Fast & Furious 7 – siapa yang menantikan film ini? Installment yang saya nantikan sih yang pasti dan kemarin Senin, saya berkesempatan nonton di Cinemaxx. Review film Fast Furious 7 ini ya seperti biasa akan saya bawa ala saya sendiri ya. O iya, kenapa saya tulis kind of spoiler – karena saya mengangkat ending terkait perpisahan dengan Paul Walker yang meninggal saat masih syuting installment ini.
Plot Film Fast & Furious 7
Deckard Shaw a.k.a Shadow yang diperankan oleh Jason Statham ini muncul di akhir installment ke-6. Masih ada yang ingat gak? Dia ini disebut “bad ass big brother” dari Owen Shaw, musuh Dom (Vin Diesel) dan kawan-kawan saat di London. Decker ini adalah mantan pasukan elit yang dibina khusus namun akhirnya tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah sendiri dan akhirnya menjadi Shadow.
Shaw ingin membalaskan dendam atas yang dialami adiknya itu karena itulah dia mencari data kelompok Dom yang membuat adiknya itu lumpuh. Didatangilah Hobbs (Dwayne Johnson) di tempat kerjanya dan perkelahian terjadi di antara keduanya yang membuat Hobbs terluka parah dan harus dirawat di rumah sakit. Sedangkan Dom sendiri mendapatkan kiriman dari Jepang di rumahnya saat Brian (Paul Walker) dan Mia (Jordana Brewster) berpamitan, yang ternyata adalah bom hadiah dari Shaw.
Saat pemakaman Han semua anggota berkumpul kembali, hanya Letty (Michelle Rodriguez) yang tak ada saat pemakaman (dia pergi setelah diajak Dom mengenang masa lalu di arena balap liar yang mereka ciptakan). Tej (Chris “Ludacris” Bridges) dan Roman (Tyrese Gibson) beserta Brian sedang membahas kalau mereka tidak ingin lagi menghadapi kematian seperti ini. Di saat itulah Dom melihat ada sebuah mobil mengintai dari kejauhan, yang ternyata adalah Shaw.
Dom mengejar mobil itu hingga ke sebuah terowongan. Tabrakan tak terhindarkan namun perseteruan di antara keduanya terhenti karena adanya agent Mr Nobody (Kurt Russel) yang ingin membantu Dom. Cara membantunya adalah dengan menolong seorang hacker bernama Ramsey. Ramsey berhasil menciptakan sebuah alat pengintai yang dapat mengakses semua kamera yang ada, termasuk kamera telepon yang sedang digunakan. Alat ini sedang diincar oleh teroris Mose Jakande (Djimon Hounsou) dan Ramsey sedang dalam perjalanan untuk dibawa ke markas mereka.
Petualangan pun dimulai, Letty kembali dan ikut terlibat. Mia yang diamankan oleh Dom di sebuah pulau terpaksa merelakan Brian untuk kembali berpetualang dan tidak memberitahukan soal kehamilan keduanya. Rencana awal adalah mencegat rombongan itu di tengah perjalanan, di daerah pegunungan yang sulit dijangkau. Caranya? Dengan menerbangkan mobil-mobil yang sudah dimodifikasi. Aksi penyelamatan ini diganggu oleh kehadiran Shaw kembali. Walau mereka akhirnya pun berhasil menyelamatkan Ramsey (Nathalie Emmanuel), tapi ternyata alat pengintai bernama God’s Eye itu tidak ada padanya.
Mereka pun bergerak ke Dubai, di mana alat itu dititipkan oleh Ramsey kepada temannya. Setibanya di sana, ternyata tidaklah semudah dipikirkan karena temannya ini, Safar telah menjualnya ke Pangeran yang dipasang pada mobil koleksinya yang disimpan di penthouse sang pangeran. Apakah mereka berhasil mendapatkan God’s Eye itu dan menemukan serta meringkus Shaw pada akhirnya?
Review Film Fast Furious 7 – Goodbye Mr Walker (Kind of Spoiler)
Yang membuat saya penasaran menonton installment ke-7 ini ada dua, yaitu bagaimana hasil filmnya terkait kematian Paul Walker pada tanggal 30 November 2013 lalu dan seperti apa lagi yang akan dihadirkan ke penonton, apalagi setelah installment ke-6 yang menurut saya super itu. Deg-degan juga pas bikin review film fast & furious 7 ini, karena banyak banget yang mau ditulis.
Jadi, sepertinya Chris Morgan, sang penulis sudah memikirkan baik-baik tentang ekspektasi para penggemar installment film ini. Dia menyuguhkan hal-hal yang kita pikirkan tidak mungkin dilakukan. Di awal film, kita akan sempat diajak oleh Brian, saat bermain dengan anaknya, ditanamkan ide bahwa mobil tidak bisa terbang. Namun ternyata, di tengah film, saat aksi menyelamatkan Ramsey, inilah yang dilakukan. Membawa mobil terbang.
Kemudian dengan God’s Eye yang mencengangkan itu. Sebenarnya konsep yang ada dalam God’s Eye ini adalah dalam dunia digital sekarang ini, kita, manusia, dengan mudah dapat dilacak dan ditemukan, dengan memanfaatkan semua teknologi yang ada. Dunia digital yang agak “berbahaya” itu bukan lagi sebatas angan, menurut saya. Tak akan heran dalam beberapa tahun ke depan, yang diciptakan Ramsey dalam film, God’s Eye itu, akan benar-benar terwujud.
Adegan perkelahian favorit saya adalah yang saya sebut sebagai Pekelahian Pendekar Botak. Hahaha. Yup perkelahian antara Dom dan Shaw, yang keduanya botak. Perkelahian ala street fight di sini keren abis. Lalu yang dinantikan dalam setiap installment film ini juga adalah deretan mobil keren super cepat. Salah satunya adalah mobil yang dijadikan koleksi oleh sang Pangeran adalah Lykan Hypersport senilai US$3.4 juta. Dan seperti biasanya, mobil sekeren apapun akan dihancurkan dalam film ini. Lykan ini pun termasuk yang hancur.
Film ini seperti biasa membawa aksi demi aksi dengan mulus. Dari awal film, ketegangan telah berasa dan sumpah, saya menahan rasa ingin ke belakang saya sejak pertengahan film karena tidak ingin sedikit pun terlewat adegan demi adegan. Keren abis. Saya menganjurkan para penggemar film Fast & Furious untuk menonton film ini.
Namun, di antara semua adegan itu, ada hal yang membuat saya sangat tidak bisa beranjak, adalah adegan Paul Walker dalam film ini. Sebagaimana kita tahu, saat Paul Walker meninggal dunia, syuting film belum selesai. Tapi ternyata sepanjang film ini, kita akan bertemu Paul Walker, dari awal hingga akhir. Tidak ada seperti dalam benak saya adegan kematian Paul Walker, walau sepanjang film adegan Brian dengan Mia mengarah ke sana. Ending yang saya rasa agak wajar dipikirkan karena kenyataan meninggalnya sang aktor.
Sepertinya Vin Diesel, sebagai salah satu produser, ingin membawa film ini ke arah yang super keren untuk menghormati Paul Walker dengan cara Fast & Furious. Salut dengan ending film untuk perpisahan dengan Brother Brian – dengan kata di ujung film: For Paul. Jika sudah melihat kata-kata ini, kalian boleh keluar dari bioskop. Tak ada cuplikan untuk installment berikutnya kok.
Nilai yang saya berikan untuk film ini adalah 4 bintang dari total 5 bintang. Super keren dalam sisi aksi yang ditampilkan, ide ceritanya, akting bahkan sampai ending perpisahan dengan Paul Walker. Film ini saya agak kategorikan sebagai film tentang keluarga dengan kemasan berbeda. Selamat tinggal Mr Walker – Goodbye Brother as Dom said. Berikut kutipan dari film ini, yang diucapkan oleh Dom di akhir film:
Dominic Toretto: [remembering the time he had with Brian] I used to say I live my life a quarter mile at a time and I think that’s why we were brothers – because you did too. No matter where you are in this world, whether it’s a quarter mile away or half way across the world. The most important thing in life will always be the people in this room, right here, right now. Salute mi familia. You’ll always be with me. And you’ll always be my brother. (kutipan dari IMDB Quote).
Dan di sinilah keduanya berpisah jalur… Ending terbaik yang sungguh di luar dugaan saya namun justru membuat saya angkat topi bagi tim film ini. Itu review film Fast & Furious 7 versi saya.
NB: Tahukah kamu kalau separuh adegan Paul Walker di film ini dibuat dengan teknologi CGI?