Catatan: tulisan reportase, opini dan harapan akan Terminal 3 Soetta ini cukup panjang (1700an kata). Jangan baca jika tidak ingin bosan.
Bicara soal bandara, saya punya pengalaman di mana saya harus transit dan berdiam diri di Bandara Internasional Schiphol selama 13 jam. Untungnya gak sampai harus bermalam di bandara. Tapi pengalaman itu seru sih karena bandaranya sendiri memang nyaman untuk mereka yang transit.
Dan ketika transit tersebut, saya menyadari fungsi dan peranan bandara kalau memang membuka diri sebagai bandara transit. Dan Terminal 3 Soetta yang baru (sempat mengusung nama Ultimate) ini diarahkan untuk menjadi bandara transit, menurut Direktur Utama Angkasa Pura II – Bapak Budi Karya Sumadi (sumber: Tempo).
Kalau memang ditetapkan sebagai bandara transit, tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti fasilitas yang memang memadai dan membuat penumpang “MAU” menghabiskan waktunya di sana. Termasuk juga mengenalkan Indonesia dalam bandara itu.
Terminal 3 Soetta – Menjadi Bandara Transit, Mungkinkah?
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Angkasa Pura II tanggal 2 Juli 2016 lalu, dijelaskan beberapa fasilitas serta apa saja yang ada di T3 Soetta yang baru ini. Pak Haerul dari Angkasa Pura II menjelaskan juga teknologi yang digunakan dalam Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta yang baru (akan dijelaskan lebih lanjut di bawah).
Tujuan, Kapan dan Budget Pembangunan T3 Soekarno Hatta
Seperti yang dikutip oleh harian Tempo di atas, tujuan dibangunnya Terminal 3 Soekarno Hatta (Baru) ini adalah untuk mengakomodasi Indonesia sebagai bandara transit. Angkasa Pura II melihat ada beberapa hal yang menjadi faktor pembangunan terminal baru ini.
Salah satunya adalah di mana Indonesia kehilangan potensi penumpang dari Australia yang hanya melewati Indonesia begitu saja. Totalnya mencapai 13 juta penumpang per tahun – lewat begitu saja langsung ke Singapura. Kemudian, ada banyak komplain dari penumpang yang “luber” di terminal yang sudah ada saat ini.
Pembangunan Terminal 3 Soetta ini sudah dimulai sejak 3,5 tahun yang lalu dengan total budget mencapai 7 Triliun. Dana pembangunan berasal dari dana Angkasa Pura II sendiri, pinjaman dari bank (lokal dan luar) serta penerbitan obligasi (yang berhasil mendapatkan 2 Triliun).
Ketika acara buka bersama kemarin, Pak Haerul menjelaskan bahwa saat ini Terminal 3 Soetta baru ini sudah siap untuk dioperasikan. Tinggal menunggu hasil verifikasi dari pihak terkait. Memang belum beroperasi secara keseluruhan, tapi secara partial sudah bisa dibuka.
Nuansa T3 Soetta Baru
Modern with Traditional Content
Itu penjelasan dari Pak Haerul ketika saya tanya apa sebenarnya nuansa Terminal 3 Soekarno Hatta ini. Saat ini orang lebih membutuhkan fungsi dan fasilitas di bandara. Hal ini yang ingin didapatkan oleh Angkasa Pura II melalui terminal terbaru mereka ini.
Secara tampak muka, memang kita disuguhkan dengan tampilan yang modern – mirip dengan Terminal 3 yang sudah ada. Sisi tradisional ditampilkan melalui konten yang ada di dalam terminal. Dan nantinya akan dihiasi dengan lebih banyak kearifan lokal, tutur Pak Haerul.
Kearifan lokal ditampilkan juga melalui Seni Penjor yang dipasang di gerbang masuk Bandara Soekarno Hatta ini. Penjor sendiri berarti selamat datang kepada para tamu. Ada juga akan dipasang Patung Garuda setinggi 18 meter karya I Nyoman Nuarta (rencananya Agustus 2016).
Selain itu akan ada replika pesawat Seulawah yang merupakan pesawat RI1 pertama dari Aceh. Sedangkan Patung Soekarno Hatta yang selama ini kita lihat, akan dipindah ke Bundaran Prasasti.
Dengan total luas terminal kurang lebih 422ha, di dalam bangunan Terminal 3 Soekarno Hatta baru akan menampilkan beberapa karya seni lukis dari pelukis Indonesia yang sudah mendunia. Sebut saja Sudono W. Kusumo, Eko Nugroho, Angki Prubandono, Indieguerillas dan masih banyak lagi.
Bangunan T3 Soetta ini pun akan ada 6 island yang masing-masing akan memiliki 24 Check in Counter. Masing-masing check in counter ini akan mengambil bentuk bangunan adat Indonesia.
Sisi modern terminal 3 Soekarno Hatta ini juga tampak dari sisi teknologi yang dipakai.
Saksikan video tentang Terminal 3 Soekarno Hatta dari Pejalansenja.com ini
A video posted by Milestone ☕️ (@pejalansenja_id) on
Teknologi Baru di Terminal 3 Soetta
Adalah keinginan meningkatkan pelayanan kepada para penumpang yang datang ke terminal 3 Soekarno Hatta baru ini. Karenanya dipasang beberapa teknologi yang diharapkan akan menambah faktor itu.
1. Baggage Handling System (BHS)
Sistem bagasi otomatis ini akan akan menghantarkan bagasi dari checking point ke tempat pesawat yang dituju. Sistem ini pun disebutkan akan mampu mendeteksi bagasi yang dianggap berbahaya, seperti membawa bom.
2. Airport Security System (ASS)
Sistem ini berfungsi layaknya intelijen. Memungkinkan CCTV yang dipasang mengenali atau mengidentifikasi wajah, DPO atau TO.
3. Fully Intelligence Building Management System (IBMS)
Sistem yang satu ini mengatur Terminal 3 Soetta menjadi bangunan eco green (ramah lingkungan). Dia mengatur pengeluaran air, penggunaan listrik dan lainnya. Selain itu sistem penerangan juga menggunakan teknologi yang mengatur terang dan redup tergantung cuaca.
4. Rain Water System
Teknologi ini digunakan untuk memanfaatkan air hujan agar dapat digunakan sebagai air bersih.
5. Recycle Water System
Sistem pengolahan air toilet untuk digunakan kembali menjadi air toilet. Dengan sistem ini diharapkan akan membantu dalam penghematan penggunaan air.
Dengan sisi modern (baik dari sisi bangunan maupun teknologi yang digunakan) serta art kearifan lokal, Terminal 3 Soetta ini diharapkan akan mampu melayani domestik dan internasional.
Tenant dan fasilitas lain di T3 Soetta
Salah satu fasilitas di bandara, terutama bandara transit, adalah tenant. Terminal 3 Soetta sendiri sudah mengumumkan nama-nama tenant yang akan ada di terminal baru ini. Adapun tenant tersebut adalah:
Fasilitas lain yang disediakan di Terminal 3 Soekarno Hatta ini adalah kids corner – untuk anak-anak bermain, lounge luas dengan kursi yang nyaman, dan juga area untuk kita charging alat elektronik kita.
Opini, Masukan dan Harapan untuk Terminal 3 Soetta
Okay, balik lagi ke laptop topik awal yang saya sebutkan. Bandara transit – tujuan pembentukan Terminal 3 Soetta baru ini. Berikut ini opini personal saya setelah datang dan melihat lansung Terminal 3 Soetta sebelum operasional ini.
Disclaimer: Saya bukan ahli design bangungan, seniman ataupun aviator expert. Opini berikut adalah masalah taste saya pribadi dan hasil membandingkan dengan pengalaman di bandara transit sebelumnya.
Adalah satu kebanggaan bagi saya pribadi melihat Angkasa Pura 2 memperhatikan keluhan penumpang dan membangun terminal 3 baru ini. Dan juga menjadikannya bandara transit untuk kemajuan bangsa. #BanggaIndonesia memang cukup pantas kita pegang dalam hal ini.
Terminal 3 Soekarno Hatta baru ini menurut saya adalah jalan untuk menjadi lebih baik lagi. Sebuah project besar (lihat saja budget yang dikeluarkannya itu) yang bukan untuk menandingi bandara lain yang jauh lebih ternama. Saya yakin jika kita ingin menandingi, ada banyak hal selain masalah bangunan bandara saja.
Masalah Delay Landing Pesawat
Sebagian besar permasalahan sudah boleh dibilang terjawab dengan pembangunan terminal 3 Soetta ini. Namun permasalahan utama masih belum terjawab, yaitu:
Permasalahan penerbangan kita: Delay saat take off ataupun landing.
Saya masih ingat ketika saya menggunakan Garuda Indonesia beberapa tahun silam, saya harus mengantri di udara kurang lebih 15 menit untuk mendarat. Traffic pesawat di bandara-bandara Indonesia, khususnya Bandara Soekarno Hatta termasuk tinggi.
Hal ini juga saya tanyakan kepada Pak Haerul dalam acara kemarin. Dan beliau mengatakan bahwa ke depannya akan disiapkan sistem Exit Rapid Traffic – yang diharapkan akan mendorong percepatan landing setiap pesawat. Namun pastinya kapan, masih belum diketahui.
Jika memang kita ingin mendapatkan traffic ke negeri Indonesia tercinta ini, masalah landing dan take off ini menjadi salah satu faktor penentu, menurut saya. Jangan sampai pengunjung merasa jera karena harus antri ketika mendarat.
Fasilitas Terminal Bandara
Selain itu, terkait fasilitas. Fasilitas yang disediakan di Terminal 3 Soetta, saat melihat langsung kemarin sudah jauh lebih baik dibandingkan yang sebelumnya. Dalam hal ini, sebagai bandara transit, T3CGK sudah memperhatikan juga masalah toilet untuk mandi.
Hal ini saya rasakan ketika mengalami transit di CDG – Paris dan juga Schiphol Belanda. Setelah penerbangan jarak jauh, saya benar-benar butuh yang namanya mandi. Penyegaran. Untuk hal ini Angkasa Pura 2 perlu mendapatkan jempol karena sudah memikirkannya.
Selain itu, berikut ini beberapa masukan dari saya mengenai fasilitas di Terminal 3 Soetta:
- Fasilitas kids corner. Adalah bagus AP2 memikirkan anak-anak, sebagaimana disampaikan Cut Memey dalam acara kemarin, yang gak bisa diam. Tapi saran saya pribadi, kids corner ini ada baiknya dibuat lebih besar dan dibuatkan ruang khusus, jangan di tengah ruangan lounge. Kalau bisa buat ruang keluarga – agar orang tua yang menunggu juga ada kegiatan.
- Tenant – dalam hal konten bandara transit, adalah lebih baik diisi dengan lebih banyak tenant local yang menunjukkan jati diri Indonesia. Saat saya di Schiphol, saya tidak merasakan 13 jam karena saya bisa keliling sana sini mencari oleh-oleh khas Belanda. Mulai dari bibit bunga Tulip, kartu post, gantungan kunci hingga yang berkelas. Untuk hal ini bisa bekerjasama dengan Kementrian KUKM mungkin.
- Tempat istirahat. Jika memang Terminal 3 menjadi bandara transit, akan ada kemungkinan yang seperti saya saat di Belanda. Menunggu sekian lama dan membutuhkan istirahat. Fasilitas-fasilitas seperti tempat untuk istirahat selain kursi bisa jadi pertimbangan. Mungkin hotel transit. Ataupun juga kursi pijat gratis sebagaimana di Paris.
- Transport antar terminal. Jika di Changi, saya bisa pindah terminal dengan mudah. Saya berharap melihat ini juga di Soetta. Jadi kalaupun tenant yang saya sebutkan tidak ada di atas, bisa juga para penumpang transit mencari di terminal lainnya. Kereta tanpa awak memang sudah dikembangkan tapi hal ini masih menunggu bulan Maret 2017. Semoga bisa dipercepat.
Harapan akan Terminal 3 Soetta
Besar harapan saya pengembangan dan perbaikan atas Terminal 3 Soetta dan terminal lainnya tidak terputus di sini. Beberapa harapan saya adalah:
a. Pengembangan tidak berhenti di sini. Perkenalkan Indonesia melalui pintu masuk ini. Dan bukan hanya terminal 3 Soetta saja yang dibesarkan, terminal lama juga perlu dibenahi.
b. Fasilitas yang bagus dan ruangan yang rapi jangan sampai “dirusak”. Menjaga memang lebih susah. Tapi saya yakin bisa. Apalagi mendengar wawancara Bapak Budi Karya dengan Kompas, beliau sangat peduli akan masalah ini.
c. Pelayanan. Sebaik apapun fisik bangunan, jika tidak disertai dengan pelayanan dari orang-orang yang ada di Terminal 3 Soetta pada khususnya dan bandara Soekarno Hatta pada umumnya, akan sia-sia. Memang fungsi dan fasilitas menjadi perhatian, tapi service adalah kunci marketing di masa depan.
d. Kearifan lokal akan lebih banyak ditampilkan di pintu masuk negeri yang saya cinta ini.
Kesimpulan Akhir Tentang Terminal 3 Soetta
Pada akhirnya, saya mengucap salut kepada Angkasa Pura 2 dan segenap jajaran dalam membangun Terminal 3 Soetta ini. Sebuah langkah awal untuk membangung Indonesia yang lebih baik. Dan kita memang tidak bisa menyenangkan semua pihak, mengingat banyak pro dan kontra dalam pembangunan T3CGK ini.
Semoga Terminal 3 Soetta menjadi pintu masuk wisatawan dan pengunjung ke Indonesia. Dan bisa menjadi bandara transit sebagaimana diimpikan. Saya ucapkan terima kasih kepada Liputan 6 SCTV dan Angkasa Pura 2 atas kesempatan melihat Terminal 3 Soekarno Hatta sebelum operasional ini. Saya mohon maaf jika ada yang kurang berkenan di hati.