Febriyan Lukito

Review Film Last Song: Ketika Hubungan Itu Harus Ada

Memang bukanlah film baru, Last Song ini. Tapi saya sendiri baru menontonnya hari ini di TV berbayar di rumah. Film yang dibintangi oleh Milley Cyrus, sebelum dia berubah ini, ternyata bagus juga. Film romantis dan juga film keluarga. Ini review film Last Song versi saya: Ketika Hubungan Harus Ada.

review film last song
Review Film Last Song – Ketika Hubungan Harus Ada

Plot Film Last Song

Film ini bercerita tentang Ronnie dan adiknya, Jonah, yang selama musim panas menghabiskan waktunya bersama sang ayah di sebuah kota terpencil. Perpisahan kedua orang tuanya selama ini membuat Ronnie membenci sang ayah dan kesukaannya pada musik – karena sang ayah yang mengajarkannya selama ini.

Dengan sikapnya yang “berandalan”, Ronnie datang ke rumah sang ayah, tidak mengetahui bahwa sang ayah mengidap penyakit parah sehingga sang Ibu memaksa mereka untuk berlibur di sana. Liburan musim panas yang awalnya dibencinya membuat hidup Ronnie berubah.

Bintang dan Krew Film Last Song

Film ini dibintangi oleh Milley Cyrus sebagai Ronnie. Greg Kinnear berperan sebagai sang ayah bernama Steve Miller. Dibintangi juga oleh Liam Hemsworth sebagai Will Blakelee. Dengan naskah yang ditulis berdasarkan novel berjudul sama oleh Nicholas Sparks, film ini menjadi film dengan ciri khas Sparks. Sutradara film ini adalah Julie Anne Robinson.

Review Film Last Song – Ketika Hubungan Harus Ada

gambar dari imdb

Sejak awal saya menonton film Last Song ini, ada satu yang terlintas dalam benak saya, saya pernah melihat film sejenis ini sebelumnya. Saat itu saya masih belum tahu kalau film ini diangkat dari novel Nicholas Sparks. Dan ternyata memang benar dugaan saya. Bahwa ini adalah film novel Nicholas Sparks.

Rata-rata film Nicholas Sparks memang memiliki genre dan kisah yang mirip. Seperti dalam film The Best Of Me, walaupun dalam film tersebut tokoh utama bukanlah orang dewasa, tapi alur ceritanya mirip. Saya suka karya Sparks karena tulisannya itu sederhana tapi bagus dan mengena – tentang kota kecil dan keluarga.

[Tweet “Dan ketika melihat nama Liam Hemsworth, saya berpikir pernah membacanya di film lain. Dan ternyata di Hunger Games. :D”]

Hubungan Ayah dan Anak

Inilah yang diangkat oleh Sparks dalam film ini, hubungan ayah dan anak yang tidak dekat kemudian menjadi akrab. Hubungan Ronnie yang merasa dicampakkan oleh sang ayah, harus ada lagi karena sang ayah sekarat – walau tidak disampaikan sejak awal kepadanya.

[Tweet “Melihat karakter sang ayah, saya teringat film A Walk To Remember yang juga ditulis oleh Sparks.”]

Sang ayah adalah ayah yang baik dan bijaksana. Dia sangat menyayangi dan melindungi sang putri, walaupun sang putri tidak merasa membutuhkannya. Sang putri bisa saja merasa sang ayah ini terlalu over protective tapi balik lagi, itulah cinta seorang ayah, menurut saya. Bedanya dengan A Walk to Remember adalah yang mengidap penyakitnya.

Hubungan Kekasih

Ronnie bertemu dan jatuh cinta pada Willy tapi kebohongan membuat keduanya pisah. Ronnie berhenti mencintainya ketika dia tahu bahwa Willy mengetahui kejadian di Gereja yang membuat sang ayah dituduh sebagai pembakar tapi tidak berkata apa-apa.

Kalau bicara soal hubungan kekasih, memang tidak dapat dipaksakan dan juga tidak bisa melibatkan kebohongan. Walaupun ada yang bilang, berbohong demi kebaikan itu gak apa. Tapi namanya hubungan, yang terlibat di dalamnya harus memegang kepercayaan kan?

[Tweet “Jika tak percaya, maka takkan ada kelanggengan – apalagi kalau jalani LDR #BukanTjurhat”]

Setidaknya itu yang saya alami juga sih. 😀 Kepercayaan kepada pihak lain dalam sebuah hubungan itu sangat penting dan harus dijaga.

Saya Dan Film Last Song

Okay, review film Last Song kali ini memang agak berbeda nih. Kenapa? Saat menonton adegan di mana Ronnie akhirnya mengetahui kondisi sakitnya sang ayah, saya teringat pada almarhum papa saya beberapa tahun silam. Ah, I miss him a lot.

[Tweet “Kasih seorang ayah itu unik – dengan caranya dia menunjukkan cintanya”]

Ronnie dan sang ayah

Saya pribadi bukanlah orang yang dekat dengan almarhum papa. Bahkan cenderung sering berselisih paham. Dan saya boleh dikata agak bandel dalam hal ini. Jika dia mengatakan A, saya cenderung akan melakukan B. Gitu sebaliknya.

Saya ingat banget kesalnya saya pas SD – ketika setiap membawa pulang hasil ulangan dengan nilai 9, papa pasti akan bilang kalau saya kurang usaha. Buktinya teman saya (dia akan menyebutkan semua teman SD saya yang dia kenal) bisa dapat 10. Padahal dia gak tahu itu dan saya mendapat nilai tertinggi. Gak ngaruh!

Pastinya Papa akan selalu mengatakan seperti itu. Dia akan selalu berkata gitu. Ya kalau dulu saya bilang papa saya itu ngeselin karena kelakukannya gitu, sekarang saya bisa bilang:

[Tweet “Almarhum papa saya menyayangi saya – dia ingin saya mendapatkan yang terbaik – dengan caranya”]

Kalau gak, mana mungkin saya bisa mendapatkan beasiswa di bank swasta itu setelah lulus SMA dulu. Makasih ya pa.

Ketika Melihat Papa Menderita

Saya, mama dan papa

Ada satu adegan di mana Ronnie marah-marah kepada sang ayah di rumah sakit. Deg… saya langsung teringat saat saya melihat almarhum papa di rumah sakit dulu. Infus di kanan kiri. Dia gak nyaman dengan hal itu. Dan penyakitnya membuat dia semakin gak nyaman.

Papa yang dulu terlihat menakutkan – ibarat singa yang memimpin di gurun – saat itu terlihat sangat berbeda. Dia terlihat tak berdaya. Ingin sekali saya rasanya memeluknya saat itu dan mengatakan berbagai hal tapi saya tidak lakukan. Tapi saya tahu papa paham apa yang saya rasakan.

Papa menjadi begitu rapuh, tidak berdaya dengan semuanya. Wajahnya semakin tirus karena sakitnya. Sikapnya selama ini adalah tanda dia mencintai saya, kakak-kakak saya dan mama saya. Dia mencintai kami semua dengan caranya sendiri.

[Tweet “Mungkin dia tak pernah mengatakannya, tapi seorang ayah selalu mencintai keluarganya”]

Saya masih ingat bagaimana saya tidak melihat dia menghembuskan nafas terakhirnya. Bukan karena saya tidak mau, tapi saat itu saya dan kakak perempuan saya baru saja pulang dari rumah sakit. Sedang membuka pintu rumah saat kakak laki-laki saya menelpon dan mengatakan kalau papa dah gak ada.

Nangis… di dalam bajaj ke rumah sakit saya nangis. Tapi begitu sampai rumah sakit, semua air mata itu hilang begitu saja. Tak lama saya pun sibuk urus surat-surat dan tidak satupun air mata keluar – tidak seperti saat menuliskan ulang semua ini.

[Tweet “Cowok itu gak boleh nangis. Itu kata almarhum papa saya – dan sampai detik kepergiannya saya menghindar mengeluarkan air mata di hadapannya”]

Maaf ya pa, tapi sekarang aku menangis lagi mengingat papa dan menulisnya di sini. Semoga papa dah tenang di sana pa. Saya belum menulis surat untuk papa lagi – hanya satu pa yang kemarin itu (di link surat untuk papa itu, ada kakak perempuan saya menitipkan link suratnya untuk papa juga).

Jangan Pernah

Buat yang masih memiliki ayah di sisi, jangan pernah – jangan pernah lupa mengatakan sayangmu kepada ayahmu. Setidaknya itu yang teman saya pernah bilang – seperti yang Ronnie lakukan dalam film Last Song barusan, katakan betapa dia menyayangi ayahnya sebelum dia pergi.

[Tweet “Hari kasih sayang bukan hanya untuk kekasih, katakan sayang untuk ayah, ibu, kakak, teman “]

Katakan – sebelum semua terlambat.

Exit mobile version