Tidak Ada Yang Abadi – Siapkah Kita

Tidak Ada Yang Abadi – Siapkah Kita

Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, dua om saya meninggalkan dunia ini. Satu dari sisi almarhum ayah, satu dari mama saya. Memang keduanya sudah keluar masuk rumah sakit, tapi kepergian mereka tetap tidak terduga. Hanya satu yang terlintas dalam pikiran saya: Siapkah Kita??? 

Semua akan pergi. Tidak ada yang abadi. Yang ada hanyalah kenangan. Dan “warisan” untuk hidup. Siapkah kita dengan warisan kita. 
Seorang teman berkata di path saat post tentang blogging dari Neng Lia muncul: 

Blogger meninggalkan blognya sebagai warisan

Apakah sudah cukup kita meninggalkan warisan itu? Karya kita? 

Om Steve Job berkata

Hiduplah seakan hari ini adalah hari terakhirmu. Berikan yang terbaik untuk hari ini. 

Mungkin itulah nasihat paling tepat yang bisa kita pakai pada akhirnya. Jangan sampai ada lagi what if dan pertanyaan: siapkah kita saat ajal menjelang. 

Selamat jalan Kucong. Selamat jalan Akiu. 

19 Comments

  • Ikut berduka cita untukmu ya Ryan. Semoga yang berpulang mendapat kebahagiaan disisiNya dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan penghiburan.
    Kalau di Islam ada hadits seperti ini “Bekerjalah untuk duniamu seperti engkau akan hidup selamanya, beramallah untuk akhiratmu seperti engkau akan mati esok hari” umur ga bisa ketebak sampai kapan, yang terpenting kita seimbang dalam mempersiapkan diri sendiri.

    • Makasih Den. Hadits nya bisa gw terapkan juga. Makasih ya

  • Turut berduka cita ya Febriyan..
    jadi bahan renungan juga, kita mau ninggalin warisan apa kepada yang kita tinggalkan.

  • Turut berduka ya Mas. Yg meninggalkan dunia pun tetap bisa memberikan pelajaran bagi yg masih hidup. Tinggal pe er kita gimana bisa mengambil pelajarannya dan berubah menjadi lebih baik *ngomong sama kaca*

    • Ikutan ngomong ma kacanya dong Fitri *eh panggil Fitri gpp kan?* namamu mirip sm kakakku.
      Moga bisa selesaikan PR kita yak

  • Ryan, Om berdua sudah menyelesaikan bagiannya, berlari dengan setia hingga finish, mahkota bersamanya.
    Semoga setiap keseharian kita juga berarti bagi lingkungan kita ya Ryan. Salam dan doa kami

    • Iya mbak Prih. Mereka sudah menyelesaikan tugas mereka sebaik mungkin.
      Amin mbak. Moga kita bisa. N makasih juga doanya mbak

  • Ira

    turut berduka cita mas Ryan..semoga amal ibadah mereka diterima Tuhan, aamiin
    memang di dunia ini tidak ada yg abadi ya

  • Turut berduka cita ya Kak Ryan. Btw, bagus juga kalo blognya dijadikan warisan, apalagi warisan buat anak-anak kelak *masih lama woy* *harus mulai bikin postingan rada bermutu dari sekarang*

    • Makasih Audris.
      Ayooo siapin warisan

  • Turut berduka cita mas 🙁
    Dalam seminggu kemarin juga dapet berita kehilangan 2x. Umur emang gak ada yang tau. Harus disiapin dari sekarang

    • Makasih Lia. Iya nih. Harus siap kita.

  • duh, tulisan berat nih 😐 ikut berduka cita ya mas…

    • Makasih mas Fahmi.
      Berat yak?

  • Hmmm. Duh mas, baru ngunjungin pertama kali ke sini, langsung ngena di postingan kayak gini. Harus siap deh ya. Turut berduka ya mas. 🙂

    • Makasih Mas Kresnoadi.
      Kita harus bersiap ya. Baca yang tentang kakekmu juga bikin berpikir saya

  • […] Hiduplah pada hari ini seakan hari ini hari terakhir kita – Steve Jobs. Sehingga pada saatnya nanti, kita akan pergi dengan bahagia. Renungan dari kejadian dua bulan terakhir ini. […]

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Lainnya

Digital Life

Tulislah… Just Write

Pernah merasakan bingung mau menulis apa? Boleh gak nulis ini apa mendingan jangan nulis ya? Saya pun merasakannya kok. Beberapa...

Artikel Lainnya

Family

Ini baru iklan I miss my dad

Mengerti …..

‘Saya mengerti perasaan Anda. Saya dapat memahaminya’ ‘Lo ga ngerti apa yang gw alami kan?’...

Whatever the mind of man can conceive and believe, it can achieve. –Napoleon Hill –...

subscribe now

Daftarkan email kamu dan dapatkan update terbaru di email.

Subscription Form