Review Film Pixels – Penyerbuan Game Jadul Yang Gagal

review film pixels 2015 indonesia

Review Film Pixels – Penyerbuan Game Jadul Yang Gagal

Sebenarnya sih gak ada niatan nonton film Pixels ini pas berangkat dari rumah (dua minggu lalu). Saya dan keluarga inti memang niat jalan ke Lippo Karawaci, untuk memanfaatkan voucher nonton yang saya dapat dari Cinemaxx. Makasih banyak Cinemaxx. Berhubung dapatnya 2 tiket Ultra XD dan 2 tiket reguler atau 3D, jadi saya dengan kakak perempuan saya menonton Pixels ini, sedangkan kakak laki-laki saya dan mama nonton Mission Impossible. Ini Review Film Pixels yang sangat tertunda banget.

Baca juga: Review Film Mission Impossible Rogue Nation

Plot Film Pixels

review film pixels 2015 indonesiaBumi sedang dalam bahaya – diserang oleh Pasukan Alien, tapi yang anehnya dari serangan ini adalah mereka menyerang dalam bentuk permainan-permainan jaman dulu seperti PacMan, Smurf, Donkey Kong, dan lainnya. Game Arcade jadul ini disiapkan oleh Alien karena kesalahpahaman. Jadi pada tahun 80-an, saat Sam Benner, Will Cooper, Ludlow Lamonsoff dan Eddie Plant muda sedang bertarung di kejauaran Game Arcade, acara itu direkam dan kemudian dikirimkan ke luar angkasa sebagai dokumentasi. Nah, Alien menangkap video ini dan menangkapnya sebagai tantangan.

Cast Film Pixels

Film ini dibintangi oleh Adam Sandler sebagai Sam Benner, seorang mantan pemain Game Arcade. Kevin James sebagai Will Cooper (Presiden US), Peter Dinklage sebagai Eddie Plant dan Josh Gad sebagai Ludlow Lamonsoff. Selain itu ada juga Jane Krakowski sebagai istri Will Cooper alias First Lady. Tahu dong dia? Dia ini salah satu pemain film seri Ally McBeal. Film Pixels ini disutradarai oleh Chris Columbus.

Review Film Pixels – Penyerbuan Game Jadul Yang Gagal

Kalau ada yang penasaran, sebenarnya Film Pixels ini mengajak kita untuk bernostalgia dengan permainan-permainan jaman dulu seperti Pac Man, Donkey Kong dan ada juga game Tetris walau sesaat doang. Jadi pas masuk bioskop untuk nonton, dalam pikiran saya ya ke permainan jadul ini. Penasaran. Itu sih yang ada dalam pikiran saat menantikan film ini mulai. Seperti apakah kisahnya (sengaja saya kalau nonton lebih sering gak pernah baca review film terlebih dahulu).

Di awal film kita diajak ke tahun 1982, ya masa kelahiran saya, di mana game arcade masih menjadi raja permainan, gak seperti sekarang – game online di laptop atau Playstation gitu. Di era 80-an itu diadakan lomba game arcade itu dan direkam untuk dokumentasi. Nah pembukaan film ini sih agak menyenangkan karena diajak balik ke kenangan-kenangan jaman dulu kala. Masa di mana permainan juga masih mengajak orang untuk berkumpul dan bertemu.

review film pixels 2015 indonesia
Adegan dalam Film Pixels – Dikejar PacMan

Fast forward ke jaman sekarang, ternyata kemampuan Benner sebagai juara kedua di kejuaraan game itu tidak berguna. Sampai ada invasi dari makhluk luar angkasa dalam bentuk beragam permainan jaman dulu, yang mana anak-anak jaman sekarang (atau mungkin militer) tidak paham cara mengalahkannya.

Ide awal film ini menarik dalam artian untuk mereka yang memang mengenal permainan jaman dulu ini. Tapi buat yang mungkin lahir di era tahun 90-an akhir tidak akan terlalu paham mengenai permainan dalam film ini. Film yang mengajak kita bernostalgia pada permainan jaman dulu ini diadaptasi dari film animasi Perancis berjudul sama tahun 2010 lalu.

Agak susah buat saya menuliskan review film Pixels ini karena memang membingungkan bagi saya ke manakah arah film ini. Apakah film komedi? Film percintaan? Film keluarga? Semuanya dalam film ini tersaji. Komedi ada dari Adam Sandler dan Kevin James, walau bagi saya masih banyak film mereka (personally) yang jauh lebih comedic dibandingkan film ini.

Film percintaan dari sisi Sam Benner bersama Violet (pegawai pemerintahan yang diperankan oleh Michelle Monaghan) memang ada tapi gak seperti film romantis – atau setidaknya seperti dalam 50 First Date-nya Adam Sandler dulu.  Film keluarga? Memang ada Matt, anak Violet di film ini, tapi juga menurut saya memang bukanlah film yang cocok untuk film keluarga – apalagi buat anak-anak abad 20an yang mungkin gak kenal dengan permainan dalam film ini.

Pada akhirnya saya hanya bisa bilang bahwa seperti penyerbuan alien dalam film, Film Pixels ini pun gagal dalam menentukan posisinya dalam serbuan film-film keluarga ataupun film musim panas lainnya. Film ini pada akhirnya hanyalah sebuah film untuk mengorek nostalgia terhadap game jaman dulu, itu pun gak semua karena game Tetris kesukaan saya pun munculnya cuma sekitar 2 detik saja. 😀

Yang Bagus dari Film Pixels

review film pixels 2015 indonesiaEh tapi, walaupun agak mengecewakan sebagai sebuah film, saya mendapat satu ucapan yang saya suka banget dari film ini terkait game. Ucapan Benner ke Matty saat memasang TV set di rumah Matty.

“Game jaman sekarang ini penuh dengan kekerasan dan individualis sekali.” 

Seperti yang saya tuliskan di atas, memang seperti itu sih kenyataannya. Bahwa jaman sekarang ini, game-game yang dimainkan itu memang cenderung mengajak anak untuk bermain sendiri di rumah. Tidak perlu berkumpul di satu tempat ramai-ramai. Padahal hal ini bagus untuk perkembangan anak kan ya *lirik bapak2 dan emak2*, berkumpul dan bersosialisasi dengan anak-anak seumuran mereka.

Selain itu tingkat kekerasan dalam game jaman sekarang cukup parah menurut saya. Kalau pas saya main itu kan paling kejam itu ya Mortal Combat ya yang berdarah-darah gitu pas Fatality di akhir pertarungan. Tapi kalau game sekarang? Dari ceritanya aja dah agak serem menurut saya dan penuh tingkat kekerasan level atas, seperti pemburuan zombie.

Sebagai penutup review film Pixels ini, nilai dari saya adalah 2,5 dari 5 bintang. 0,5 itu karena apa yang diucapkan oleh Sam Benner tentang game itu sih. Apa perlu ditonton? Well, kalau gak ada pilihan lain sih gpp deh. Kalau disuruh pilih, sebenarnya saya ingin nonton Film Battle of Surabaya nih, sayangnya dah gak beredar di semua bioskop. :'(

12 Comments

  • Cuma 2.5? Wah…nggak disarankan banget kayaknya. Hahaha

    • Kalau ada film lain mending ntn film lain mas.

      • Iya, yah. Ada film Adam Sandler yang aku suka banget : 50 First Dates sama Click. Nonton berulang pun nggak bikin bosan. 🙂

      • Nahhh. Sama itu mas. Dua film itu bagus banget. Romance nya berasa di 50. Kalau click nilainya bagus banget. Family movie banget

  • Emng jelek banget deh film ini..

    • Hahahaha. Bangettt. Smp bikin reviewnya mikirrr.

  • Sepertinya film ini kurang mendulang sukses
    Dari reviewnya,alur cerita terlalu datar

    • Iya Mbak. Memang alurnya ya begitu aja. Hanya kutipan soal game masa kini yang bagus menurut saya

  • Ira

    yang bagus di film ini ya cuma ngingetin ama game2 arcade aja

  • vixalexa

    sebenarnya film ini termasuk film dgn tema game yg bagus, terutama game arcade jaman 80-90’s tp sayang dari segi story kurang begitu memuaskan.

    • Story-nya memang standard. 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

[Adv] 5 Hal Penting Saat Nongkrong

Siapa yang suka nongkrong dengan teman? Rasanya sih hampir semua suka nongkrong seru bareng ya? Apalagi pas weekend. Tempatnya? Di...

review 2016 blog febriyan lukito

Review 2016 Blog Febriyan Lukito

2016 dah berlalu. Tahun baru 2017 sudah hadir. Apa yang terjadi di 2016 - review 2016 blog Febriyan Lukito ini...

Artikel Lainnya

Swords

kindbe careful with your word… it cuts through the heart Kata-kata itu sederhana dan mudah...

First-Rate

Always be the a first-rate version of yourself. Instead of a second-rate version of somebody...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form