“saya rugi ah kalau seperti itu… lebih baik saya gak lakukan”
Dalam kehidupan pekerjaan ini, akan banyak hal yang terjadi termasuk di dalamnya adalah kita belajar untuk hal-hal baru, mulai dari sistem kerja baru, aplikasi yang dibuat untuk memudahkan pekerjaan dan lainnya.
Dan saat kita memasuki dunia kerja yang baru, sudah barang tentu, akan ada orang yang lebih berpengalaman dibandingkan kita. Pertanyaan untuk kita yang baru adalah: “apakah kita ingin belajar?”
Namun, sebenarnya ada satu hal lagi yang perlu dipertanyakan – bukan kepada kita yang baru masuk – tapi pada mereka yang lebih senior di tempat kerja itu. “apakah ingin berbagi ilmu?”
Rugi
Rasanya adalah wajar kalau sang senior merasa rugi untuk berbagi ilmu. Kenapa? Karena dia mempelajarinya dengan tidak mudah. Membutuhkan waktu panjang (mungkin dia sendiri mempelajarinya lebih dari 5 tahun) untuk dapat seperti dia sekarang. Menguasai pekerjaannya dengan baik.
Terus kenapa juga harus berbagi dengan orang baru (yang mungkin malah akan menggesernya). Ini bisa saja terlintas dalam benak semuanya dan wajar kok kalau menurut saya. Kenapa juga harus mengajarkan si anak baru itu?
Benarkah berbagi itu rugi?
Tapi… benarkah kalau kita berbagi itu merugikan diri kita? Tidak menurut saya. Karena dengan berbagi, kita justru mengembangkan diri kita ke tahap berikutnya. Bahwa kita siap untuk melangkah ke tahap selanjutnya.
Maksudnya apa sih?
Ok… gini contohnya.
Seorang karyawan, sebut saja A, sudah bekerja 10 tahun di perusahaan. Dia bekerja di bagian Purchasing, dan sejak 5 tahun lalu, dia sudah menjabat sebagai Supervisor di bagian itu. Saat ini, memang tidak ada posisi Manajer sehingga semua dilakukan oleh supervisor dan staff saja. Nah… tak lama kemudian, ada seorang staff baru masuk. Apa yang harus dia lakukan?
Si A pun berpikir. Kalau dia mengajari anak baru itu, sebut saja C, tentu akan membantunya dalam pekerjaan. Karena memang tujuan dipekerjakannya anak itu adalah untuk membantunya. Tapi… bagaimana kalau ternyata si C ini hebat. Dan akhirnya nanti dia yang dikenal dan akhirnya A ditendang karena C ini lebih baik?
Nah…
Dilema seperti itu saya yakin pernah dialami, yah mungkin juga tidak dalam hal pekerjaan, tapi dalam berorganisasi dan lainnya. Yang perlu ditanyakan jika pertanyaan di atas muncul adalah…
‘Yakin kalau kamu akan digantikan? Baru juga si C masuk, dah ketakutan aja. Apakah memang dirimu sendiri yang sudah tidak becus sehingga harus digantikan?’
Sebenarnya… memberi dan mengajarkan rekan kerja baru (membantunya) tidak akan – sedikitpun – akan merugikan kita kok.
Gini:
Kalau kita mengajarkan si C ini segala hal yang kita tahu dan C perform, apakah tidak mungkin atasan akan melihat C ini mampu karena kita juga mampu mengarahkannya dengan baik? Dan jika dirasakan C ini memang bisa dan kemudian diangkat jadi Supervisor, masa kita masih jadi Supervisor? Pastinya akan ada kenaikan pangkat bagi kita sendiri – tentunya dengan catatan, kita tidak melakukan kesalahan besar ya.
Jadi…
Kenapa takut rugi berbagi? Toh… dengan berbagi sebenarnya kita mengembangkan diri kita kan? Mengajak kita berkembang menjadi lebih dan lebih lagi.
Masih ada yang ragu untuk berbagi?
29 Comments
Reblogged this on BLOG GURU MUSI BANYUASIN.
yang takut berbagi pikirannya blom terbuka deh ya..
cara bukanya gimana mba?
banyak gaul..
kalau orangnya memang tidak suka bergaul gimana mba?
banyak baca.. berbagai tema.. kalu ga suka gaul ya udah hidup di dunianya sendiri.. gapapa kog, pilihan sendiri..
Yang ndak mau berbagi ilmunya mandeg. Kalo berbagi khan jadi mikir besok harus lebih baik
setuju
dari apa yang saya lihat dalam keseharian, biasanya orang yang mau berbagi itu cukup terbuka, banyak bertanya dan mau menerima masukan, sehingga ilmunya juga berkembang, sedangkan yang tidak mau berbagi seringnya jalan ditempat, karena dia merasa paling tahu, sehingga merasa terancam jika pengetahuannya dibagikan …
benar juga ya mas.
baru kepikiran logikanya sekarang.
ilmu itu kalau dibagi pasti akan bermanfaat yaa
jadi ga boleh takut rugi,,, ^_^
setuju…
Klo ada yg tdk mau berbagi ilmu, mungkin punya pengalaman pahit, dulu dia si A royal sharing ilmu, tp begitu A butuh sesuatu, butuh informasi ternyata tidak semua orang mau berbagi ilmu dg nya. Apakah A salah klo dia jadi berubah sikapnya & pemikirannya? So tergantung pribadi masing-masing, tidK dapat ilmu dari satu orang cari dari yg lain ;).
gak salah kok mba menurut saya, sangat manusiawi bahkan.
saya sih berpikirnya begini, Kalau kita berpikir bahwa ilmu itu kita saja yang punya, apa yang menjamin bahwa orang di bawah kita tidak mendapatkannya dari orang lain, dari buku, dari internet, dari coba-coba. Tidak ada yang bisa menjamin. Sebuah rahasia atau ilmu lambat laun pasti akan terbuka. Dan ketika orang lain telah mengetahuinya, kita sendiri yang akan rugi, karena kita telah kehilangan kesempatan untuk berbuat kebaikan dengan membagi ilmu kepada orang lain…
Apakah masih yakin bahwa orang lain tidak akan menemukan sumber ilmu lain selain diri kita? Coba pikir lagi.
pemikiran yang mantap mas.
alangkah indahnya jika semua memiliki pemikiran yang sama.
Ooh tidak indah Mas Ryan, yang indah itu kalau ada yang berbeda… hehehehe
berbeda tapi berbagi ya
sip om, saling berbagi, saling memahami dan menerima perbedaan pemikiran, damai ^^
aku malah senang, Bro, kalau bisa berbagi ilmu. apalagi ada staf yg lebih pintar atau terampil daripada aku. karena pekerjaan otomatis lebih ringan, dan waktu yg ada bisa digunakan untuk belajar.pekerjaan yg lain… selain itu, kalau aku nggak ada di tempat tugas, ada yg bisa mewakili.
bener tuh mas. tapi jarang yang berpikir seperti itu.
lebih senang: ‘ah… biar saya saja yang tahu dan bisa. kalau perlu yang lain ‘ngiba2’ minta ke saya.
sayang ya mas kalau sikap seperti itu.
aku komen lg nih Ryan… 😛
ah bunda… komennya… 🙁
hahaha… seneng deh liat Ryan ceberut gitu.. 😛
aku dizolimi ini 😛
huahahaha.. *sungkemin Ryan 😛
*nangis*
berbagi tak pernah merugi 😛
*toss*