Ada yang kenal dengan Merry Riana? Dia ini adalah wanita Sejuta Dollar. Well, setidaknya ini sih yang membuat saya ngeh pertama kali tentang Merry Riana. Dia adalah salah satu agen asuransi berlambang salah satu dewi Yunani kuno itu yang sukses. Dia berhasil mencapai 1 juta dollar di usianya ke 26.
Karena itulah kisahnya dituangkan dalam buku Mimpi Satu Juta Dollar yang laris dan akhirnya dilirik oleh MD untuk diangkat ke dalam film.
Sinopsis Film Merry Riana
Berikut adalah sinopsis yang saya ambil dari 21cineplex.com
Merry Riana (Chelsea Islan) yang baru saja lulus SMA terpaksa mengungsi ke Singapura karena kondisi di negaranya sedang tidak stabil. Walau sebenarnya ingin tetap tinggal, kedua orang tuanya tidak membiarkan. Perjalanan menuju bandara juga bukan aman; mereka dihadang kawanan penjarah dan terpaksa melepas harta benda demi keselamatan. Di bandara, orang tua Merry (Ferry Salim & Cyntia Lamusu) menjual apa yang menempel di badan dan hanya mampu membeli satu tiket. Yang penting Merry selamat, pikir mereka.
Maka Merry tiba di Singapura sendirian. Dengan bekal uang yang untuk beli makan lima kali saja akan habis, ia harus mencari tempat tinggal dan bertahan hidup. Kuliah dan sukses yang menjadi cita-citanya terasa begitu jauh.
Tapi Merry tak putus asa. Dari media sosial ia temukan sahabatnya Irene (Kimberly Ryder) yang memang hendak kuliah di sana. Dengan bantuan Irene, Merry mencari celah di antara aturan Singapura yang begitu ketat dan, bukan hanya diperbolehkan tinggal di asrama, ia lolos ujian seleksi dan diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik di sana.
Senyum Merry lantas hilang ketika itu semua baru bisa didapat bila Merry membayar $40,000. Satu-satunya harapan adalah mengambil student loan, yang hanya bisa didapat jika Merry memiliki seorang penjamin. Karena tidak ada kerabat, dan Irene tidak bisa menjadi penjamin, Merry harus mencari seorang mahasiswa senior yang mau jadi penjamin.
Maka Merry bertemu Alva (Dion Wiyoko), seorang senior tampan yang ia pikir mau menjadi penolongnya. Ternyata Alva cuek dan sangat perhitungan. Ia memberi segala macam syarat sebelum akhirnya mau menolong Merry, termasuk menyuruhnya mencari kerja sambilan.
Merry sadar bahwa ia harus kuliah dengan betul, tapi sadar juga bahwa ia harus sukses secepatnya. Ia tidak ingin menyusahkan orang tuanya. Ia ingin membuat orang tuanya bangga. Maka sambil kuliah ia berpikir keras untuk melipatgandakan uang yang ia miliki, mulai dari bekerja menyebar brosur, online business, sampai main saham beresiko tinggi.
Kondisi ekonominya pun naik turun, mulai dari hanya bisa makan roti setiap hari, makan enak, sampai balik makan roti lagi. Seperti tak cukup dengan masalah yang ada, kemelut cinta pun terjadi ketika Alva menyatakan perasaan padanya, sementara Merry sadar betul Irene tengah jatuh cinta pada Alva.
Ini adalah kisah inspiratif perjuangan Merry menghadapi Singapura dan segala peraturannya, menghadapi cinta masa remaja dan segala problemanya, dan menghadapi segala rintangan terberat dalam hidup, untuk menjadi sukses.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan antara Merry, Alfa dan Irene? Berhasilkah Merry meraih kesuksesan di Singapura?
Pertama kali mendengar nama Merry Riana adalah tahun 2011, saat saya ikut seminar yang diselenggarakan oleh salah satu universitas di Jakarta. Dia berbagi kisahnya selama di Singapura hingga akhirnya menjadi seperti sekarang. Siapa yang tidak bengong jika mendengar menjadi milyader di umur 26.
Jika dibandingkan antara film ini dan cerita yang pernah saya dengar saat seminar, memang tidaklah jauh berbeda. Sedangkan untuk bukunya sendiri saya belum membacanya. Kisah Merry Riana adalah kisah penuh liku. Diawali dengan perjuangannya menghindari kerusuhan yang saat itu terjadi di Indonesia. Dia pun ke Singapura. Memulai jalan hidupnya di sana.
Baca juga: Review Film Di Balik 98
Dengan modal nekat, dia mengajukan pinjaman pendidikan agar bisa kuliah di sana dan kemudian berhemat setiap harinya agar dapat bertahan hidup di negeri singa itu. Bukanlah hal yang mudah.
Saya sendiri baru menginjakkan kaki di Singapura saat transit kembali ke Jakarta Agustus lalu. Saya merasakan biaya hidup di sana itu cukup tinggi. Tidaklah mudah hidup di sana jika kita tak pintar-pintar mengelola uang kita.
Yang saya salut adalah perjuangan hidupnya untuk terus bertahan dan akhirnya bisa sukses hingga sekarang ini. Namun film ini tidaklah mengetengahkan hingga dia menjadi pembicara sekarang ini. Hanya hingga kelulusannya. Dan lebih mengetengahkan kisah percintaan dari sosok Merry Riana dan Alva.
Review Film Merry Riana: Kekurangan dalam Film
Okay… satu kekurangan besar dalam film ini adalah faktor IKLAN. Yup… ini cukup mengganggu. Saya sendiri kurang mengenal Chelsea Islan yang ternyata adalah bintang iklan salah satu produk kecantikan wanita, yang dulu pernah dibintangi juga oleh Laudia Cynthia Bella.
Iklan produk ini muncul sebelum film dimulai, entah memang sudah diplot atau tidak. Lalu di awal film, saat Merry dikisahkan harus packing buru-buru karena kerusuhan sudah semakin parah, produk ini muncul sebagai produk yang dipack.
Baca juga: Film Indonesia Berjaya di Negeri Sendiri
Jika memang ingin memasukkan faktor iklan dalam film, ada baiknya dikemas dengan lebih baik. Masa dalam keadaan genting, produk kecantikan menjadi item yang perlu dibawa? Sama seperti produksi MD sebelumnya yang menampilkan snack coklat dalam setting yang sangat aneh bin ajaib.
Coba saja kalau seperti dalam film James Bond. Iklan di mana-mana tapi kita sebagai penonton senang melihatnya. Kita tidak “dipaksa” menonton iklan itu di tengah film. Produk ini sendiri beberapa kali muncul.
Nilai Plus
Kisah perjuangan hidup Merry Riana dikemas dengan baik di film ini. Setting yang diambil di Singapura juga menampilkan scene yang bagus. Kita hanyut dibawa dalam cerita ini tanpa sadar mungkin air mata akan mengalir ketika Merry kembali lagi mengalami “musibah” setelah dia sukses mencetak uang banyak. Akting dari para aktornya cukup kuat.
Nilai kisah yang dapat dipetik pasti macam-macam. Masing-masing orang dapat menilai sendiri apa saja itu. Namun banyak yang ingin diberitahukan kepada kita melalui film ini dan semuanya menurut saya berhasil dengan baik dibawakan tanpa harus menggurui.
Kisah percintaan tentunya merupakan penarik para remaja untuk menonton film ini. SHMILY…. ini mungkin bisa jadi salah satu trend berikutnya setelah menonton ini. Mungkin ya…
Merry Riana sendiri ikut tampil dalam film ini. Yang mana hayoooo.
Kesimpulan
Secara keseluruhan saya memberikan 3,5 dari 5 bintang untuk film ini. Untuk nilai yang diberikan dari film ini, yang menurut saya masih sangat menginspirasi. Namun kondisi iklan dalam film memang agak mengganggu sehingga membuat kenikmatan menonton film ini sedikit berkurang.
- Alur/Plot
- Visual Efek
- Iklan dalam film
- Akting
Ringkasan
Film yang diangkat dari kisah nyata hidup seorang Merry Riana ini cukup menghibur. Menampilkan Chelsea Islan sebagai seorang gadis yang berjuang untuk hidup hingga akhirnya sukses. Film ini lebih menekankan pada sisi cinta sebagaimana film indonesia lainnya.
Kekurangan terbesar menurut saya ada di ploting iklan produk dalam film ini. Agak mengganggu – kurang smooth.
mas,Special Apparence nya mbak merry di film Merry Riana itu di scene yang mana ? menit keberapa ?
makasih bnyak mas
Wahhh. Saya lupa di menit berapa. Tp dia jadi manajer yang ditemui
wah ada dong cantik lagi
Ah… MR emang cantik
Baru baca bukunya saja. Memang inspiratif 🙂
Belum baca bukunya. hehehe. Yang mana yang perlu dibaca nih menurutmu?
Yang mimpi sejuta dollar lah…tp yg biografi dg alberthienne endah
Iya, trailer filmnya nggak menarik gara-gara iklannya vulgar banget. Tapi kisah inspiratif Merry ini patut diteladani, deh. 🙂
Iya. Kisah Merry Riana sendiri memang inspiratif mas.
cuman katanya Isi Bukunya Beda sama cerita ini. dulu juga pernah di Kick A*** bahwa Merry nya memang menjalankan bisnisnya / usahanya dengan sendiri dari 0. gak ada tuhh yang namanya cinta2an.. :D. tp mungkin sutradaranya mengemas lebih emosional agar penonton tersentuh.
Mungkin gitu. Biar lebih wowww.
Saya gak baca bukunya jadi gak bisa bandingkan.
SHMILY apaan, Mas Ryan? Ttg iklan, aku liat promosi filmnya di tv jadi gak tertarik nonton karena produk kecantikan yg “dipaksa” masuk ke film tersebut. Kurang smooth ya…
Iya. Kurang smooth nyelipinnya.
SHMILY: See How Much I Love You
Ada Kimberley Rider main yah..
Hebat seorang wanita muda bs sukses spt itu.
Iya mas. Ada Kimberly.
Dan memang dia hebat mas.
Belum nonton. Udah ada yang bisa didownload belum ya? 😀
hahahaha. nah kalau itu sih saya belum tahu mba.
Saya belum bisa ke bioskop, Khayla belum bisa diajak nonton soalnya.. 🙂
kemarin baca review, cuma nggak bahas plus minusnya, tapi membandingkan film dengan bukunya.
sepertinya memang kalau iklan di film hollywood terasa pas dan nggak dipaksain. kayanya pernah dibahas di film yang settingannya tahun sekian, tapi udah ada produk yg baru akhir2 ini 😀
iya mas. itu yang sangat-sangat aneh pake buanget… masa produk baru dah muncul di film bersetting jaman dulu gitu….
yang jadi atasanya merry di film kan itu merry yang aseli. belum kenal sama merry tapi pernah tau waktu di gramedia liat buku bentuk lembaran dolar ternyata itu buku yg isinya kata-kata merry. unik bukunya
Iya. Benar. Dia jadi atasannya di film ini.
Bentuk bukunya yang unik atau kata2nya yang unik?
bukunya. aku belum baca mas bukunya. udah terlalu banyak model begituan. yg orang biasa trus jd sukses d luar negri. booooring.
Hahaha. Trs yang gak boring gmn dong
entah ya.. lg males baca buku haha
Product placement alias iklan di film-film Indonesia itu kesannya memang maksa banget munculnya, gak soft.
Iya mas. Kurang pas gitu menempatkannya. Padahal banyak celah yang tanpa harus “memaksa”