Pagi ini saya bangun dan membaca Path (gimana gak termasuk yang social media freak coba), beberapa teman mengunggah foto tentang Hari Guru Nasional. Saya sendiri sebenarnya tidak tahu apakah hari ini benar Hari Guru Nasional atau bukan? Jadi, saya pun browsing deh, biasa tanya mbah Google kalau gak paham.
Baca juga: 5 Tanda Kalau Kamu Social Media Bangetttt
Pas buka google di tab baru pun ternyata, logo Google Indonesia hari ini menggambarkan Hari Guru Nasional alias Teacher’s Day. Nah berhubung sedang memperingati hari guru, pengen ngolek kenang-kenangan dengan guru-guru saya ah.
Hari Guru Nasional Di Indonesia
Sebelumnya, saya ingin masukkan dulu informasi yang saya dapatkan dari Wikipedia untuk peringatan hari guru nasional di Indonesia yak… boleh dong. Jadi di Wikipedia, dituliskan kalau hari guru nasional ini diperingati setiap tanggal 25 November – bersamaan dengan hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).
Hari Guru Nasional diperingati bersama hari ulang tahun Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari Guru Nasional bukan hari libur resmi, dan dirayakan dalam bentuk upacara peringatan di sekolah-sekolah dan pemberian tanda jasa bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Guru di Indonesia dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa – dikutip dari Wikipedia
Sejarah singkat mengenai PGRI ini adalah awalnya tahun 1912 bernama Persatuan Guru Hindia Belanda. Kemudian pada tahun 1932 berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia. Pada saat masa penjajahan Jepang, segala organisasi dilarang, PGI pun tidak melakukan aktivitasnya.
Setelah kemerdekaan RI, diselenggarakanlah Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24-25 November 1945 di Surakarta. Terbentuklah Persatuan Guru Republik Indonesia pada tanggal 25 November 1945 dengan 3 tujuan:
- Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia
- Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran dengan dasar-dasar kerakyatan
- Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya
*Sumber: Wikipedia Tentang PGRI
Kenangan Tentang Guru – Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Udah segitu aja ya sejarah tentang PGRI-nya. Sekarang curhat dikit soal guru-guru yang pernah mengajar saya sejak SD hingga Kuliah dulu. Begitu banyak guru yang telah hadir dalam kehidupan saya dan juga mengajarkan banyak hal.
Saya ingat betul kalau dulu itu selalu digembor-gemborkan kalau Guru itu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Betul gak? Nah memang mereka ini pahlawan dalam hidup saya, selain orang tua, teman, saudara, orang yang melintas di jalanan – loh kok banyak banget yak. Bagi saya, pahlawan itu banyak ditemui dalam hidup kok. Inspirasi datang dari mana saja kan.
Baca Juga: Tulisan Tentang Inspirasi Hidup
Nah, guru-guru yang saya bahas memang hanya dikit tapi tidak terbatas dari mereka saja loh. Pokoknya, selamat hari guru nasional ya untuk guru-guru tercinta. *kiss*
Guru Saat SD
Sebenarnya saya pernah menuliskannya di blog Pikiran Random saya mengenai guru-guru SD saya. Pas jaman saya SD, satu guru menjadi wali kelas dan mengajarkan semua mata pelajaran. Saya kurang tahu kalau sekarang bagaimana.
Baca juga: Kisah Inspirasi Dari Guru
Yang saya ingat adalah wali kelas 4 saya waktu itu. Dia ini guru killer kalau istilah anak sekarang sih. Dia ini keras dalam mengajar. Dulu sih saya sangat takut banget sama dia. Tapi sekarang? Saya bsersyukur bisa diajarkan dia. Dia membuat saya yang sekarang kan?
Jadi dulu itu saya, selama kelas 4 SD, saking takutnya, selalu membawa semua buku pelajaran dan bahkan lem aibon pun saya bawa tiap hari. Pokoknya tas saya penuh deh. Sampai pernah suatu hari lem aibon saya tumpah dan bikin semua buku pelajaran saya nempel abis.
Eh tapi, saya ingat banget pas 4 SD ini juga, saya memahami kenapa saya menyukai warna favorit saya. Jadi suatu hari ada prakarya. Kita diminta membawa kendi polos dan cat. Nanti dibuat prakarya gaya baru.
Saya bawa warna hijau. Awalnya beliau agak gak setuju dengan warna hijau yang sudah saya bawa. Tapi tetap dilanjut. Kami diminta mengecat kendi dengan cat yang kami bawa. Terus setelah kering, kendi tersebut dicelupkan ke dalam ember berisi air dan cat-cat sisa dari semua murid. Hasilnya? Kendi abstrak yang cantik. Dan ternyata warna hijau saya bagus banget sebagai warna dasar. 😛
Guru-guru lain saat SD juga banyak yang mengesankan. Pokoknya saya suka banget jaman SD saya. Guru-gurunya keren-keren. Saya dan teman-teman pas kelas 6 SD juga menyanyi Hymne Guru sebagai perpisahan. Terima kasih Guru – Selamat Hari Guru Nasional untuk kalian.
Guru Pas SMP
Nah beda dengan jaman SD, di SMP saya mendapat wali kelas dan juga guru-guru yang berbeda setiap mata pelajaran. Awalnya bingung sih karena jadi banyak banget guru yang harus diingat. Tapi lama-lama kebiasaan juga kok.
Yang paling saya ingat di jaman SMP ini adalah guru kesenian saya. Dia mengajarkan saya untuk terus mengejar mimpi dan jangan malu kalaupun kebisaan kita itu berbeda dari yang lain. Kenapa dia bilang gitu?
Tak lain karena saya bermain suling – jarang sekali teman lelaki saya pas SMP yang main suling juga. Saya sempat masuk juga dalam grup musik dan main suling di gereja. 😛 Seneng rasanya – walau sekarang dah lupa caranya dan entah di mana sulingnya.
Baca juga: Kejar Passionmu – Belajar dari Review Film Whiplash
Yang paling menakutkan adalah guru olahraga kalau pas jaman SMP ini. Orangnya suka teriak-teriak marah gitu. Apalagi ke orang yang berbadan agak besar. Saya termasuk di dalamnya. Sering kena teriakannya. Tapi bikin saya makin termotivasi buat nunjukkin kalau saya bisa. Akhirnya pas ambil nilai olahraga voli dia cuma diam karena serve saya bagus. 😛
Selamat Hari Guru Nasional ya Bapak Ibu Guru.
Guru Jaman SMA – SMK ding
Saya sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan dengan bidang study Akuntansi. Namanya juga sudah dewasa gede, jadi pelajaran pas jaman SMK ini agak lebih berat. Paling berat yang saya rasakan pas jaman ini adalah pelajaran Bisnis Indonesia.
Karena harus menghafal. Dan yang dihafalkan itu isinya beberapa point penting – biasanya setidaknya ada 9 butir yang harus dihafalkan untuk satu sub bahasan (iya, cuma sub bahasan). Dan saya itu agak susah kalau menghafal. Jujur aja. Kalau ada 9 point yang harus dihafalkan, saya cuma bisa 8. 😛
Tapi saya suka pelajarannya – kadang saya hafal pointnya (pakai yang dulu sempet dikenal dengan titian keledai itu) dan mengarang untuk penjelasannya. Hehehe. Yang saya suka lagi, selain mata pelajaran Akuntansi adalah pelajaran Wirausaha.
Baca juga: Tulisan tentang Wirausaha
Kami itu disuruh jualan. Seru banget deh pokoknya. Bikin daftar barang yang dijual apa aja, terus promoin dan jualan. Pokoknya waktu itu saya dan kelompok masukkin semua barang yang bisa kami jual. Saya sih memang ada juga jualan di koperasi pas SMK ini – titipan doang (saya dapat bagian doang).
Guru Pas Kuliah – Dosen
Kuliah saya kan unik ya… dapat program beasiswa gitu dari salah satu bank di Indonesia ini. Pendidikan setara S1. Nah setiap hari tugas kami itu belajar dan belajar dan belajar. Salah satu dosen yang saya ingat banget itu dosen akuntansi saya.
Dosen internal di tempat saya kala itu. Dia ini sangat cantik banget dan baik. Dia satu-satunya yang memanggil saya dengan Brian. Hehehehe. Dan dia juga yang mengajarkan pentingnya networking dalam hidup. Sayang kemarin pas reuni saya gak bisa ikutan. Hiks… Jadi gak ketemu beliau deh.
Baca juga: Pentingnya Jaringan Dalam Hidup
Terima Kasih dan Selamat Hari Guru Nasional
Itu sih sekilas tentang guru-guru yang pernah ada dalam hidup saya. 😀 Selain ya tentunya guru yang setiap saat ada dalam hidup, seperti misalnya guru blogger saya (Dani, Mbak Carra, dan lainnya). Termasuk juga blogger mentor di BEC yang super kerenz.
Terima kasih banyak sudah jadi guru dalam hidup saya dan Selamat Hari Guru Nasional untuk kalian semua. Kalian memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa yang akan selalu ada di hati setiap orang yang pernah berkenalan dengan kalian.
26 Comments
Aaa, postingan saya dengan tema yang sama belum selesai, sudah keduluan sama ko Ryan. Hahaha..
Selamat hari guru nasional! 🙂
Hahaha. Ayo post.
Selamat hari guru nasional untuk semua pahlawan tanpa tanda jasa
Ngerjain postnya sambil ngerjain kerjaan kantor ni. Wakakaka
Hahahaha. Semangat kakak. Eh kan lg lunch time ini.
Sudah sudaaah sudaaaah dipost, hahaha 😀
Iya. Dpt emailnya barusan. Blm baca sih. Br separuh. Hehe
Thanks for reading 🙂
Selamat Hari Guru
Selamat Hari Guru.
Selamat Hari Guru 🙂
Selamat hari Guru
Selamat hari Guru
Selamat Hari Guru Nasional bang. Ada kenangan apa bang?
Udah dijawab di komen satuan ye :p
[…] gambar seperti featured imagenya saya. Anyway, post ini diinspirasi oleh gambar itu loh bukan postnya Ko Ryan yang duluan ngepost *kibasrambut* […]
Selamat hari Guru. Senang dech baca kisah tentang masa sekolah. Kalian bisa ingat detail apa yang berkesan dari guru yang ngajar dan nama gurunya.
Sedangkan aku yang amnesia akut ini ditanya tentang guru favorite aja lupa. Kadang ingat wajahnya tapi sudah nga ingat nama.
Selamat Hari Guru Nasional Lina.
Gw juga kadang lupa nama sih. Wajah ingat.
Guru pengajian, kalau orang Bali bilang, adalah bagian juga dari orang-orang yang membentuk diri kita yang sekarang. Saya membaca hal itu dalam tulisan ini :hehe. Selamat hari Guru, ngomong-ngomong sekarang masih in contact dengan guru-guru itu tidak, Mas? Dan, dulu bawa-bawa lem aibon buat apa Mas? Memangnya ditugaskan oleh si guru itukah?
Lem aibon buat prakarya Gar (padahal gak pernah dipake coba… :P)
beberapa masih Gar. beberapa lost contact nih.
Dirimu gimana?
Saya kok agak malu ya ketemu guru-guru masa lalu karena banyak punya kenangan memalukan :haha.
Memalukan apanya? Cerita dong *ambil popcorn*
Hah, apa? Nggak ada, ngapain cerita yang bikin malu :p.
Selamat hari guru! 🙂 Semoga pendidikan di Indonesia semakin maju! *gak nyambung ya? Huehehhe. Gw jadi ngebayangin kendi yang bagus dengan warna dasar hijaunya Yan. Trua mau dipanggil Brian? Bri deh biar ikrib. 🙂
Jangan dong. Itu khusus. ?
Hiks. Kendinya ilanggg.
Selamat hari guru buat mas Ryan.. Bagi saya, mas Ryan juga udah jadi guru di dunia blogging ini. 🙂
Maap ye, telat sehari 😀
Aihhh. Saya guru? *langsungngumpetpetpetpet*