Film ini baru saja saya tonton. Berikut saya berikan sinopsis dari 21cineplex dulu ya.
Adjie dan Astrid, pasangan suami istri yang akan diberkati kehadiran anak pertama, pergi bersama 3 temannya ke Bandung pada suatu malam. Perjalanan ini merupakan usaha terakhir Adjie untuk berpamitan dengan adiknya, Ladya. Kedua kakak-beradik ini sudah tak akur lagi, dan besok Adjie harus berangkat ke Australia untuk memulai hidup baru
Pertemuan mereka tidak berjalan mulus pada mulanya. Ladya yang seorang pemberontak menyalahkan Adjie atas tragedi di masa lalu. Tetapi atas bujukan Astrid, Ladya mengalah dan dengan sungkan ikut mengantar ke bandara
Perjalanan terhenti ketika seorang perempuan cantik menghampiri mereka dengan cemas dan lingkung. “Nama saya Maya. Saya baru saja dirampok,” ujarnya. Berniat menolong, mereka pun mengantar perempuan ini pulang
Sesampainya di rumah Maya, mereka diperkenalkan kepada seorang perempuan anggun dan misterius bernama Dara. Disinilah niat tulus dan maksud baik menjadi awal bencana
Siapakah Dara sebenarnya? Apa yang diinginkan oleh sosok-sosok lain penghuni rumah tersebut? Adakah harapan untuk selamat bila keluar dari rumah itu saja tampak mustahil?
Malam ini, semuanya tak akan baik-baik saja
Film ini benar-benar film horror mencekam. Horror bukan karena hantunya tapi karena kesadisannya. Menonton film ini mengingatkan saya pada film-film luar seperti Halloween, SAW. Darah demi darah keluar di dalam film ini secara terus menerus dan tiada henti. Semua tokoh diberikan darah itu satu demi satu.
Dasar film ini pun kalau boleh dikata mirip-mirip dengan Hallowen. Kesadisan dalam membunuh. Namun yang membedakan di sini saya masih belum menangkap ‘why’ nya. Kalo dalam film Halloween diceritakan asal muasal sampai ke pelaksanaan. Di sini kurang digarap alasan semua ini terjadi kecuali adanya transaksi jual organ tubuh. Itu saja.
Namun secara keseluruhan film ini memang sebagaimana teman-teman saya sering katakan dalam setiap kesempatan – FILM DARAH INDONESIA yang patut ditonton. Saya sangat suka dengan acting dari Shareefa Danish sungguh-sungguh mencekam melihatnya. Matanya itu juga sangat-sangat menakutkan. Demikian juga acting dari Arifin Putra. Jika biasanya kita melihat baik Shareefa maupun Arifin dalam konteks lucu, menggemaskan ataupun manis. Di sini kita seperti diberitahukan sisi lain dari mereka. Sungguh membuat hati gregetan saat lihat mereka.
Saya akan memberikan film ini 4 dari 5 bintang untuk sebuah keindahan darah dalam film.
Reposted from ryanfile.blogspot.com (originally posted on: April 2, 2010)