Buzz tentang film yang masuk dalam deretan film di Venice International Film Festival ini sudah saya dengar cukup lama. Saya mencari tahu tentang film ini dan memasukkannya dalam Daftar Film Indonesia wajib tonton 2016 kemarin. Akhirnya dua hari lalu saya menonton film ini dan ini review film A Copy of My Mind versi saya. Sebuah kejujuran penghuni kehidupan Jakarta.
Plot Film A Copy Of My Mind
Film ini adalah kisah asmara dua insan berlainan jenis, Sari dan Alek. Sari, pendatang di Jakarta bekerja sebagai spa therapist di salah satu salon di Jakarta. Dia adalah penggemar film monster yang unik, termasuk di dalamnya monster “Bukan” – buaya dan ikan. Sedangkan Alek adalah penerjemah dan pembuat subtitle dari DVD bajakan yang sering dibeli Sari.
Keduanya bertemu tidak sengaja karena buruknya terjemahan DVD yang dibeli Sari dan keduanya jatuh cinta. Apakah sampai di sini saja? Tidak. Ada kejutan lain menanti Sari dan Alek.
Pemain dan Sutradara Film A Copy of My Mind
Film ini dibintangi oleh Tara Basro sebagai Sari dan juga Chicco Jerikho sebagai Alek. Dibintangi juga oleh Maera Panigoro sebagai Mrs. Mirna (sumber masalah dalam kisah cinta ini), Ario Bayu sebagai orang bayaran Mrs. Mirna. Naskah ditulis oleh Joko Anwar dan juga disutradari oleh Joko Anwar sendiri. Dengan soundtrack yang dikerjakan oleh Rooftopsound Records.
Review Film A Copy of My Mind – Kejujuran Kehidupan Jakarta
Saat mendengar nama Joko Anwar, pikiran saya melayang ke film Kala dan juga Modus Anomali (The Ritual) yang masuk dalam film Indonesia kesukaan saya. Tapi saat menonton film A Copy of My Mind ini, saya kecewa, karena tidak menemukan apa yang saya harapkan. Berbeda banget.
Film ini bukanlah film dengan gaya noir seperti Kala ataupun film penuh darah seperti Modus Anomali. Film ini benar-benar beda. Beda dalam cerita dan juga beda dalam hal pergerakan alur cerita. Tapi apakah saya kecewa? Gak banget. Film ini membuktikan kalau film Indonesia itu memiliki potensi untuk menjadi hebat.
Kejujuran Kehidupan Jakarta
Ini yang memang diangkat oleh Joko Anwar dalam film A Copy of My Mind ini. Sebuah realita, kenyataan kehidupan yang ada di Jakarta ini. Kita bisa melihatnya dalam adegan demi adegan yang menampilkan Tara Basro, bertolak belakang dari film Pendekar Tongkat Emas, seorang wanita pendatang di kota Jakarta untuk mengadu nasib dan penggemar film.
Dia sangat menyukai film dan membeli DVD bajakan untuk memenuhi hasrat nontonnya. Kita diajak keliling di daerah Pecinan Jakarta, pusat DVD Bajakan di Jakarta. Sama seperti dia, saya pun sering keliling daerah sana untuk mencari DVD (dulu).
Kita juga diajak menyelami daerah Jakarta yang padat dengan suara Adzan di mana-mana, kos-kosan yang padat dengan penghuni yang berasal dari berbagai daerah, melalui sosok Sari. Serta menyelami bagaimana para pendatang berusaha bertahan di kejamnya Ibukota.
Sari adalah sosok wanita cantik yang manis dan kemudian bertemu dengan Alek, sosok pria “preman” tanpa identitas yang bekerja sebagai penyulih bahasa DVD bajakan yang kita sering tonton (kita??? lo kali Feb). Keduanya menampilkan sosok asli penghuni Jakarta dalam bertahan hidup. Inilah memang kenyataan di Jakarta.
Melalui Alek, kita juga diajak menyelami sosok yang melakukan apa saja untuk bisa bertahan hidup di Jakarta yang liar ini. Sosok Alek ini sangat berbeda dengan sosok yang diperankan Chicco di Filosofi Kopi, walau sama-sama “preman”. Di sini, Alek tidak mengenal arti “mimpi”, seperti kebanyakan orang Indonesia yang berjalan begitu saja setiap hari – demi hidup.
Kejujuran Cinta
Dalam film ini pun, kita diajak untuk memahami kejujuran cinta melalui sosok Sari dan Alek. Sering kita mendengar desas desus bagaimana generasi muda sekarang lebih berani dalam berhubungan, di sini digambarkan oleh Joko Anwar dengan gamblang.
Adegan di mana keduanya menjalin kisah asmara, tidaklah seperti dalam Janji Joni yang penuh kesan puitis, tapi di sini lebih terbuka. This is reality – mungkin itu yang ingin disampaikan oleh Joko Anwar, yang sempat kesulitan dalam mendapatkan dana pembuatan film ini.
Alur Yang Lambat Dengan Gambar Yang…
Jujur, saya merasa film ini berjalan sangat lambat dalam scene demi scene. Kita diajak menyelami kehidupan Sari dan Alek terlebih dahulu hingga lebih dari paruh pertama film A Copy of My Mind ini. Dan akhirnya pada mendekati akhir, kita baru diajak berkenalan dengan “krisis”.
Bagaimana Sari mengambil DVD berisikan rekaman korupsi Mrs. Mirna yang membuat Alek ditangkap dan dianiaya. Bagaimana Sari menantikan di kos Alek dengan harap-harap cemas. Bagaimana bobroknya dunia politik Indonesia dimunculkan mendekati akhir film.
Apakah teknik alur yang lambat ini berhasil? Dalam hal memperkenalkan siapa Sari dan Alek, menurut saya sangat berhasil. Ditambah dengan pengambilan gambar yang terlihat dalam beberapa poster film ini sendiri, sangatlah super. Tidak terlihat kalau film ini diambil dengan kamera pinjaman tanpa lighting khusus.
Dengan soundtrack utama, Copy of Your Mind, film ini sederhana dan juga memenuhi ekspektasi saya dalam hal lain, yaitu dalam kepercayaan bahwa Indonesia bisa membuat film bermutu.
Harus Nonton Film A Copy of My Mind Gak?
Kalau saya bilang harus banget. Film ini adalah film yang patut dibanggakan oleh kita, masyarakat Indonesia, karena inilah realita kehidupan Indonesia, terutama Jakarta. Termasuk, betapa kita tidak peduli lagi dengan hiruk pikuk dunia politik juga disentil dalam film ini.
Akhirnya, saya bisa menutup review film A Copy of My Mind ini dengan nilai 4 dari 5 bintang dari saya. Kalian sudah menontonnya belum? Bersaing dengan film luar yang “menarik”, sepertinya harus buru-buru ke bioskop kalau ingin nonton.
Review Film A Copy of My Mind
- Akting
- Cerita
- Gambar dan Lagu
Summary
Film Indonesia yang masuk dalam Venice International Film Festival ini akhirnya saya tonton juga. Sebuah film yang mengangkat realita kehidupan di Jakarta. Kisah Sari dan Alek adalah kisah nyata di Jakarta. Film karya Joko Anwar ini patut ditonton.
Indonesia mulai Bangkit
Amin. Semoga akan terus gitu mas.
Apes banget nih saya belum nonton, eh bioskop kota keburu ganti film -__-
Yahhh. sayang banget. Satu yang disayangkan memang kayak gitu sih. Film Indonesia cepat hilangnya
SI Tara ini kok ya seksi eksotis luar biasa yaaa
Banget mbak Eka. Seksih habis… di film ini lihatin keseksian dalam celana pendek pula. hihihi
Aku sebenarnya gak begitu suka dengan film2 Indonesia, biasanya karena aktingnya yang bikin males nonton..hehe… Pendekar Tongkat Emas aku tonton tuh, pas lagi di pesawat krn Desember lalu itu film jadi salah satu menu film yang diputer sama Garuda. Lumayan juga filmnya, walo keliatan banget niru film2 hongkong…hehe…
Kalo film Copy of My Mind ini udah ku baca liputannya di majalah Tempo dan ada ketertarikan mau nonton. Semoga aja kalo nanti nonton gak kecewa 🙂
Untuk Pendekar Tongkat Emas memang agak susah mbak memisahkan dari daerah sana – abisnya banyakan yang tema itu di sana sih ya. Coba Mbak nonton yang ini. Kalau menurut saya sih bagus.
Jakarta emang keras ya Mas, kudu berjuang dan bahkan melakukan apa saja untuk bertahan hidup.
Hmm poster filmnya mengundang banget he3
Adegan di dalamnya lebih mengundang mas. Jangan ajak anak aja yang pasti. 😀
KOK DI BALI GA KELUAAARR? *ngomel ke 21cineplex* D’oh baca review-nya kyanya bagus banget ya Mas, kebetulan aku emang lagi gencar2nya nonton film Indo nih. Terakhir aku nonton film Talak3 yang sempet2nya nangis padahal itu film komedi -___-
Wahhh masa gak ada di Bali? Atau belum sampai sana kali.
Talak 3 bagus ya? Belum nonton yang itu.
Baru kali ini aku benar-benar penasaran pengen nonton film indonesia di bioskop. biasanya nga sebegini nya. semoga minggu ini kesampaian nonton.
Semoga sih belum turun tayang Lin. Harus nonton minggu ini
Ah nanti kalau aku pulang mesti borong DVD film Indonesia nih. Film Indonesia yang aku terakhir Inerie, filmnya Lola Amaria tentang ibu hamil di NTT. Terus suamiku langsung bertanya: ini orang NTT kenapa mukanya Jawa banget? LOL
Terakhir Lola Amaria tahunya yang Victoria Park. Blm ntn yang Inerie.
aku baru mau bikin reviewnya!! Filmnya beneran jujur banget ya mas Ryan.
Banget Ira. Jujur abiesss
aku belum nonton, baru tau malahan ada film baru hikss
Gk update banget 🙁
Ayo nonton Ke.
Ya maklumlah. Kan lagi masa ….
Harus kudu nonton nih…. tapi belom sempett euy
Ayo nonton Jo. Mumpung belum hilang di bioskop… yang gw rasa gak akan tahan lama karena gencaran film luar
sepertinya menarik nih filmnya.
Menarik Grant. Coba deh tonton
Jadi pengen nonton kan..padahal lagi banyak deadline.. haha
Ayo nonton. Hehehe
Akhirnya yg gue tunggu terbit juga,
Gue nonton ini awalnya asli bosaaaaaaaaaaaaan, eh tapi pas konfliknya keluar , nah baru tuuh langsung ON.
Jadi ada 2 hal yg menjadi perhatian gue,
1. Jaga Sikap, Jaga prilaku, kita ga pernah tau apa yg akan menimpa ketika ketika prilaku tidak pada tempatnya. Jangan sampai deh jadi kayak Sari, cuma gara2 iseng nyolong CD malah di kejar2 mau di bunuh *amit2
2. Cinta, #ah.. terlihat jelas sekali mereka berdua di ceritakan sangat menyayangi, tidak banyak cakap tapi setiap adegannya menggambarkan bagaimana mereka saling mencintai , apalagi tuh laki ,, rela di gebukin disiksa demi melindungi Sari.
Begitu seh aku melihatnya, dan ga sabar nunggu ,, copy of soul dan copy of heart …
Komennya panjang amit , hahahha maaf yaa Ryan…
Huahahaha. Akhirnya lgs terbit.
Setuju sih dua point di atas. Kalau soal lanjutannya… Gw sih masih lihat dulu deh.
nik katanya mau buat tulisan review hikss janji doang nich sudah keburu tayang ama Dani dan Ryan hiksss…
Ayo Nik… katanya mau bikin… *kompor banget gw*
Gw dah ntn hr sabtu lalu..
Klo yg bagian Sari ktm Alek dan bisnis yg dijalanin Alek sih mgkn menggambarkan kisah ibu kota sekali yah. Mirna juga, itu iya banget bukan? secara kita sering dgr berita klo ada koruptor yg dipenjara tp msh beredar dimana2 -___-” apalagi klo cuma pelayanan perawatan tubuh kan :p
Hrs ga ntn film ini? uhm.. Pertama gw liat sinopsis nya sih pengen bgt gw ntn nya. Tp pas udah nonton, uhmmm.. Kok ya ngono yah.. Adegan “springbed” nya terlalu…….. #ilangsinyal
Terlalu bagus ya Ye adegannya hahaha. Makanya gak boleh ajak anak nonton. Gw sih nganggap ini bagian film Indie. Makanya agak spt itu.
wah tampak menarik. pemerannya keren keren.
Iya mas. Bagus filmnya.
Baru kali ini saya nonton film Indonesia yang adegan ranjangnya eksplisit banget. Saya nontonnya di laptop. Gimana yg di bioskop ya? Hehehe..
Ceritanya khas ibu kota, ttg perjuangan hidup. Alek ini liar bgt ya,sampe disiksa pun, msh maki2. Tapi laki2 yg sgt ksatria, ngurusi ibu kos dan belain kekasihnya sampai mati. Ttg mati, Alek ini memang meninggal kan ya? Karena Sari telar baca pesan dan saat ditemukan, Alek sdh tdk bernyawa. Di titik ini, saya sedih bgt dan menyesalkan cara berpikir Sari yg ga pikir panjang saat melakukan sesuatu. Akibatnya fatal bgt.
Di bioskop diedit mbak. hehehe. Memang ini kisah nyata banget sih. makanya bagus menurut saya. termasuk pesan-pesannya melalui tiap karakter.
saya juga baru saja menulis review film ini hari ini hihi
kok kita sama
Hahahaha. Samaan yak. Ke tkp ah
Samaan sama saya juga. Padahal nontonnya udah dari hari Sabtu. Takdir sepertinya. *halah*
Hahahaha… semua nulis barengan kayak jadi buzzer #eh
lho..aku kira mas mas semua ini buzzer lho..hahaha..serius ini cuma kebetulan?
Serius mbak. Cm kebetulan