Pas baca review film Pendekar Tongkat Emas ini diblognya Mba Eka, jujur jadi tertarik nonton film ini karena pemandangannya itu. Ditambah lagi baca postingan teman path soal pemandangan ini. Syuting di Sumba.
Karena penasaran, beranjaklah saya Jumat malam bersama dia ke Cinemaxx Semanggi (ini juga kali pertama saya nonton di sini. jadi pengen nulis ulasannya juga). Ramai menantikan film ini juga karena Mira Lesmana menjanjikan membuat AADC (Ada Apa Dengan Cinta) – 2 kalau film ini meledak di pasaran.
Baca juga: Review Tempat Nonton Baru
Review Film Pendekar Tongkat Emas: Generasi Baru Film Silat Indonesia
Film silat yang paling saya ingat adalah Film Saur Sepuh (aduh jadul bener ya). Dulu hampir tiap liburan sekolah, saya menantikan menonton film ini. Mantili dan Lasmini si musuh bebuyutan, Brama Kumbara yang diperebutkan dua wanita cantik itu. Setelah itu… sepertinya lama menghilang. Memang di TV kita bisa lihat banyak serial laga seperti itu, tapi rasanya beda kalau kita bicara soal film kan?
Cerita Film Pendekar Tongkat Emas
Film ini mengisahkan tentang Cempaka (Christine Hakim) adalah seorang pendekar ternama. Dia merupakan penguasa ilmu Tongkat Emas yang disegani. Dalam masa kejayaannya, dia justru mengundurkan diri dari dunia persilatan dan memilih mengasuh 4 anak angkatnya. Anak-anaknya ini merupakan keturunan dari musuh-musuhnya yang dulu dibunuhnya.
Ke-4 anak didiknya ini diperankan oleh Reza Rahardian, Eva Celia, Tara Basro dan Aria Kusumah. Salah satu dari mereka akan diwariskan ilmu pamungkas oleh Cempaka, yaitu Ilmu Tongkat Memutar Bumi. Tapi sebelum dia berhasil mewariskannya, ternyata dia dibunuh. Dan agar tetap bisa mewarisi ilmu itu, sang murid terpilih (saya lupa namanya dan tidak ada di manapun saat googling menemukan nama-nama murid Cempaka ini), harus mencari seseorang bernama Pendekar Naga Putih. Pendekar Naga Putih ini ternyata adalah kakak sepeguruan Cempaka dan dia juga menguasai ilmu itu. Di sinilah peran Nicholas Saputra muncul. Dalam perjalanan mencari Pendekar Naga Putih ini, dua anak didik Cempaka dipertemukan dengannya dan pada akhirnya akan memberikan jawaban akan pencarian mereka.
Bagaimana akhir cerita ini? Silakan saksikan sendiri.
My Review Film Pendekar Tongkat Emas
Secara keseluruhan film ini memang menjadi obat akan kerinduan film laga di Indonesia. Setidaknya bukan laga yang asal-asalan. Ceritanya memang standard. Seperti dalam film-film laga pada umumnya. Tentang pewarisan ilmu sakti, pembunuhan, percintaan sekilas dan juga tentang pengkhianatan.
Syuting film di daerah Sumba memang memberi nilai tambah bagi film ini. Tidak seperti kebanyakan serial laga di tv yang mengambil tempat di daerah kisaran Cibubur, film ini memperkenalkan alam Sumba yang begitu indah yang memukau. Mungkin ini juga salah satu cara bagi Mira Lesmana mengenalkan keindahan Indonesia, terutama Indonesia Timur kepada penonton – termasuk penonton luar. Bisa kita lihat keindahan alam di sana yang tak kalah dengan daerah syuting film Hobbit ataupun Lord of The Ring yang terkenal itu.
Akting para aktor ternama dalam film ini pun memang tidak dapat kita pungkiri telah memberi warna tersendiri. Siapa tak kenal Christine Hakim, yang belakangan sering muncul sesaat tapi tokoh yang diperankannya bukan berarti tokoh sesaat dilupakan begitu saja. Reza Rahardian, si aktor kawakan satu ini pun tak dapat dipungkiri telah memberi nuansa tersendiri. Ada juga Nicholas Saputra yang menjadi idola saat bermain saat AADC kala itu, di sini saya merasa dia bermain biasa saja.
Kemudian juga ada Tara Basro, yang akting dalam film ini hampir mengingatkan saya pada Shareefa Danish dalam Rumah Dara. Hampir… karena akting Shareefa dalam film itu tak dapat ditandingi (menurut saya). Kemudian ada juga Eva Celia yang merupakan anak dari Sophia Latjuba dan Indra Lesma. Tokoh utama dalam film ini adalah dia, dan memang dia memberikan akting maksimal, namun bagi saya masih kurang membekas.
Justru yang paling membekas dalam benak saya adalah Aria Kusumah. Anak kecil pemeran Angin dalam film ini memberi kesan mendalam bagi saya. Hampir sepanjang film dia memang diam. Namun itulah hebatnya. Bagaimana menuangkan semua aktingnya sebagai anak bungsu dari 4 saudara ini dalam gerakan. Hanya menjelang akhir nafasnya, dia bersuara. Namun jauh sebelum itu dia sudah meninggalkan jejak tersendiri dalam benak saya. Saya melihatnya seakan melihat Avatar Ang.
Tapi… sayangnya… keindahan alam Sumba tidak mampu membuat saya terus menerus terjaga. Demikian juga jalan cerita yang hampir mirip dengan cerita-cerita silat lainnya. Saya agak bosan. Saat menampilkan laut baru saya terjaga dan wah… tapi selebihnya masih kurang memukau saya.
Nilai Akhir Film Pendekar Tongkat Emas
Walau demikian, saya tetap memberikan film ini 3,5 bintang dari 5. Dan seperti yang Mba Eka sebut dalam postingannya itu, mungkin film ini bisa menjadi pembangkit beredarnya lagi film-film laga seperti jaman dulu. Tutur Tinular, Saur Sepuh. Siapa tahu seperti film Sherina yang menjadi tonggak kebangkitan film Indonesia saat itu.
Lagipula, kita juga harus mendukung produk dalam negeri dong ya – majukan perfilman Indonesia. Review film Pendekar Tongkat Emas ini saya tutup dengan update berita bahwa film ini menembus rekor dan akhirnya Mira Lesmana mau membuat film Ada Apa Dengan Cinta 2 seperti janjinya.