kalau bukan.
udah baca udah pernah posting ini buku si agus yang beda dari yang lain.. lebih ke hati lebih curhatnya..
Di blog mba ya? Mau baca ahh..
di empi dulu.. matilah empi sekarang udah ganti multipers..
Dah aktif ya mba multipersnya? Belum buka lagi sejak daftar. Hehehe
udah aktif tuh.. coba aja..
seeep. ke TKP
Review buku titik nol oleh Ryan yang apik, jadi ingin menikmati bukunya
Ayo menikmatinya.
Gak rugi kok.
reviewnya keren mas …
untuk mereview pun juga perlu perjalanan panjang menjelajahi setiap sudut buku ya …
makasih mas.
mereview itu cuma satu ketakutan saya. menuliskan berlebihan dan juga menampilkan spoiler.
Saya lebih suka baca blog dari pada baca buku.wkwk…
wah kenapa tuh?
Aku suka review nya, nanti aku mau buat ff baru dari review kakak, boleh kan?
Nanti aku buat disclaim pake ping-back kok… 🙂
thanks 🙂
monggo… ditunggu ya
Huh jadi pingin beli hukunya juga nih. Dan nyesel banget waktu itu dia dtg ke rumah dunia di serang. Akunya gk bs hadir dlm bincang2 bersama gol a gong, agustinus, & dina 2 ransel. Hiks
Wahhh sayang. Saya mau dong ketemu. Hehehe.
Ayo beli bukunya dan juga ditunggu review bukunya
Iyah sip 😉
Mention yak kalau dah jadi. Pengen baca.
Hihihi sipsip.. 😉
Wah komentarnya sudah banyak sekali. Hihihi… gak perlu komentar dari saya lah ya 😀
wah tetap dong… komentar selalu dinanti kok.
saya belum pernah baca buku itu… Setelah membaca hasil review kakak, jadi mupeng buat beli tuh buku… Makasih ya informasinya…
Salam,
http://anitadiahf.wordpress.com/
ayo baca..
saran saya sih beli yang satu paket. ada 3 buku.
3 buku…!!! haha… itu trilogi atau gimana yaaa…
Kapan selesai bacanya ya buku sebanyak itu… 😀
Bukan trilogi. Tapi hanya dibuat paket saja.